PPDB 2023

Tak Ada Murid Baru di SDN Sahurai 2 Batola, Guru Bersertifikasi Bakal Terdampak

Tak ada murid baru di SDN Sahurai 2. Sekolah itu, harus mengalami nol murid baru di Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2023

Editor: Hari Widodo
Banjarmasinpost.co.id/Mukhtar Wahid
Hari kedua masuk sekolah tahun ajaran baru 2023/2024, ruang kelas I ditempati siswa kelas II SDN Sahurai 2 belajar, Selasa (18/7/2023). Pada PPDB 2023 ini, tak ada satu pun siswa baru di sekolah itu. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, MARABAHAN  - Tak ada satu pun murid baru yang hadir di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Sahurai 2, Sungai Sahurai, Kecamatan Rantau Badauh, Baritokuala (Batola), pada minggu pertama tahun ajaran 2023/2024.

SDN Sahurai 2, harus mengalami nol murid baru di Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2023. Akhirnya, lokal kelas I yang disiapkan ditempati 18 siswa yang naik ke kelas II.

Kondisi ini, sebelumnya tak pernah dialami panitia PPDB di sekolah tersebut. “Tidak ada yang daftar. Mau apa lagi,” ujarnya Kepala SDN Sahurai 2, Junaidi Said, Selasa (18/7).

Junaidi mengaku satu bulan, pihaknya sudah mengumumkan PPDB 2023 lewat spanduk dan brosur. “Kenyataan hingga 17 Juli 2023, hari pertama masuk sekolah tidak ada murid baru yang mendaftar,” jelasnya.

Minimnya peminat diduga karena masyarakat memilih anaknya belajar pendidikan di sekolah bercorak agama Islam di madrasah yang hanya berjarak 1 kilometer dari SDN Sungai Sahurai 2.

Di Kalimantan Selatan (Kalsel), tak sedikit sekolah yang masih mengalami kondisi minim peserta didik baru. Di Banjarmasin, kekurangan siswa pada tahun ajaran baru kembali dialami sejumlah SMP. Dan salah satu yang mengalami adalah SMPN 25 Banjarmasin di Jalan Intan Sari, Kelurahan Basirih, Banjarmasin Barat.

Berdasarkan data Dinas Pendidikan (Disdik) Banjarmasin, SMPN 25 Banjarmasin mengalokasikan 160 siswa untuk lima rombongan belajar (rombel). Namun sejauh ini hanya mendapatkan 64 siswa atau baru mendapat dua rombel, alias kurang sekitar 96 siswa.

SMPN 25 Banjarmasin pun menjadi sekolah jenjang SMP di Banjarmasin dengan jumlah terbanyak kekurangan siswa. Hingga tahun ajaran baru berjalan, sekolah lain yang juga kekurangan siswa yakni SMPN 10 Banjarmasin, yang kurang sebanyak 74 siswa, SMPN 12 kurang 82 siswa, SMPN 13 kurang 26 siswa, SMPN 14 kurang 34 siswa, SMPN 17 kurang 68 siswa, SMPN 18 kurang 21 siswa, SMPN 22 kurang 34 siswa, SMPN 25 kurang 100 siswa, SMPN 28 kurang 60 siswa, SMPN 31 kurang 10 siswa, SMPN 32 kurang 50 siswa, SMPN 34 kurang, 75 siswa dan SMPN 35 kurang 10 siswa.

Dari penelusuran BPost, SMPN 25 Banjarmasin ini letaknya cukup pelosok, apalagi jika diakses melalui Jalan Ampera, Teluk Tiram. Padahal bila diakses melalui Jalan Purnasakti lebih mudah, karena jalan lebih lebar bahkan masih bisa menggunakan kendaraan roda empat.

Dari pantauan, meskipun jumlah siswa kurang namun aktivitas belajar mengajar berjalan dengan baik dan lancar. Khususnya saat ini sedang dalam tahap Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). “Memang kami masih kekurangan siswa. Tapi untuk aktivitas belajar mengajar berjalan seperti biasa,” ujar Kepala SMPN 25 Banjarmasin, Hairan SPd MPd, kemarin.

Hairan menerangkan minimnya jumlah siswa yang masuk di SMPN 25 Banjarmasin ini akan lebih berpengaruh terhadap guru, khususnya yang sudah tersertifikasi. “Karena guru bersertifikasi harus mengajar minimal 24 jam dalam seminggu. Kalau siswanya minim, tentunya bisa saja mereka harus mengajar atau pindah ke sekolah lain,” katanya.

Dibeberkan juga oleh Hairan bahwa pihaknya pun saat ini terus membuka pendaftaran bahkan secara offline, dengan harapan jumlah siswa pun bertambah. “Sebelum PPDB Online, kami sudah melakukan terobosan-terobosan yang bahkan sebelumnya belum pernah dilakukan. Mulai dari mendatangi sekolah-sekolah SD, menshare di media sosial, sampai memasang spanduk pengumuman di masjid-masjid,” jelasnya.

Terkait dengan minimnya jumlah siswa ini, Hairan juga membeberkan pihaknya pun menyiasatinya dengan cara membagi siswa yang seharusnya untuk dua rombel dijadikan tiga rombel.

Misalnya satu rombel normalnya adalah 32 siswa, maka dengan jumlah siswa baru sekitar 64 orang akan dijadikan sekitar 21 hingga 22 siswa saja per rombelnya. “Terpaksa disiasati seperti itu, agar guru bersertifikasi pun tetap tercapai jam mengajarnya,” tutupnya.

Terpisah Kadisdik Banjarmasin, Nuryadi menerangkan memang beberapa sekolah baik itu jenjang SD maupun SMP ada yang belum terpenuhi. “Semuanya mendapatkan siswa, namun memang ada yang belum terpenuhi sesuai dengan jumlah rombel yang diinginkan. Misalnya targetnya lima rombel, tercukupi tiga rombel saja. Dan ini tidak masalah,” katanya.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

Sampah Tanpa TPA

 

Renungan untuk TNI

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved