Kabar DPRD Tanah Laut

Hadiri Dharma Santi Nyepi, Ketua DPRD Tala : Inspirasi Jaga Keharmonisan Hidup Menuju Kebahagiaan

Ketua DPRD Tala baru saja menghadiri acara Dharma Santi Nyepi Tahun caka 1945 tahun 2023 bertempat di Desa Tajau Pecah, Kecamatan Batu Ampar

Penulis: BL Roynalendra N | Editor: Hari Widodo
Humas DPRD Tala
KETUA DPRD Tala Muslimin SE menghadiri acara Dharma Santi Nyepi Tahun Caka 1945 Tahun 2023 di Desa Tajau Pecah, Sabtu (15/7). 

BANJARMASINPOST.CO.ID, PELAIHARI - Wakil rakyat Kabupaten Tanah Laut (Tala), Kalimantan Selatan (Kalsel), selalu mengapresiasi dan mendukung peringatan hari besar keagamaan. Pasalnya, selalu ada hikmah besar yang terkandung di dalamnya untuk hidup dan kehidupan.

Terkini, pimpinan DPRD Tala baru saja menghadiri acara Dharma Santi Nyepi Tahun caka 1945 tahun 2023 bertempat di Desa Tajau Pecah, Kecamatan Batu Ampar. Acara itu berlangsung lancar, Sabtu (15/7/2023) kemarin.

Pada acara tersebut Ketua DPRD Tala Muslimin SE atas nama pimpinan dan anggota dewan menyampaikan salam hormat dan salam bahagia kepada seluruh umat hindu di Tanah Air, khususnya di Desa Tajau Pecah

"Semoga memasuki Tahun Baru Caka 1945 Tahun 2023 ini, umat hindu dapat menjalin kehidupan bersama yang harmonis, damai, dan sejahtera." ucap Muslimin.

Pihaknya menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih kepada pemerintah dan umat hindu serta masyarakat Desa Tajau Pecah yang telah berswadaya berpartisipasi sehingga acara tersebut terselenggara secara baik dan meriah

Muslimin menuturkan pada hakikatnya dalam memaknai Dharma Santi Nyepi Tahun Caka 1945 Tahun 2023 ada tiga elemen penting dalam hidup yang harus diselaraskan.

"Yaitu hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan sesama manusia dan manusia dengan alam, sehingga menjadi momen menumbuhkan danmemperkuat jati diri yang tercermin dari rangkaian ritual Catur Brata Penyepian yang sudah dilewati," paparnya.

KETUA DPRD Tala Muslimin SE (tengah) menghadiri acara Dharma Santi Nyepi Tahun Caka 1945 Tahun 2023 di Desa Tajau Pecah, Sabtu (15/7).
KETUA DPRD Tala Muslimin SE (tengah) menghadiri acara Dharma Santi Nyepi Tahun Caka 1945 Tahun 2023 di Desa Tajau Pecah, Sabtu (15/7). (Humas DPRD Tala)

 Dikatakannya, pada konteks kehidupan masyarakat multidimensional, multikultural, dan multi bentuk, mengedepankan nilai-nilai universal agama menjadi sebuah perhatian khusus sebagai bentuk keharmonisan dalam menjaga nilai kesatuan bangsa. 

Dalam menjaga nuansa kerukunan yang merupakan idaman massif dari masyarakat Indonesia, kata Muslimin, menjadi salah satu aspek yang sangat penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. 

"Agama diharapkan mampu sebagai perekat persaudaraan, persahabatan, dan persatuan secara mikro maupun makro," tandas politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Tala ini.

Sebagai bentuk rasa meyakini dan memahami ajaran agama dan kitab suci serta Pancasila yang dipandang sebagai dasar bernegara, sebutnya, diperlukan memahami sebuah konsep pluralisme dan multikulturalisme dalam perspektif kerukunan umat beragama. 

Pluralisme merupakan suatu sistem nilai atau pandangan yang mengakui keragaman dalam suatu bangsa. Esensi makna pluralisme tidak hanya diartikan sebagai sebuah pengakuan terhadap keberagaman suatu bangsa, tapi juga mempunyai implikasi-implikasi politis, sosial, dan ekonomi. 

Karena itu secara praktis pluralisme selalu dikaitkan dengan prinsip-prinsip demokrasi. Selaras dengan Dharma Agama dan Dharma Negara, prinsip demokrasi Indonesia saat ini kian bermakna sangat dirasakan karena menjelang pemilihan umum serentak tahun 2024. 

KETUA DPRD Tala Muslimin SE menyampaikan sambutan pada acara Dharma Santi Nyepi Tahun Caka 1945 Tahun 2023 di Desa Tajau Pecah, Sabtu (15/7/2023).
KETUA DPRD Tala Muslimin SE menyampaikan sambutan pada acara Dharma Santi Nyepi Tahun Caka 1945 Tahun 2023 di Desa Tajau Pecah, Sabtu (15/7/2023). (Humas DPRD Tala)

Perspektif kerukunan umat beragama menjadi suatu pondasi kebangsaan diiringi kedewasaan dan keimanan sehingga dapat menjadi senjata dalam melawan provokasi untuk mereduksi kohesi sosial.

Ketika terjadi berbagai bentuk sanjungan dan ujaran kebencian merebaknya baliho, pamflet, spanduk, dan iklan, maka umat Hindu khususnya harus senantiasa mengingat dan saling mengingatkan tekad yang dipancangkan pada momentum penting religius tersebut. 

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved