Tajuk

Kesadaran di Tingkat Dasar

Data Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Angka Kematian Ibu (AKI) pada 2022 angkanya 180 per 100.000 kelahiran hidup.

Editor: Alpri Widianjono
BANJARMASINPOST.CO.ID/MUKHTAR WAHID
Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Kalimantan Selatan (BKKBN Kalsel), Ramlan. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Angka Kematian Ibu (AKI) saat melahirkan di Kalimantan Selatan (Kalsel) harus menjadi perhatian.

Data Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), pada 2022 angkanya 180 per 100.000 kelahiran hidup.

Pada 2021, angkanya bahkan mencapai 224 per 100.000 kelahiran hidup.

Secara nasional, AKI di Kalsel masih kategori sedang.

Kendati demikian, Kepala Perwakilan BKKBN Kalsel, Ramlan, menyatakan, angka kematian ibu harus terus ditekan.

Pada 2023, targetnya bisa sampai 118 per 100 ribu kelahiran hidup. Banyak penyebab masih tingginya kematian ibu hamil di Kalsel.

Mulai dari pernikahan usia muda, masih minimnya sarana prasarana di beberapa wilayah, hingga masih ada sejumlah daerah pedalaman yang tak memiliki bidan dan lainnya.

Jumlah puskesmas di Kalsel belum merata. Satu kelurahan satu puskesmas saja belum terpenuhi.

Bukan tugas mudah sepertinya. Perlu dukungan dari berbagai pihak dan melibatkan listas sektoral.

Pemerintah pun mengaku tak bisa cepat, butuh waktu untuk bisa terus menekan angka kematian ibu hamil di Kalsel.

Pemerintah tentu tak bisa sendiri. Ada faktor yang bisa jadi sangat penting dalam menekan angka kematian ibu hamil, yakni masyarakat itu sendiri.

Kepedulian dan pengetahuan dari masyarakat sama pentingnya dengan upaya pemerintah melalui program-program yang disusun untuk mengurangi kematian ibu hamil.

Sejak usia sekolah, anak-anak harus diberikan pemahaman tentang kesehatan ibu dan bayi.

Bukan mengajarkan teknis, tapi tentang bagaimana pemahaman soal pentingnya menjaga kesehatan ibu dan bayi.

Kemudian peran dari tingkat dasar misalnya dari tingkat rukun tetangga (RT), khususnya untuk wilayah yang ketersediaan tenaga dan fasilitas kesehatannya masih kurang.

Tak hanya si ibu yang harus paham dan sadar, tapi juga lingkungan di sekelilingnya.

Pertanyaan bagaimana kesadaran di tingkat paling dasar tentang kesehatan ibu hamil harus terjawab.

Karena pada dasarnya, dengan pengetahuan dan kesadaran, resiko-resiko terburuk dari kesehatan ibu hamil bisa diminimalisasi. (Banjarmasinpost.co.id/*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

Pahlawan Prisma

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved