Berita Kab Banjar

Pemanfaatan Daun Kelor untuk Stunting, Warga Desa Mandiangin Barat Dapat Edukasi Prodi Farmasi ULM

Masalah stunting turut menjadi perhatian serius para dosen dan mahasiswa Farmasi ULM Banjarbaru di Desa Mandiangin Barat, Kecamatan Karang Intan

Editor: Khairil Rahim
Amalia Khairunnisa untuk Bpost
Masalah stunting turut menjadi perhatian serius para dosen dan mahasiswa Farmasi ULM Banjarbaru di Desa Mandiangin Barat, Kecamatan Karang Intan 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Masalah stunting turut menjadi perhatian serius para dosen dan mahasiswa Farmasi ULM Banjarbaru di Desa Mandiangin Barat, Kecamatan Karang Intan Kabupaten Banjar, Kalsel.

Para dosen dan mahasiswa ini melakukan kegiatan edukasi terkait kasus stunting dan pemanfaatan daun kelor sebagai produk nugget daun kelor dan jamu daun kelor.

Mereka juga melakukan pemeriksaan kadar gula darah, asam urat dan kolesterol secara gratis kepada warga setempat.

Kegiatan Program Dosen Wajib Mengabdi (PDWA) yang dilaksanakan oleh Prof. Dr.apt Sutomo, M.Si, Amalia Khairunnisa, M.Sc, apt Nani Kartinah, M.Sc dan Pratika Viogenta, M.Si diberi nama Sasirangan Banjar (Sarana Edukasi Penurunan Angka Stunting Anak, Pembuatan Jamu dan Resep Sehat).

Kegiatan edukasi terkait stunting dan pemanfaatan daun kelor disampaikan oleh Prof. Dr.apt Sutomo, M.Si.

Dilakukan pula pengolahan bahan fungsional sebagai makanan tambahan dalam rangka peningkatan status gizi khusunya pada anak dan balita di Desa Mandiangin Barat.

Baca juga: Farmasi ULM Bikin Minuman Terapi Pasien Kanker, Inovasi Pemanfaatan Daun Kelor dan Buah Bit

Baca juga: Dosen Prodi Farmasi ULM Edukasi Warga di Banjarbaru Bahayanya Konsumsi Jelantah Berulang-ulang

Amalia Khairunnisa, M.Sc memberikan edukasi Kegiatan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) sebagai upaya pencegahan stunting.

Dalam kegiatan ini dilakukan pemanfaatan daun kelor sebagai produk nugget daun kelor dan jamu daun kelor oleh Amalia Khairunnisa, M.Sc.

"Kelor dipilih karena terdapat protein yang memiliki kandungan zat besi sehingga dapat mencegah potensi stunting atau kondisi gagal pertumbuhan tubuh dan perkembangan otak anak akibat kekurangan gizi," kata Amalia, Selasa, (1/8/2023) dalam rilisnya.

Selain itu dilakukan pula pemeriksaan kesehatan gratis meliputi pemeriksaan kadar gula darah, asam urat dan kolesterol.

Kegiatan ini dibantu oleh mahasiswa Prodi Farmasi ULM.

Dikatakan Amalia, Stunting masih menjadi masalah gizi utama bagi bayi dan anak dibawah usia dua tahun di Indonesia.

Stunting merupakan suatu keadaan kekurangan gizi ada bayi di 1000 hari pertama kehidupan yang berlangsung lama.

Dapat menyebabkan terhambatnya perkembangan otak dan tumbuh kembang anak sehingga bayi stunting tumbuh lebih pendek dari standar tinggi balita seumurnya.

"Anak yang stunting tidak hanya memiliki tingkat intelegensi lebih rendah, tetapi juga memiliki penilaian lebih rendah pada fungsi motorik, koordinasi tangan dan mata, pendengaran, berbicara, maupun kinerja jika dibandingkan dengan anak normal," ungkapnya.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved