Opini
Human Factor dalam Kecelakaan Armada Laut
BELUM lama berselang, bertubi-tubi kita dikejutkan banyak kejadian kecelakaan di laut yang melibatkan armada laut komersial.
Oleh: Dr Nugroho Dwi Priyohadi, MSc., MH
Pengamat Pelabuhan dan Kemaritiman, alumni World Maritime University Swedia dan
S3 Universitas Airlangga. Penulis banyak buku masalah pelabuhan dan kemaritiman
BELUM lama berselang, bertubi-tubi kita dikejutkan banyak kejadian kecelakaan di laut yang melibatkan armada laut komersial. Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mencatat bahwa selama 1 dasa warsa terakhir periode 2016 – 2025 telah terjadi 179 kecelakaan laut dengan korban 702 tewas dan 140 orang terluka.
Di kawasan perairan sungai Kalimantan, baik di seputaran Sungai Barito Banjarmasin atau Balikpapan, juga ditemukenali ragam kecelakaan laut yang viral.
Beberapa kejadian antara lain: Pertama, kapal tongkang Indosukses 28 yang memuat kayu menabrak pilar jembatan Mahakam, Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim). Akibat tabrakan itu pilar jembatan retak. Peristiwa tersebut terjadi pada Minggu (16/2/2025) pukul 16.00 Wita. Saat itu kapal tongkang ditarik Tugboat (TB) MTS 28 dari arah Muara Kaman Kukar hendak menuju Kepulauan Riau.
Kedua, kejadian di bulan Maret 2025 ketika Tongkang BG. Lius Emas yang ditarik Kapal Tugboat TB. L Fortuna menabrak jembatan penyeberangan di Tanjung Selor, Kalimantan Utara, pada Sabtu (1/3/2025).
Baca juga: Beras yang Salah Sasaran
Baca juga: Petani di Kotabaru Sambi Bisnis Narkotika, Polisi Ungkap Kronologi Penangkapan
Ketiga, di bulan April 2025 Jembatan Mahakam I Samarinda, Kalimantan Timur kembali mengalami insiden tabrakan dengan kapal tongkang bermuatan batu bara untuk yang ke-23 kalinya pada Sabtu (26/4/2025) sekitar pukul 23.30 Wita. Diduga kuat ini disebabkan oleh putusnya tali penarik (towing) tongkang, mengakibatkan ponton batu bara terlepas dan terbawa arus hingga menghantam bagian fender bulat di pilar keempat (P4) jembatan.
Keempat, Juni 2025 sebuah video menghebohkan warga Samarinda ketika sebuah kapal ponton dilaporkan menabrak Jembatan Mahulu pada 11 Juni 2025 atau dalam rentang 1 bulan yang lalu. Kejadian ini sontak menuai reaksi keras dari masyarakat, mengingat insiden serupa telah beberapa kali terjadi di wilayah perairan Sungai Mahakam.
Kelima, beragam kecelakaan laut lainnya tabrakan kapal penumpang dengan perahu kelotok, speed boat yang tenggelam di Maluku, tenggelamnya kapal feri di Selat bali, dan sebagainya.
Menjadi pertanyaan besar bagi kita semua, apakah hal tersebut dominan oleh technical error, atau human factors? Ataukah ada penyebab lainnya?
Human Factor
Alih-alih kita menyalahkan teknologi, jurnal mengenai Kemaritiman pada tahun 2016 sudah menengarai adanya indikasi faktor manusia sebagai faktor yang dominan penyebab banyak kecelakaan di laut. Konteksnya bukan human error, namun faktor dalam manusia yang memicu adanya kecelakaan laut atau transportasi di air.
Dalam hal ini, banyak ahli sepakat bahwa kapasitas untuk menangani kecelakaan laut dapat ditingkatkan melalui pengetahuan mendalam tentang apa terkait faktor manusia dan bagaimana faktor-faktor tersebut memengaruhi kinerja keselamatan laut.
Studi kemaritiman yang termuat dalam Jurnal Human Factors as Determinants of Marine Accidents in Maritime Companies in Nigeria Vol XIII No III 2016 pp 61-68 menyelidiki isu-isu faktor manusia yang bertanggung jawab atas kecelakaan maritime. Dengan mengadopsi metodologi deskriptif, menggunakan desain survei untuk mengumpulkan data dari 284 operator layanan kelautan di Nigeria.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sembilan faktor yang berkaitan dengan manusia merupakan penyebab utama kecelakaan laut yaitu: interaksi awak yang buruk, kelelahan awak, narkoba dan alkoholisme, kecepatan kapal yang tidak aman, tekanan komersial dari manajemen, proses kerja yang rumit, kesenjangan dalam pengetahuan kerja, penilaian awak yang salah, dan perilaku tidak tertib yang disengaja.
Sementara lima di antaranya adalah kelelahan awak, narkoba dan alkohol, kecepatan kapal yang tidak aman, penilaian awak yang salah, dan perilaku awak yang disengaja, secara signifikan berhubungan dengan kinerja keselamatan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.