Opini
Human Factor dalam Kecelakaan Armada Laut
BELUM lama berselang, bertubi-tubi kita dikejutkan banyak kejadian kecelakaan di laut yang melibatkan armada laut komersial.
Studi ini menetapkan bahwa kesalahan manusia merupakan faktor penyebab kecelakaan laut dan terdapat hubungan antara kesalahan manusia dan budaya keselamatan.
Barangkali menjadi pertanyaan, bukankah itu terjadi di Nigeria bukan di Indonesia? Maka jawabannya adalah bahwa karakteristik pelaut dan kondisi faktor manusia pada dasarnya ada kesamaan, sehingga besar kemungkinan faktor manusia menjadi dominan penyebab kecelakaan di laut.
Sebuah forum diskusi pada Juli 2025 di Surabaya menyebutkan bahwa kurangnya perawatan mesin kapal dan kegagalan memperhitungkan stabilitas muatan dengan tepat menjadi pemicu utama kecelakaan kapal akibat faktor manusia. Dari faktor kelalaian manusia, 80 persennya terjadi karena muatan tidak ditangani dengan baik, yang notabene adalah human factor.
Coba kita telusuri case to case di Indonesia, sebagian manifest penumpang pada kecelakaan laut, ternyata isinya berbeda dalam jumlah bahkan bisa nama. Akibatnya klaim asuransi kecelakaan atau temuan data korban menjadi sulit karena perbedaan data.
Sementara itu, kecelakaan yang mengakibatkan kerusakan infrastruktur jembatan sungai yang ditubruk tongkang, seharusnya bisa dimitigasi risiko dengan pengetahuan dan keterampilan atas situasi cuaca, seleksi ketat pemberian SIB (Surat Ijin Berlayar), penundaan dan pemanduan yang berpengalaman, serta disiplin menerapkan aturan. Realitanya, kecelakaan berulang dan bahkan pada objek yang sama.
Sebagian desainer jembatan perairan juga belum memahami konsep air draft dan water draft. Draft kapal hanyalah jarak antara garis air dan titik terdalam kapal, sehingga diketahui kebutuhan kedalaman air untuk secara aman dan selamat bisa dilewati kapal. Sementara itu air draft atau draft udara (draught) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan jarak dari titik tertinggi kapal ke garis airnya. Jarak bebas vertikal adalah jarak yang melebihi draft udara yang memungkinkan kapal lewat dengan aman di bawah jembatan atau benda.
Artinya faktor manusia dalam hal ini arsitek jembatan wajib mengetahui draft udara dan drat perairan, sehingga desain jebatan akan aman dilewati kapal.
Sosialiassi dan Edukasi
Menjadi urgen bagi insan kemaritiman dan pemangku kepentingan untuk meningkatkan sosialisasi dan edukasi terkait arti penting human factor dalam upaya peningkatan keselamatan pelayaran.
Pemahaman ini tidak saja pada para pelaut, kru kapal, anak buah kapal, bahkan arsitek desain bangunan jembatan perairan supaya paham terhadap konsep water draft dan air draft. Pernah terjadi ironi, setelah jembatan dibuat di sebuah sungai pedalaman, justru kapal tidak bisa masuk ke dermaga pelabuhan karena air draft jembatan tidak memenuhi ketika air surut.
Apalagi untuk kapal penumpang, masih banyak pekerjaan rumah terkait upaya meningkatkan disiplin mitigasi risiko faktor manusia dalam keselamatan transportasi perairan. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.