Penusukan di SMAN 7 Banjarmasin

Siswa SMAN 7 Banjarmasin Ditusuk di Dalam Kelas, Tersangka Sempat Tanya Posisi

Siswa berinisial MRN (15), yang menjadi korban penusukan di SMAN 7 Banjarmasin, Senin (31/7) pagi, menjalani perawatan di RSUD Ulin.

|
Editor: Hari Widodo
Grup Relawan Emergency untuk BPost
Korban dan pelaku penusukan yang terjadi di SMAN 7 Banjarmasin. Insiden ini, terjadi diduga akibat korban kesal sering dibuli. 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Siswa berinisial MRN (15), yang menjadi korban penusukan di SMAN 7 Banjarmasin, Senin (31/7) pagi, menjalani perawatan di RSUD Ulin. Siswa kelas X itu ditusuk temannya dari kelas lain yakni ARR (15).

Tersangka yang sudah diamankan di Polresta Banjarmasin menusuk korban dengan belati di ruang kelas. Korban menderita sejumlah luka seperti di bahu kanan, pinggang dan perut.

“Informasinya baru selesai dioperasi dan masih diobservasi,” kata ayah korban, Faisal Aqli saat ditemui di depan IGD.

Faisal mengaku mendapat informasi mengenai penusukan terhadap anak pertama dari tiga bersaudara itu dari istri. “Waktu di jalan mau mengantar anak ditelepon anak ditusuk,” katanya.

Faisal berharap putranya bisa melewati masa kritisnya sehingga dapat segera pulih. Sebanyak lima kantong darah disiapkan untuk keperluan operasi,

Dijelaskan Faisal, pagi sebelum dioperasi, putranya masih sadar dan kesakitan.

Baca juga: Luka Serius Pasca Ditusuk Teman Satu Sekolah, Ini Kondisi Terkini Siswa SMAN 7 Banjarmasin

Mengenai pengakuan tersangka kepada polisi bahwa dirinya kerap di-bully korban, Faisal tidak terima. Faisal, yang didampingi kuasa hukum, Kurniawan, memperlihatkan percakapan whatsapp putranya dengan tersangka. Di antaranya tersangka sering bertanya kepada korban perihal game dan tugas sekolah. “Tidak ada indikasi anak saya melakukan bullying,” ujar Fasial.

“Terakhir tersangka menghubungi anak saya untuk menanyakan posisinya dimana. Hari ini, tadi pagi. Tidak ada indikasi anak saya melakukan tindakan bullying,” katanya. Fasial pun berharap polisi memproses kasus ini sesuai aturan hukum.

Kuasa hukum korban mengharapkan tersangka dikenai Pasal 340 KUHP. “Yaitu pembunuhan berencana, karena kami melihat terdakwa ini sering menanyakan posisi korban, dan kejadiannya pun di sekolah,” paparnya.

Plt Direktur RSUD Ulin dr Diaudin membeberkan korban mendapat perawatan intensif. “Pagi saat masuk IGD kondisinya tidak stabil. Tapi alhamdulillah sudah distabilkan oleh kawan-kawan medis di IGD, lalu mendapatkan tindakan cepat operasi,” katanya, Senin sore.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalsel ini pun mengaku sudah berkoordinasi dengan Kepala Dinas Pendidikan. “Insya Allah Pemprov Kalsel akan menanggung seluruh biaya sampai sembuh,” pungkasnya.

Sebelum kejadian, korban dan teman-temannya di kelas bersiap mengikuti upacara bendera. Dari rekaman CCTV yang beredar, tersangka dari luar mendatangi korban yang duduk di bangku belakang.

Tersangka berjalan dengan cepat mendekati MRN sambil menggenggam belati. Selanjutnya tersangka menusukkan pisau ke tubuh korban. Seusai melakukan aksi tersebut, tersangka segera ke luar kelas menjauhi korban yang terkapar.

Berdasarkan pantauan sekitar pukul 15.00 Wita, SMAN 7 sepi. Hanya ada beberapa guru dan penjaga sekolah. “Anak-anak pulang cepat, soalnya jadi suporter liga basket,” ujar seorang penjaga sekolah.

Sedang sejumlah guru yang ditemui enggan berkomentar mengenai penusukan siswa. Sejumlah guru seperti Guru Bahasa Inggris Philip Rahail terpantau datang ke RSUD Ulin.

Menurutnya, korban dan tersangka merupakan siswa beda kelas. Tersangka duduk di kelas 10 K, sedangkan korban di kelas 10 B. “Dari data yang kami lihat, keduanya satu sekolah sejak SD,” ungkapnya.

Kasus ini ditangani Polresta Banjarmasin. Kasat Reskrim Kompol Thomas Afrian mengatakan pihaknya telah mengamankan tersangka dan dalam proses pendalaman.

Baca juga: Penusukan Pelajar di SMAN 7 Banjarmasin, Ketua Komisi IV DPRD Kalsel: Selesaikan dengan Hati-hati

Mengenai motif bullying, Kanit PPA Satreskrim Polresta Banjarmasin Ipda Rizky Prawira mengatakan jika benar, ini menjadi kasus pertama. “Sampai saat ini, laporan belum ada di tahun 2023,” ucapnya singkat melalui pesan whatsapp. (ran/sul)

 

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved