Karhutla Kalsel
Pantau Karhutla Kalsel via Udara, Ini yang Dilakukan Pilot Helikopter agar Tetap Konsentrasi
Pilot bersama Helikopter Landing Officer (HLO) menyusuri sejumlah wilayah untuk pantau Karhutla Kalsel dengan total jarak 300 km.
Penulis: Muhammad Rahmadi | Editor: Alpri Widianjono
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARBARU - Karhutla Kalsel. Berada pada ketinggian 150 meter di atas permukaan bumi, dengan durasi tiga jam, sudah menjadi rutinitas kru Helikopter Pemantau Kebakaran Hutan dan Lahan Kalimantan Selatan.
Selama itu, pilot bersama Helikopter Landing Officer (HLO) menyusuri sejumlah wilayah dengan total jarak 300 km.
Tak jarang situasi tersebut membuat kru Helikopter Pemantau Karhutla merasa bosan, hingga mengundang kantuk.
Baca juga: Pantau Karhutla Kalsel dari Udara, Begini Kesiapan Pilot Sebelum Menerbangkan Helikopter
Baca juga: Jaksa KPK Usulkan Uang Puluhan Juta Rupiah Jadi Bukti Perkara TPPU Mantan Bupati HST Abdul Latif
Baca juga: Pejalan Kaki Tewas Tertabrak Mobil di Bersujud Kabupaten Tanbu, Korban Seorang Nenek Usia 68 Tahun
Agar tetap fokus dan terjaga selama bertugas, berbagai upaya dilakukan oleh kru pemantau karhutla, seperti membawa camilan, kacang-kacangan dan sejenisnya.
"Bisa permen juga, atau ngobrol sama kru di sampaing, biar fokus tetap terjaga," kata pilot Helikopter Pemantau Karhutla, Munawar Fatoni, Jumat (4/7/2023).
Hal serupa juga diungkapkan Frangky P Siagian, rekan satu profesi Munawar.
Baca juga: Kronologis Kebakaran di Kayu Bawang Kabupataen HST Kalsel Akibatkan 6 Rumah Rata dengan Tanah
Baca juga: Kebakaran di Desa Kayu Bawang HST Hanguskan Enam Rumah, Ini Data Korban Terdampak
Baca juga: BREAKING NEWS : Kebakaran di HST, Api Ludeskan Enam Unit Rumah di Desa Kayu Bawang
Menurutnyam fokus dan konsentrasi merupakan hal mutlak, dalam bertugas memantau karhutla via udara.
"Maka dari itu, sebelum terbang, kondisi kesehatan kami perlu dipastikan dalam keadaan baik dan tidak sedang dalam pengaruh alkohol," jelasnya.
Kondisi kesehatan kru penerbangan, ujar Frangky, bersifat wajib, demi kelancaran dan keselamatan saat bertugas.
Baca juga: Kebakaran di Belawang Kabupaten Batola Kalsel, Penyaluran Bantuan untuk Korban Dimusyawarahkan
Baca juga: Mahasiswa ULM Galang Donasi Melalui Medos untuk Korban Kebakaran di Belawang Kabupaten Batola Kalsel
Baca juga: BREAKING NEWS : Kebakaran di Desa Belawang Batola, Puluhan Warga Kehilangan Tempat Tinggal
"Kalau sakit saat di atas pasti menyulitkan, misalnya mual akibat mabuk udara apalagi sampai muntah-muntah," ucapnya.
Selain itu, lanjutnya, kondisi kesehatan juga mempengaruhi pengambilan keputusan,
Misalkan, saat mengahadapi cuaca buruk.
"Misalnya terlihat cuaca buruk di depan, kalau kondisi badan sehatkan bisa memperhitungkan, berputar arah atau tetap melanjutkan jalur yang ada. Jadi, sangat penting, saat terbang, dalam kondisi prima," ujarnya.
(Banjarmasinpost.co.id/Muhammad Rahmadi)
| Gubernur Kalsel Tetapkan Siaga Darurat Karhutla, Muhidin: Daerah Siapkan Peralatan Pemadam Kebakaran |
|
|---|
| Asap Tebal dan Panas Membuat Petugas Tutup Jalan Manggis di Batulicin Kabupaten Tanah Bumbu |
|
|---|
| Bencana Karhutla Telah Menghanguskan 400 Hektare di Kabupaten Tanah Bumbu Kalsel |
|
|---|
| Api Karhutla Nyaris Melumat Pondok di Jingah Habang Ulu Kabupaten Banjar Kalsel |
|
|---|
| Api Karhutla di Dekat RSJ Sambang Lihum Kabupaten Banjar Kalsel Diatasi Petugas Gabungan |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.