Religi

Bolehkan Menikah di Bulan Safar?, Buya Yahya Terangkan Tak Ada Bulan Sengsara, Celaka

Bagaimana hukum menikah di bulan Safar, simak penjelasan Buya Yahya dalam satu ceramahnya di bawah ini

Penulis: Mariana | Editor: Irfani Rahman
capture kanal youtube Al-Bahjah TV
Buya Yahya. Dalam satu ceramahnya Buya Yahya menjelaskan hukum menikah di bulan Safar 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Apakah boleh menikah di bulan Safar. Buya Yahya dalam satu ceramahnya pernah membahas masalah ini.

Saat ini masih banyak terdengar bahwa agar jangan menikah di bulan Safar.

Untuk itu Buya Yahya pernah menjelaskannya dalam satu ceramahnya.

Pendakwah Buya Yahya menjelaskan hukum menikah pada bulan Safar bagi kaum muslimin.

Menurut Buya Ya tak ada larangan menikah di bulan Safar. Tak ada bulan sengsaar dan bulan celaka dan semua bulan adalah bagus

Buya Yahya pun mengingatkan tak ada bulan yang membawa sial, semua bulan baik untuk pernikahan terlebih pernikahan yang dipercepat bisa menghindarkan dari zina.

Baca juga: Hukum dan Ketentuan Gadai dalam Islam, Ini Penjelasan Buya Yahya dalam Ceramahnya

Baca juga: Makna Doa Bangun Tidur Diuraikan Ustadz Adi Hidayat, Berikut Bacaannya Dilengkapi Latin dan Artinya

Diketahui kini telah memasuki bulan Safar 1445 Hijriyah yang mana bulan kedua dalam sistem kalender Hijriyah.

Sebagaimana setiap tahun, tersiar kabar bulan Safar disebut bulan yang tak baik atau membuat sial hidup seseorang.

Buya Yahya menjelaskan pernikahan yang dilakukan di bulan Safar adalah mubah atau boleh hukumnya.

"Boleh selama yang dinikahi bukan mahrom, ayah, adik, dan lain-lainnya, boleh dong bulan Safar, nikah itu kebaikan jangan ditunda," jelas Buya Yahya dikutip Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube Buya Yahya.

Ia menegaskan tidak ada bulan sengsara atau membuat celaka, ada pula bulan kapit atau bulan terjepit maka hendaknya diterjemahkan terjepit berkah.

Sebagai umat muslim hendaknya tidak meyakini hal-hal semacam itu sebab semua hari adalah baik.

"Jangan percaya dengan keyakinan semacam itu, ada bulan sengsara, sial, nyungsep dan lain-lain," kata Buya Yahya.

Ia menambahkan, hari sial atau sengsara adalah hari dimana seseorang bermaksiat. Selain itu semua hari atau waktu adalah baik.

"Sengsara itu zina tak mau nikah, sengsara adalah melakukan keharaman, jadi jangan percaya dengan hal-hal demikian," uacapnya.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved