Karhutla Kalsel

Asap Karhutla Penyebab Penerbangan di Bandara Syamsudin Noor Tertunda, Begini Kata BPBD Banjarbaru

Asap akibat karhutla di Bandara Internasional Syamsudin Noor Kalsel menurut BPBD Banjarbaru ada yang kiriman dari kota dan kabupaten tetangga.

Penulis: Muhammad Rahmadi | Editor: Alpri Widianjono
BANJARMASINPOST.CO.ID/MUHAMMAD RAHMADI
Karhutla Kalsel. Asap tipis menyelimuti Bandara Internasional Syamsudin Noor di Kota Banjarbaru, Senin (18/9/2023) pagi. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARBARUKarhutla Kalsel. Belasan penerbangan di Bandara Internasional Syamsudin Noor di Kota Banjarbaru, Provinsi Kalimantan Selatan, terdampak asap akibat kebakaran lahan dan hutan.

Sejak awal September 2023, di bandara ini sudah ada 15 penerbangan yang delay atau terlambat dan satu penerbangan harus dialihkan.

Umumnya dikarenakan jarak pandang berkurang akibat kabut asap dari karhutla, terjadi dari pagi hingga menjelang siang.

Meski demikian, hingga saat ini belum sampai ada penerbangan yang batal akibat kabut asap tersebut.

Baca juga: Kabut Asap Selimuti Bandara Syamsudin Noor, Dua Penerbangan Tujuan Jakarta Kembali Terunda

Baca juga: Loka POM di Kabupaten HSU Sosialisasi Pencegahan Penyalahgunaan Obat dan Zenith di Haur Gading

Menurut Kepala Pelaksana BPBD Kota Banjarbaru, Zaini, asap tersebut sepenuhnya bukan berasal dari karhutla yang terjadi di ring 1 bandara. Melainkan, kiriman dari kabupaten dan kota tetangga.

"Tidak semua dari Banjarbaru, ada juga dari daerah tetangga yang tertiup angin mengarah ke bandara," ulasnya, Senin (18/9/2023).

Meski demikian, Zaini mengakui, saat ini pihaknya mengalami berbagai macam kendala dalam upaya memadamkan karhutla di ring 1 bandara.

Utamanya, karhutla yang terjadi saat malam. Lokasinya pun sulit dijangkau.

Baca juga: Ratusan Pelanggar di Banjarmasin Terjaring Operasi Zebra Intan 2023, Didominasi Knalpot Brong

Baca juga: Tim Basarnas Banjarmasin Bantu Cari Orang Hilang di Rawa-rawa Kabupaten Hulu Sungai Utara Kalsel

Kemudian faktor alam, kemarau yang berkepanjangan.

"Beberapa kendala itu yang tentunya juga membuat asap selalu ada di ring 1 bandara kerap ada," ujarnya.

Berkaitan hal tersebut, Zaini mengaku hanya bisa melakukan upaya pembasahan lahan yang belum terbakar untuk meminimalisasi asap.

Selain, kegiatan utama memadamkan api pada lokasi-lokasi mudah dijangkau menggunakan sarana dan prasarana yang ada.

Baca juga: Jaksa Tetap Tuntut Herman Dipenjara 5 Tahun dan Denda Rp 200 Juta pada Kasus Bendungan Tapin

Baca juga: Sidang Dugaan Gratifikasi dan TPPU pada Bendungan Tapin, Jaksa Minta Hakim Tolak Pembelaan Sogianor

"Bila tidak ada pembasahan, kemungkinan besar asap semakin parah. Mungkin delay pesawat terjadi setiap hari dengan durasi yang lama," pungkasnya.

(Banjarmasinpost.co.id/Muhammad Rahmadi)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved