Berita Banjarmasin
Kasus ISPA Imbas Karhutla di Kalsel Meroket, Penderita di Banjarmasin Naik 4 Kali Lipat Sepekan
Penderita ISPA di Kalsel meroket sepekan belakangan. Banjarbaru, Banjarmasin dan Banjar terdampak asap Karhutla.
Penulis: Muhammad Syaiful Riki | Editor: Achmad Maudhody
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Warga Kota Banjarmasin turut kena getah dari maraknya kebakaran hutan dan lahan yang melanda kota tetangga, Banjarbaru dan Kabupaten Banjar.
Buktinya, Eks Ibu Kota Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) tersebut berada di urutan tertinggi kedua soal kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) se-Kalsel.
Mengacu pada data milik Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel pada pekan ke-36 tahun 2023, di Banjarmasin tercatat sebanyak 542 kasus ISPA.
Angka itu mengungguli Kabupatan Banjar dengan 502 kasus namun masih di bawah Kota Banjarbaru dengan 969 kasus.
Padahal berdasar data tadi, Banjarmasin mencatat nol kejadian karhutla. Berbeda dengan Banjarbaru sebanyak 31 kejadian dan Banjar ada 20 kejadian karhutla.
Kepala Dinkes Kalsel, Diauddin menjelaskan, Banjarmasin terkena imbas dari asap karhutla di Banjarbaru dan Banjar.
“Meski di Banjarmasin tidak ada karhutla, namun bisa dipastikan bahwa asap akibat karhutla di Banjarbaru dan Banjar juga menyebar ke Banjarmasin,” jelasnya, Senin (25/9/2023).
Baca juga: 200 Ribu Lebih Kasus ISPA di Kalsel Hingga Agustus 2023, Dinkes Belum Rekomendasikan Sekolah PJJ
Diauddin mengatakan, kabut asap yang timbul akibat karhutla terjadi hampir setiap tahun. Dia mengakui, terkadang kondisinya mengkhawatirkan dan berdampak secara ekonomi.
“Kabut asap juga menjadi ancaman bagi kesehatan manusia, akan lebih mudah terjadi pada kelompok lansia dan anak yang mempunyai gangguan paru dan jantung,” bebernya.
Untuk itu, Diauddin menyatakan upaya penanganan dan pencegahan terhadap dampak karhutla terus ditingkatkan.
Pembagian masker ke wilayah dengan kualitas udara yang buruk (Banjarmasin, Banjarbaru, dan Banjar) juga dilakukan.
“Terutama kepada kelompok paling rentan, usia sekolah, lansia, ibu hamil dan orang dengan komorbid,” ujarnya.
Melihat perbandingan data Dinkes Kalsel dari pekan ke-35 dan pekan ke-36, memang terjadi kenaikan pesat kasus ISPA.
Ambil contoh di Tri Banjar (Banjarmasin, Banjarbaru dan Banjar) saja. Jika pekan ke-35, jumlah ISPA Banjarbaru mencatat ada 491 kasus. Sedangkan pada pekan 36, angkanya mencapai 969 kasus.
Baca juga: Gagal Padamkan Api Karhutla yang Sambar Rumahnya, Kaki Buruh Pengupas Galam di Banjarbaru Melepuh
Kondisi yang sama juga terjadi di Banjarmasin, dari pekan 35 sebanyak 133 kasus. Kemudian pada pekan 36, jumlahnya tercatat 542 kasus.
Begitu pula dengan Kabupaten Banjar, yang pada pekan 36 mencapai 502 kasus. Naik lebih dua kali lipat dibanding pekan 35 yang hanya 289 kasus ISPA.
(Banjarmasinpost.co.id/Muhammad Syaiful Riki)
| Duka Dian Salah Satu Korban Kebakaran di Kampung Gedang Banjarmasin, Kini Numpang Keluarga |
|
|---|
| Rumah Sakit Kini Dorong Penyelesaian Sengketa Medis Lewat Jalur Mediasi, Bukan Meja Hijau |
|
|---|
| Tiga Warga Tewas dan Delapan Rumah Hangus Dalam Kebakaran di Kelurahan Gadang Banjarmasin |
|
|---|
| Catat Laba Rp1,3 Miliar di Triwulan III, Perumda Pasar Banjarmasin Terkendala Penarikan Retribusi |
|
|---|
| Dua Ormawa Lolos Pendanaan PPK, UMBJM Raih Peringkat 1 PTS LLDIKTI Wilayah XI |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.