Berita Banjarmasin

Puncak Hari Kesehatan Nasional  di Banjarmasin, Stunting dan Bebas Jamban Jadi Fokus 

Pemko Banjarmasin menggelar puncak Hari Kesehatan Nasional (HKN) di Panggung Terbuka Siring Pemko Banjarmasin

Penulis: Eka Pertiwi | Editor: Hari Widodo
Banjarmasinpost.co.id/Eka Pertiwi
Puncak HKN di Siring Balai Kota Banjarmasin, Minggu (18/11/2023). 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN -  Pemerintah Kota Banjarmasin menggelar kegiatan puncak Hari Kesehatan Nasional (HKN) di Panggung Terbuka Siring Pemko Banjarmasin Jalan RE Martadinata, Banjarmasin, Minggu (19/11/2023). 

Kegiatan ini diikuti oleh berbagai elemen masyarakat, pelajar, dan para Aparatur Sipil Negara (ASN), serta seluruh staf puskemas di Banjarmasin.

Kegiatan puncak HKN kali ini memfokuskan untuk menurunkan angka stunting serta menuju Kota Sehat dengan bebas jamban menjadi tujuannya. 

Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina mengatakan stunting dan penanganan jamban menjadi tujuan utama. 

Ibnu menyebut, Banjarmasin tanpa jamban merupakan target yang harus dicapai bersama. 

Ia mengakui jika itu semua memerlukan dukungan semua pihak. Terutama masyarakat, tokoh masyarakat, tokoh agama. 

Menurutnya, jamban apung juga akan mencemari sungai. Oleh karena itu perlu kesadaran masyarakat. Makanya, dari Tim Kota Sehat menghendaki agar masyarakat tidak lagi buang air besar sembarangan. 

Sebagai upaya menghilangkan jamban apung. Berbagai fasilitas sudah dibangun. Fasilitas ini didapat Pemerintah Kota Banjarmasin dari pihak.

Semisal bantuan Dana Alokasi Khusus (DAK) dari Kementerian PUPR khususnya di Cipta Kerja. Peruntukannya untuk membuat jamban sehat atau komunal. 

"Itu ada beberapa lokasi. Tapi memang kalau sudah dibangun masyarakat masih saja buang ke sungai, itu tidak berguna lagi," katanya. 

Makanya perlu ada apa imbauan kampanye hidup sehat serta ajakan kepada masyarakat tidak buang air besar sembarangan lagi. Ia menyebut saat ini, paling tidak di 22 kelurahan sudah bebas dari jamban apung. 

Untuk menuju Kota Sehat ada beberapa SKPD terkait yang harus berkolaborasi. Yakni dari Dinas Kesehatan. Kemudian, Dinas Perumahan dan Pemukiman Rakyat, serta Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang. Tak hanya itu, Kota Sehat juga harus didukung oleh Dinas Pendidikan. 

"Berarti berkolaborasi. Semua harus mendukung. Kami juga mengimbau kepada corporate atau pihak swasta ikut berpartisipasi. Karena selama ini juga ada beberapa corporate yang mengalokasikan dana CSR untuk membangun jamban sehat," katanya. 

Normalnya, untuk membuat satu jamban sehat anggarannya yakni Rp 6 hingga Rp 10 juta. Itu sudah termasuk kategori sangat layak. 

Meski angka tersebut sudah masuk kategori sangat layak. Namun, pihaknya akan mencoba inovasi baru dari Puskemas 9 November. Dimana, Puskesmas 9 November mengembangkan jamban sehat dengan angka Rp 2 juta saja. 

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved