Indeks Harga Saham Gabungan Ditutup dengan Zona Merah pada Jumat 1 Desember 2023

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Indeks harga saham gabungan (IHSG) mengalami profit taking wajar diakhir pekan sehingga tutup di zona merah pada level 7,059.906 (-0.29 persen) pada perdagangan, Jumat (1/12/2023).

Disampaikan oleh Representative IPOT Banjarmasin, Firda Yusliani mengatakan pergerakan IHSG dihari jumat akhir pekan ini bergerak direntang 7,022-7083 dengan nilai transaksi sebesar Rp. 12,12 T dengan volume perdagangan sebanyak 312 juta lot saham.

"Saham Top Gainers LQ45 GOTO, ARTO, ASII, KLBF, BUKA, dan Saham Top Losser LQ45: BBCA, MAPI, SIDO, GGRM, BBNI pada hari ini," jelas dia.

Lebih lanjut, ia menjelaskan geliat IHSG dalam minggu ini tertopang top gainers IDX Techno yang naik 14?lam seminggu terakhir yang disebabkan kenaikan saham GOTO.

"GOTO mengalami kenaikan sebesar 11,9% selama sepekan terakhir. Kenaikan saham GOTO tidak lepas dari sentimen TikTok yang akan kembali beroperasi di Indonesia melalui skema pembentukan usaha gabungan dengan e-commerce lokal, dan GOTO dirumorkan menjadi pihak yang digandeng oleh TikTok," ujarnya.

Baca juga: IHSG Kembali Menguat sebagai Dampak dari Keputusan The Fed

Baca juga: Nikmati Beragam Kuliner Khas Banjar di Food Court Antasari Banjarmasin, Menggugah Selera

Adapun terkait sentimen-sentimen tertentu yang mempengaruhi pergerakan IHSG pada pekan lalu, 20-24 November 2023, diperkirakan ada tiga sentimen utama yakni risalah FOMC, suku bunga acuan BI, dan masuknya dana asing ke IHSG.

Pada kesimpulannya, para pejabat tidak memberikan indikasi kemungkinan penurunan suku bunga dalam waktu dekat (lebih tinggi untuk jangka waktu lebih lama) untuk mencapai target inflasi 2% yang telah ditetapkan.

Hal tersebut menyebabkan melemahnya tiga indeks utama Wall Street dan juga terjadi penurunan IHSG yang cukup tajam yang juga turun 0,79%.

"Sedangkan untuk sentimen terhadap suku bunga acuan BI, pada Kamis 23 November 2023 terjadi mood swing di dalam negeri terkait keputusan RDG BI yang mempertahankan suku bunga pada level saat ini (6%)," imbuh dia.

Keputusan tersebut dinilai sejalan dengan kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah dan merupakan langkah preventif untuk mengatasi dampak ketidakpastian global yang tinggi.

BI juga bertujuan untuk menjaga inflasi pada target yang telah ditetapkan.  Kalaupun terjadi kenaikan inflasi pada bulan Oktober 2023, menurut proyeksi BI, inflasi akan tetap berada pada kisaran sasarannya yaitu 3,0 ± 1% pada tahun 2023 dan 2,5 ± 1% pada tahun 2024.

(Banjarmasinpost.co.id/Mia Maulidya)