Regional
Cerita Arjo Lawan Buaya Hingga Tangan Kanan Putus, Gigit Kepala Buaya, Jalan 2 Km Cari Pertolongan
Arjo baru saja kehilangan tangan kanannya setelah diterkam buaya, ia mengisahkan saat melawan buaya hingga bisa selamat, jalan 2 km untuk minta tolong
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANGKA - Arjo (33) masih terbaring di ranjang rumah sakit Lantai IV Instalasi Gawat Darurat RSUD Soekarno Bangka.
Arjo baru saja kehilangan tangan kanannya setelah diterkam buaya.
Di pembaringan rumah sakit, terlihat lengan kanannya masih diperban.
Arjo harus menjalani perawatan intensif setelah tangan kanannya putus diterkam buaya.
"Kejadiannya tiba-tiba dan berlangsung singkat. Saya hendak memasang jaring ikan di sungai yang dalamnya sekitar satu meter," kata Arjo kepada Kompas.com di RSUD Soekarno Bangka, Minggu (7/1/2024).
Serangan predator itu terjadi pada Jumat (5/1/2024) sekitar pukul 14.00 WIB di Sungai Nyire, Air Gegas, Bangka Selatan.
Arjo yang merupakan warga Desa Delas, Air Gegas, pergi menjaring ditemani anak dan keponakannya.
Menurut Arjo, tidak ada gejala atau tanda-tanda bakal ada serangan buaya. Kawasan itu sudah dibuka menjadi perkebunan sawit.
Ia kemudian turun ke sungai ditemani anak dan keponakannya.
Tidak lama kemudian seekor buaya yang diperkirakan sepanjang tiga meter datang menerkam punggung Arjo.
Baca juga: Tangan Kanan Arjo Putus Diterkam Buaya saat Angkat Jaring Ikan, Dua Anaknya Teriak Menyaksikan
Baca juga: Lokasi Nelayan Tanbu Hilang Habitat Buaya, Tim Pencari Ekstra Waspada
Arjo langsung berontak. Buaya tersebut kembali menerkam dengan cepat. Kali ini tangan kanan Arjo terkena sambaran.
Arjo berusaha mencabut parang namun gagal. Parang tersebut terlepas. Buaya tersebut terus menyeretnya ke tengah sungai.
Arjo akhirnya terus memukul dan menggigit kepala buaya tersebut. Terkaman buaya itu akhirnya lepas. Namun Arjo harus kehilangan tangan kanannya.
"Setelah terlepas kami langsung naik ke darat. Anak dan keponakan sudah teriak-teriak sejak awal agar buaya itu pergi," beber Arjo.
Meskipun tangannya terluka parah, Arjo masih dalam kondisi sadar. Mereka kemudian berjalan melewati jalan setapak sepanjang dua kilometer.
"Sampai di tempat motor kami parkir, langsung pulang," ujar Arjo.
Setibanya di rumah, Arjo kemudian dibawa keluarganya ke Puskesmas Air Gegas. Selanjutnya Arjo dirujuk ke RSUD Soekarno Bangka guna penanganan medis lebih lanjut.
Menurut Arjo, pekerjaan sehari-harinya adalah buruh membersihkan kebuh sawit. Sesekali Ia pergi menjaring ikan untuk konsumsi keluarga.
"Karena sudah lama tidak pasang jaring, akhirnya pergi ke sana. Baru mau dipasang jaringnya, sudah diserang buaya," ungkap Arjo.
Kini Arjo di rumah sakit ditemani istri, dua anaknya serta sejumlah kerabat. Selain kehilangan tangan, Arjo juga terkena luka cakaran di pundak dan punggung.
Salah seorang kerabat Arjo, Amri mengatakan suadarnya itu pulang dalam kondisi terluka. Ia masih sadar dan duduk untuk melaporkan kejadian yang baru menimpanya.
"Kebetulan saya lagi jualan, kami langsung melihat kondisinya dan membawa ke puskesmas," ujar Amri.
Warga sekitar, sambung Amri, berusaha mencari buaya dan potongan tangan Arjo, namun belum membuahkan hasil.
Humas RSUD Soekarno Nevi Bachsin mengatakan, Arjo telah menjalani operasi untuk membersihkan bekas potongan tangannya.
Kini Arjo dalam perawatan sampai bekas luka di tubuhnya benar-benar sembuh.
"Saat datang kemarin langsung dilakukan operasi," ujar Nevi.
* Musim Kawin Buaya
Manager Pusat Penyelamatan Satwa Alobi Foundation Bangka Belitung, Endy R Yusuf mengingatkan masyarakat harus waspada saat beraktivitas di habitat buaya.
Pasalnya rentang waktu dari September hingga Februari merupakan memasuki musim kawin buaya yang biasa memicu terjadi konflik buaya dengan manusia.
"Akhir tahun itu musim kawin buaya, September, Oktober sampai Januari hingga Februari, buaya di Babel ini jenis buaya muara bahkan lebih agresif dari buaya lainnya. Kalau masuk musim kawin akan lebih agresif, saat mencari pasangan, khawatirnya kalau lihat manusia kemungkinan penyerangan akan sangat tinggi sekali," jelas Endy dikutip dari Bangkapos.com.
Sehingga masyarakat yang sudah mengetahui habitat buaya untuk menghindari dan kalau bisa mengurangi aktivitas di area tersebut.
"Kita imbau masyarakat yang sudah tahu ada buaya di sungai itu untuk menghindar, ini harus menjadi perhatian," kata Endi
Berita ini sudah tayang di Kompas.com
| Hari Kebudayaan 2025: tvOne Hadirkan Dialog Khusus Bersama Menteri Kebudayaan Fadli Zon |
|
|---|
| Beraksi di 16 TKP, Pelaku Pencurian Motor di Kota Kendari Sultra Diringkus Polisi di Hotel |
|
|---|
| 61 Warga Binaan Langsung Bebas, Ribuan Penghuni Lapas di Kaltim dan Kaltara Nikmati Remisi Khusus |
|
|---|
| Terbawa Banjir, Buaya Senyulong Panjang 2 Meter Muncul di Kebun Karet, BKSDA: Waspada Musim Kawin |
|
|---|
| Ketua DPRD Solok Dilaporkan ke Polisi atas Dugaan Rudapaksa Perempuan 18 Tahun, ini Klarifikasinya |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.