Berita Banjar

Demam Berdarah Dengue Renggut Jiwa Warga Banjar dan Tapin, Lakukan 3M Plus

Kabupaten Banjar menjadi salah satu wilayah di Kalsel yang memiliki banyak kasus demam berdarah dengue (DBD) pada musim penghujan ini.

Penulis: Nurholis Huda | Editor: Edi Nugroho
Foto Ist Dinkes Tapin
Petugas dari Dinas Kesehatan Tapin melakukan fogging di Kecamatan Hatungun, Tapin 

BANJARMASINPOST.CO.ID, MARTAPURA - Kabupaten Banjar menjadi salah satu wilayah di Kalimantan Selatan yang memiliki banyak kasus demam berdarah dengue (DBD) pada musim penghujan ini.

Terhitung sejak 1 Januari 2024 hingga 19 Januari 2024, Dinas Kesehatan (Dinkes) Banjar mencatat ada 151 kasus.

Bahkan satu di antara penderitanya meninggal dunia. Dia berasal dari Kecamatan Martapura Timur.

Berdasar data, kasus paling banyak terjadi di Kecamatan Gambut yakni 23. Kemudian Kecamatan Martapura Kota 14 kasus. “Artinyamayoritas terjadi di perkotaan,” kata Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Marzuki, Jumat (19/1).

Baca juga: Kasus Pembuangan Bayi Marak, Direktur Eksekutif PKBI Kalsel: Bisa Dampak dari Kekerasan Seksual

Baca juga: Setiap Bulan Ada Pembuangan Bayi, DP3A Kalsel: Hamil Pranikah Mendominasi

Dia mengatakan Dinkes terus melakukan sosialisasi dan imbauan kepada masyarakat untuk melaksanakan gerakan pemberantasan sarang nyamuk aides aegypti yang membawa virus DBD. “Minimal seminggu sekali melakukan 3M Plus, yakni menguras penampungan air, menutupnya rapat, menyingkirkan atau mendaur ulang barang bekas yang bisa menampung air dan gerakan pencegahan lainnya,” jelasnya.

Marzuki juga menjelaskan fogging atau pengasapan kurang efektif hanya membunuh nyamuk dewasa, bukan jentik. “Fogging ini adalah solusi terakhir,” katanya.

Pencegahan DBD juga dilakukan di Kabupaten Tapin. Baru-baru tadi, fogging dilakukan di Kecamatan Hatungun, Lok Paikat dan Tapin Utara. “Di Hatungun ada di dua desa, di Lok Paikat empat desa dan di Tapin Utara di sekolah SD,” sebut Badruddin, petugas dari Dinkes Tapin, Jumat.

Diterangkannya, fogging hanya dilakukan jika ada permintaan dan dalam pemeriksaan terdapat kasus positif.

Hingga pekan ketiga Januari 2024, kasus DBD di Tapin sebanyak 58 dan tersebar di 12 wilayah penyuluh kesehatan masyarakat (PKM) Rinciannya, 56 penderita, dua orang meninggal dunia dan terdapat 279 orang terinfeksi dengue berdasarkan data SKDR. Adapun dominasi penderita DBD berada di rentang usia 5 hingga 19 tahun.

Baca juga: Pikap Telah Terbakar Saat Anggota Polsek Pelaihari dan Warga Tiba di Kebun, Korban Rugi Rp 2,5 Juta

Meningkatnya kasus DBD ditanggapi Dinkes Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST). Di kabupaten ini, selama tiga pekan pertama 2024 sudah ada 115 kasus. Jumat, Dinkes melakukan fogging di Desa Banua Budi, Kecamatan Barabai. Pengasapan dibantu Babinsa Koramil 1002-06/Barabai, Serda Budiono.

Petugas Dinkes, Hendra, di sela fogging, mengatakan fogging bertujuan membunuh nyamuk secara luas. “Tetapi fogging hanya efektif dalam membunuh nyamuk dewasa tidak larva, telur ataupun jentik,” jelasnya.

Hendra menerangkan fogging dilakukan ketika ditemukan satu kasus positif DBD, ada penderita panas yang lain dan ditemukan jentik. Pelaksanaan yang efektif yakni pukul 07.00-10.00 Wita dan 14.00-17.00 Wita. “Waktu itulah nyamuk aedes aktif dan beraksi menggigit manusia,” jelasnya. Ia juga mengimbau masyarakat untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk (lis/tab/nan)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved