Kabar Kaltara

Alasan Warga Desa Tanjung Buka Pilih Naik Speedboat untuk Belanja ke Tanjung Selor Kaltara

Ini alasan kuat warga Desa Tanjung Buka memilih naik Speedboat untuk belanja ke Tanjung Selor Kaltara

|
Editor: Edi Nugroho
TRIBUNKALTARA.COM/DESI KARTIKA
Aktivitas ibu-ibu saat menurunkan barang belanjaan dari dermaga Kuliner Tepian Kayan (Kulteka) Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan Kalimantan Utara. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, TANJUNG SELOR - Ini alasan kuat warga Desa Tanjung Buka memilih naik Speedboat untuk belanja ke Tanjung Selor Kaltara.

Seperti diketahui, sebagian besar masyarakat Desa Tanjung Buka pada Satuan Permukiman (SP) Transmigrasi didominasi oleh wirausahawan dan petani.

Salah satu kawasan transmigrasi yang dibuka sejak 2006 silam ini memiliki lebih dari 300 KK pada mulanya. Namun seiring berjalannya waktu banyak penduduk desa tersebut mememilih untuk mengosongkan lahan dan rumahnya.

Ada yang memilih untuk mengadu nasib dan bekerja di kota ada pula yang pulang kembali ke kampung halaman dan menjual rumahnya.

Baca juga: Ini Sikap Universitas Palangkaraya saat Penyidik Kejari Menggeledah Gedung Pasca Sarjana UPR

Baca juga: Beredar Data C Hasil 55 Anggota DPRD Kalsel Terpilih, Begini Respon Caleg

Namun, tidak sedikit yang memilih tetap tinggal di desa yang terdiri dari berbagai suku seperti Jawa, Bugis, Toraja, Sunda dan Dayak tersebut.

Mereka yang memilih tinggal sebagian bekerja sebagai pedagang toko kelontong, makanan dan bertani.

Untuk mereka yang berdagang, biasanya mengambil barang dagangan dari Tanjung Selor. Untuk menuju Tanjung Selor, terdapat dua akses yang bisa ditempuh yakni darat dan sungai.

Jika memilih jalur darat hanya bisa dilalui maksimal menggunakan sepeda motor. Karena pada dermaga penyebrangan hanya menggunakan perahu ketinting sebagai alat transportasi untuk menyebrang dari SP 8 menuju Selimau 3.

Sehingga untuk para pedagang biasanya mereka menggunakan akses berupa perahu dari Desa Tanjung Buka SP 2 menuju Tanjung Selor Kota. Disini terdapat pemandangan yang tidak biasa, rata-rata yang pergi untuk berbelanja adalah ibu-ibu. Kegiatan itu dilakukan secara bersama-sama.

Biasanya, mereka akan pergi berbelanja sekali dalam sepekan yakni pada hari sabtu. Untuk moda transportasi perahu pun sudah ada langganan tersendiri.

Sukanti (50) salah satu warga yang juga berbelanja ini merupakan penjual makanan di kantin sekolah di Desa Tanjung Buka SP2. Dia memilih berbelanja pada hari Sabtu karena pada hari itu sekolah sedang libur.

"Kalau hari-hari biasa kan kita harus jualan, makanya saya belanja hari Sabtu. Dan kebetulan tambangan (taxi sungai) juga turun ke Tanjung hari Sabtu," tuturnya.

Selain itu, ia lebih memilih pergi berbelanja kebutuhan kantin sendiri. Karena ia merasa jika meminta bantuan sang suami untuk berbelanja tidak puas dengan hasil belanjaan. "Iya, kalau suami yang pergi pasti ada saja yang tidak terbeli," sebutnya.

Baca juga: Pertangungjawaban KPU

Selain itu, dia merasa bahwa kegiatan belanja bersama ini adalah salah satu penghilang stres. Karena dapat bertemu dan bersenda gurau bersama ibu-ibu yang lain.

Untuk tarif perahu dari Desa Tanjung Buka SP2 menuju Tanjung Selor dibandrol harga Rp 60.000- Rp 100.000 (PP). Harga ini sudah termasuk barang bawaan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved