Ekonomi dan Bisnis
Dikirim ke Vietnam, Ribuan Ton Bungkil Sawit Senilai Rp5,7 Miliar Diperiksa Karantina Kalsel
Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Kalsel melakukan pemeriksaan terhadap 2.730 ton bungkil sawit yang rencananya akan dikirim ke Vietnam
Penulis: Rifki Soelaiman | Editor: Hari Widodo
BANJARMASINPOST.CO.ID, KOTABARU - Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Kalimantan Selatan (Karantina Kalsel) melalui Satuan Pelayanan Batulicin dan Kotabaru melakukan pemeriksaan terhadap 2.730 ton palm kernel expeller yang rencananya akan dikirim ke Vietnam.
Palm kernel expeller sendiri dikenal dengan bungkil sawit. Pemeriksaan komoditas senilai Rp5,7 miliar itu dilakukan di gudang milik eksportir yang terletak di Sungai Durian, Kabupaten Kotabaru.
Pemeriksaan itu meliputi pemeriksaan administrasi dan fisik untuk memastikan kesesuaian jenis dan jumlah komoditas, serta memastikannya bebas dari organisme pengganggu tumbuhan (OPT) berupa serangga hidup.
Selain pemeriksaan, nantinya komoditas juga diberi perlakuan berupa fumigasi.
"Hal ini dilakukan untuk menjamin komoditas yang dikirim sudah memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh negara tujuan. Setelah persyaratan lengkap dan sesuai, karantina akan menerbitkan Phytosanitary Certificate (PC) sebagai jaminan kesehatan atas komoditas yang dikirim," jelas Masdar selaku petugas karantina yang melakukan pemeriksaan, Rabu (9/5/2024).
Baca juga: Tingkatkan Sawit Rakyat, GAPKI Tanam Perdana PSR dan Tumpang Sari Padi Gogo di Kotabaru Kalsel
Baca juga: Polsek Banjarmasin Utara Ungkap Penipuan Bisnis Kelapa Sawit, Korban Dirugikan Rp1,3 Miliar
Sementara itu, Kepala Karantina Kalsel Sudirman menyampaikan karantina melakukan akselerasi ekspor melalui tindakan karantina berupa pemeriksaan secara langsung di gudang eksportir yang telah ditetapkan sebagai tempat lain.
"Penetapan tempat lain sendiri tentunya sudah melalui penilaian persyaratan dan peruntukannya dari tim teknis Karantina Kalsel agar memenuhi standar yang telah ditetapkan,” ujarnya.
Bungkil sawit merupakan limbah hasil dari proses pengolahan minyak sawit. Pada umumnya limbah tidak memiliki nilai ekonomi yang tinggi.
Namun begitu, Sudirman mengatakan hal tersebut tidak berlaku bagi limbah sawit, karena hampir semuanya bermanfaat dan laris manis di pasaran.
Baca juga: Prabowo Subianto Ingin Optimalkan Kelapa Sawit Kalsel, Janji Setop Impor Solar
“Salah satunya bungkil sawit ini, yang biasa digunakan sebagai bahan baku pembuatan pakan hewan ternak,” jelasnya.
Berdasarkan data dari sistem otomasi perkarantinaan (IQfast-red) sejak awal tahun 2024 tercatat ada 5 kali pengiriman komoditas bungkil sawit yang diberangkatkan dari Kalimantan Selatan ke beberapa negara seperti Vietnam, Tiongkok, Thailand, dan Korea Selatan dengan total volume sebanyak 37.844 ton dan nilai ekonomi mencapai Rp85,4 miliar. (Banjarmasinpost.co.id/rifki soelaiman)
| Penerbangan Langsung ke Arab Saudi, Dosen Ibitek Banjarmasin Ungkap Dampak Ganda Ekonomi Kalsel |
|
|---|
| Selesaikan Masalah Condotel, Grand Tand Hotel Lakukan Pemecahan Sertifikat, Investor Diminta Sabar |
|
|---|
| Belum Ada Koperasi Merah Putih di Kalsel Terima Kredit Perbankan, KMP Tetap Wajib Penuhi Kelayakan |
|
|---|
| Usaha KMP di Kalsel Mulai Berdetak, Koperasi Kintapura Tanahlaut Jual Lele 250 Kg |
|
|---|
| Penerbangan Perdana Air Asia Banjarmasin-Kuala Lumpur Resmi Dibuka, Bawa 180 Penumpang |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.