Berita Banjarbaru
Idul Adha 2024, Balai Veteriner Banjarbaru Temukan Banyak Kasus Cacing Hati pada Hewan Kurban
Balai Veteriner Banjarbaru melaporkan banyak temuan kasus cacing hati pada hewan kurban di Kalsel
Penulis: Muhammad Rahmadi | Editor: Hari Widodo
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARBARU - Satu hari pasca hari raya Idul Adha 2024, Balai Veteriner Banjarbaru melaporkan banyak temuan kasus cacing hati pada hewan kurban di Kalimantan Selatan.
Meski belum mengantongi data pasti, Balai Veteriner Banjarbaru memastikan temuan kasus cacing hati tersebut masih hal yang wajar.
“Sepanjang laporan yang ada, sementara ini masih dalam kondisi aman dan wajar apabila di beberapa tempat ada kasus cacing hati,” kata Kepala Balai Veteriner Banjarbaru, drh Putut Eko Wibowo, Selasa (18/6/2024).
Menurutnya, hal tersebut dipicu karena kondisi lingkungan. Selain itu, pengobatan obat cacing hati juga sangat terbatas.
“Beberapa rekan sejawat dokter hewan yang memantau di lapangan sudah melakukan tindakan preventif untuk penangananya,” tuturnya.
Baca juga: Pemko Banjarmasin Periksa Hewan Kurban, Petugas Tak Temukan Cacing Hati
Baca juga: Berbobot 816 Kg, Gubernur Kalsel Serahkan Sapi Kurban ke Masjid Sabilal Muhtadin
Baca juga: Kalsel Perlu Tambahan Medik Veteriner, Populasi Hewan dengan Dokter Tak Ideal
Cacing hati pada organ liver hewan ternak yang disembelih memang kerap dijumpai pada saat berkurban.
Cacing ini membentuk tonjolan yang terkadang bewarna putih atau merah pada hati hewan kurban.
Cacing hati mungkin dapat menginfeksi manusia yang secara tidak sengaja mengonsumsi telur cacing dalam bentuk metacercaria ini dari air ataupun daun yang membawanya.
Tetapi jika mengkonsumsi hewan kurban yang ada cacing hatinya, daging kurban tidak berisiko untuk menjadi agen penularan pada manusia.
Di sisi lain, Putut Eko Wibowo memastikan tidak ada temuan maupun gejala kasus penyakit mulut dan kulu (PMK) terhadap hewan kurban.
Sebelumnya, Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (BKHIT) memusnahkan sejumlah sapi kiriman dari luar Kalimantan akibat terdeteksi positif Brucellosis.
Hal itu usai adanya uji complement fixation test (CFT) terhadap 132 sapi di Balai Veteriner Banjarbaru.
Brucellosis yang disebabkan oleh bakteri Brucella abortus merupakan penyakit zoonosis. Penyakit ini dapat ditularkan dari hewan ke manusia maupun sebaliknya.
Baca juga: Gunakan Portable Restraining Box, IPI Kalsel Bantu Proses Penyembelihan Hewan Kurban di Banjarbaru
Pada sapi, penyakit ini dapat mengakibatkan terjadinya keguguran (abortus), pedet lahir mati (stillbirth) atau lahir lemah, jarak beranak lebih lama (calving interval), dan penurunan produksi susu.
Sementara, pada manusia dapat menyebabkan demam, sakit kepala, lemah dan nyeri sendi.
Infeksi penyakit ini ditularkan secara langsung maupun tidak langsung melalui kontak dengan hewan atau produk hewan yang terinfeksi. (Banjarmasinpost.co.id/Muhammad Syaiful Riki)
| Mayat Pria dalam Got Gegerkan Komet Banjarbaru, Polisi Menduga Keracunan Miras Oplosan |
|
|---|
| Evaluasi Tes Kemampuan Akademik, Disdikbud Kalsel Terima Banyak Catatan dari Sekolah |
|
|---|
| Polisi Ungkap Identitas Mayat Lansia yang Ditemukan di Mentaos Banjarbaru, Disebut Hidup Sendiri |
|
|---|
| Tak Hanya di Banjarmasin, Stok Pertamax di SPBU Jalan Trikora Banjarbaru dan Batas Kota Juga Kosong |
|
|---|
| Jelang Tiga Momentum Ini, Pemprov Kalsel Antisipasi Potensi Kenaikan Harga Pangan |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.