Btalk
Tahun Ajaran Baru 2024 Bergulir, Anindyta Amalia: Bullying Sering Terjadi di SMP
Aktivis komunitas Kita Korban Bullying, Anandyta Amalia menyebut bullying sering terjadi di SMP
Penulis: Eka Pertiwi | Editor: Hari Widodo
BANJARMASINPOST.CO.ID - Tahun ajaran baru 2024 mulai bergulir. Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) atau Masa Orientasi Sekolah (MOS) untuk siswa baru pun digelar.
Berdasar pengalaman, program MPLS atau MOS terkadang dikotori aksi-aksi bullying.
Tak hanya di sekolah, bullying terhadap anak dan remaja juga masih sering terjadi di berbagai tempat dan dilakukan oleh beragam kalangan. Masalah kesehatan mental seperti kecemasan, depresi hingga traumatik dialami korban bullying.
Untuk mengantisipasinya, B-Talk Banjarmasin Post Bicara Apa Saja mengundang aktivis komunitas Kita Korban Bullying, Anandyta Amalia.
Perbincangan Selasa (9/7/2024) sore itu dipandu Amirul Yusuf dan ditayangkan di akun YouTube Banjarmasin Post News Video, Facebook BPost Online, Instagram @banjarmasinpost serta banjarmasinpost.co.id. Berikut petikannya:
MPLS rawan bullying terutama untuk SD dan SMP. Bagaimana pendapat Anda?
Apa yang bisa kita lakukan adalah bagaimana kita bisa menangani atau mencegah. Apalagi, saya juga baru mengisi MPLS di SMP. Bullying ini tidak bisa dianggap remeh, jadi harus dicegah dari sekarang.
Jadi tadi siswa SMP, siswa kelas 7 yang baru masuk itu itu sudah dikasih edukasi mengenai bullying itu seperti apa.
Kemudian apa saja tipe bullying. Karena yang sering kali dipikirkan sama siswa yakni bullying berbentuk fisik. Padahal bullying itu tidak hanya fisik. Mereka seringkali terlupa bahwa ejek mengejek itu masuk dalam bullying. Makanya kami beri edukasi.
Bahwa bullying itu ada, bukan cuma fisik. Tapi ada verbal ada secara sosial. Ada juga secara cyber juga. Nah di situ dengan pemberian edukasi itu harapannya bisa mencegah.
Apa dampak bullying?
Dampak dari bullying sangat besar. Karena kebetulan saya juga belajar psikologi anak. Jadi belajar gimana pengaruh emosi perkembangan pada anak dari bullying itu.
Si korban bisa tumbuh menjadi remaja yang menutup diri tidak percaya diri. Itu juga bisa berpengaruh pada prestasinya sebagai siswa. Karena bisa jadi dia menjadi malas-malasan ke sekolah, mau bolos dan segala macam. Itu untuk korban.
Kalau pelaku, anak yang sudah pernah menjadi pelaku bullying bisa jadi tumbuh menjadi remaja yang lebih agresif yang bisa lebih rawan terhadap mendekati kenakalan remaja. Jadi dampak buruk itu enggak cuma untuk korban, tapi pelaku juga ada seperti itu.
Bagaimana mengedukasi korban?
tahun ajaran baru
bullying
Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS)
Berita Banjarmasinpost Hari Ini
| M Isra Ramli Deputi I Bakom RI: Lebih Banyak yang Mensyukuri MBG |
|
|---|
| Hasan Basri Tolak PKI di Kalimantan Selatan, Begini Ceritanya Diungkap Peneliti Sejarah Brida Kalsel |
|
|---|
| Beasiswa IBFL Ubah Potensi Mahasiswa ULM Jadi Prestasi |
|
|---|
| Beasiswa IBFL, Mengubah Potensi Pemuda Kalsel Menjadi Prestasi, Berikut Kisahnya |
|
|---|
| Lari sebagai Gaya Hidup Sehat, Begini Perbincangan Dua Runfluencer Kalsel |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/banjarmasin/foto/bank/originals/Aktivis-komunitas-Kita-Korban-Bullying-Anandyta-Amalia.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.