Opini

Atmosfer Belajar di Pare, Bisakah Diterapkan?

Sebuah kecamatan yang mengguncang Indonesia dengan gebrakannya meningkatkan kemampuan serta keterampilan linguistik berbahasa asing.

Editor: Edi Nugroho
Dokumentasi Banjarmasinpost.co.id
Edwin Yulisar, S.Pd, Guru MTsN 2 Hulu Sungai Tengah 

Oleh: Edwin Yulisar, S.Pd.
Guru MTsN 2 Hulu Sungai Tengah


SIAPA yang tidak kenal Pare? Sebuah kecamatan di Kabupaten Kediri yang memiliki julukan Kampung Inggris.

Sebuah kecamatan yang mengguncang Indonesia dengan gebrakannya meningkatkan kemampuan serta keterampilan linguistik berbahasa asing.

Ternyata setelah beberapa pengamatan dan pengalaman yang penulis jalani, bukan hanya keterampilan dalam berbahasa asing yang dapat dipelajari, namun juga ada beberapa hal penting terkuak.

Pare sebagai pioneer wisata belajar sudah pasti mempromosikan kecamatannya sebagai destinasi utama kaum pelajar, mahasiswa serta orang umum untuk meningkatkan keterampilan linguistik.

Baca juga: Membatasi Para Perokok

Baca juga: Kebakaran Lahan di Tanahlaut, Satu Jam Personel Manggala Agni Padamkan Api yang Membara

Namun secara tidak langsung, kecamatan ini menciptakan berbagai macam atmosfir belajar yang bisa dipelajari serta diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Atmosfer belajar yang pertama adalah kedisiplinan. Hal tersebut terlihat pada serempaknya jadwal belajar dan istirahat yang dibuat sejumlah bimbingan belajar dan kursus.

Jadi satu lembaga kursus dan lembaga yang lain memiliki jadwal belajar yang sama.

Terlihat pada pengalaman penulis ketika mengobservasi dan mengamati perilaku kedisiplinan di sana.

Atmosfer belajar yang kedua adalah pengajaran yang terintegrasi dengan nilai-nilai spiritual. Pare yang dianggap banyak orang sebagai kota religius pun mampu menyisipkan nilai-nilai spiritual agama khususnya Islam dalam pembelajaran bahasa asing.

Setelah salat subuh, para siswa diberikan tausiyah dengan menggunakan bahasa asing yaitu bahasa inggris oleh lembaga kursus yang ada di sana.

Hal tersebut terlihat simpel namun sangat bermakna bagi para siswa, mahasiswa maupun masyarakat yang belajar bahasa asing.

Karena suguhan dengan balutan religius sudah pasti sangat esensial bagi para pembelajar khususnya di Indonesia.

Atmosfer belajar yang ketiga adalah keuletan atau istiqamah. Aspek ini adalah yang paling sulit dibentuk bagi manusia.

Namun hal ini tidak berlaku di Pare sebagai Kampung Inggris.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Ketika Umar Dikritik

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved