Ekonomi dan Bisnis
Bahan Bakar B40 Diterapkan Mulai 1 Januari, Gapki Kalsel Ingin Peremajaan Sawit
Gapki Kalimantan Selatan (Kalsel) mendukung pemanfaatan sawit untuk bahan bakar dengan konsentrasi 40 persen (B40)
“Semua produk pertanian bisa untuk BBM seperti kedelai dan lainnya. Tapi yang paling tinggi kadar minyaknya sawit,” sebut Faried).
Mengenai budidaya sawit di Tala, dikatakannya positif. Harga juga lumayan baik yakni Rp 2.200 per kilogram TBS (tandan buah segar) atau sekitar Rp 1.800 di tingkat petani.
Break event point petani sawit dikatakannya berada pada angka Rp 1.274 sehingga masih ada margin keuntungan yang lumayan.
Apabila kebun sawit dipelihara secara baik, papar Faried, dalam satu hektare bisa dapat 24 ton. Artinya setahun bisa mendapat hasil Rp 43,2 juta. Sedangkan biaya pemeliharaan selama setahun sekitar Rp 15 juta.
Hanya saja saat ini, sebut Faried, kalangan petani sawit memang mengeluhkan pupuk. Hal ini lantaran sesuai keputusan pemerintah pusat, komoditas kelapa sawit tidak mendapat jatah pupuk subsidi.
Senada diungkapkan seorang petani di Tala yang juga memiliki kebun sawit, Sunardi. Dia berharap petani sawit di daerahnya bisa tetap mendapatkan jatah pupuk subsidi.
“Teman-teman di kelompok tani saya yang sudah lama punya kebun sawit, ini mengeluhkan pupuk semua,” ucapnya.
Dikatakannya, harga pupuk NPK nonsubsidi pada kisaran Rp 200 ribu ke atas. Sedangkan harga subsidi Rp 125 ribu. Bedanya cukup signifikan sehingga cukup berdampak.
Terkait luasan sawit rakyat di Tala, Kabid Perkebunan Distanhorbun Tala Edi Haryadi ada 13.063 hektare. Sedangkan sawit perusahaan 85.350 ha dan sawit plasma seluas 7.600 ha.
Adapun secara teknis, Direktur Operasi PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Didik Bahagia menyampaikan Pertamina telah menyiapkan dua kilang utama untuk mendukung produksi B40.
Nantinya pencampuran bahan bakar solar dengan bahan bakar nabati akan dilakukan oleh Pertamina Patra Niaga.(roy/dea/kompas.com/kontan.co.id)
Perhatikan Infrastruktur dan Distribusi
Ekonom Universitas Lambung Mangkurat, Hidayatullah Muttaqin mengatakan, Pemerintah berencana mengimplementasikan bahan bakar solar dengan campuran 40 persen minyak sawit (B40) mulai awal 2025.
Menurut pemerintah, kebijakan ini memiliki tujuan strategis yang sangat penting: mengurangi ketergantungan Indonesia pada bahan bakar fosil, menekan angka impor BBM, dan mendorong penggunaan energi terbarukan.
Meski tujuannya sangat baik, implementasi B40 perlu dipersiapkan dengan sangat matang. Ada beberapa tantangan serius yang harus diantisipasi dengan cermat.
| Selesaikan Masalah Condotel, Grand Tand Hotel Lakukan Pemecahan Sertifikat, Investor Diminta Sabar | 
				      										 
												      	 | 
				    
|---|
| Belum Ada Koperasi Merah Putih di Kalsel Terima Kredit Perbankan, KMP Tetap Wajib Penuhi Kelayakan | 
				      										 
												      	 | 
				    
|---|
| Usaha KMP di Kalsel Mulai Berdetak, Koperasi Kintapura Tanahlaut Jual Lele 250 Kg | 
				      										 
												      	 | 
				    
|---|
| Penerbangan Perdana Air Asia Banjarmasin-Kuala Lumpur Resmi Dibuka, Bawa 180 Penumpang | 
				      										 
												      	 | 
				    
|---|
| New Rocky dan New Sigra Mengaspal di Kalsel, Tampilan Lebih Sporty | 
				      										 
												      	 | 
				    
|---|

												      	
												      	
												      	
												      	
												      	
				
			
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.