Nasional

UGM Digoyang Skandal, Satu Guru Besar Diduga Lecehkan Mahasiswi S1 hingga S3 Modus Bimbingan Skripsi

Dugaan pelecehan oleh guru besar UGM Yogyakarta tersebut mencuat setelah laporan pertama masuk pada 2024,

|
Editor: Rahmadhani
Tribun Jogja
GURU BESAR UGM - Seorang guru besar farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) diduga telah melakukan pelecehan terhadap sejumlah mahasiswi S1 hingga S3 sejak tahun 2023. 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Universitas Gadjah Mada (UGM) gempar. Salah satu perguruan tinggi terbaik di Indonesia itu digoyang skandal salah satu guru besarnya yang diduga telah melakukan pelecehan terhadap sejumlah mahasiswi S1 hingga S3 sejak tahun 2023.

Guru besar farmasi UGM berinisial EM itu diduga telah melakukan aksi pelecehan terhadap mahasiswi saat melakukan bimbingan skripsi.

Dugaan pelecehan oleh guru besar UGM Yogyakarta tersebut mencuat setelah laporan pertama masuk pada 2024, yang mengungkap bahwa perbuatan tak bermoral ini sudah berlangsung sejak 2023.

Modus yang digunakan EM memanfaatkan posisi strategisnya sebagai dosen pembimbing.

Dalam proses bimbingan skripsi dan diskusi akademik, ia diduga menyisipkan tindakan-tindakan yang tergolong sebagai kekerasan seksual. 

Baca juga: Raih Doktor di Jepang, EM Guru Besar Farmasi UGM Resmi Dipecat karena Skandal Pelecehan Mahasiswi

Baca juga: Bupati Indramayu Lucky Hakim ke Jepang Tanpa Izin, Sanksi Berat Menanti, Dedi Mulyadi: WA Aja Enggak

 

Sekretaris UGM, Andi Sandi, mengonfirmasi bahwa sebagian besar insiden justru terjadi di luar lingkungan kampus.

"Lokasi kejadian itu berdasarkan hasil pemeriksaan sebagian memang dilakukan di luar kampus," ungkap Andi Sandi ketika dihubungi pada Jumat (4/4/2025).

Modus yang dijalankan pun terbilang sistematis. Tidak hanya dalam ruang lingkup bimbingan skripsi, tetapi juga dalam kegiatan yang tampak profesional seperti diskusi lomba atau kegiatan akademik lainnya.

“Kalau dilihat ada diskusi, ada juga bimbingan, ada juga pertemuan di luar untuk membahas kegiatan-kegiatan ataupun lomba yang sedang diikuti,” ujar Andi Sandi.

Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) UGM telah turun tangan.

Mereka mendampingi korban, memberikan dukungan psikologis, serta menelaah setiap laporan secara detail. 

Pemulihan psikologis korban menjadi prioritas utama sebelum kasus dianggap selesai.

“Masih. Itu kan juga ada kami juga lihat per case. Nah itu detailing teman-teman dari satgas PPKS masih terus mendampingi,” jelas Andi Sandi.

Tindak lanjut dari kasus ini membawa konsekuensi serius bagi EM. Ia telah dibebastugaskan dari seluruh aktivitas akademik sejak pertengahan 2024.

Kampus Universitas Gadjah Mada
Kampus Universitas Gadjah Mada (dokumen)

Selain itu, ia juga dicopot dari jabatannya sebagai Kepala Laboratorium Bio Kimia Pascasarjana dan Cancer Chemoprevention Research Center di Fakultas Farmasi UGM.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved