Prajurit TNI Kalsel Gugur di Papua

Anggota Satuan Elite, Ini Sosok Pratu Yahya Anggota TNI Asal Kalsel yang Gugur di Papua

Yahya tak lagi berpangkat prajurit dua (prada). Pangkat putra Kabupaten Baritokuala, Kalimantan Selatan ini, dinaikkan menjadi

|
Penulis: Saiful Rahman | Editor: Edi Nugroho
Banjarmasinpost.co.id/Saiful Rahman
FOTO ALMARHUM-Foto Prada Yahya, prajurit TNI AD terlihat di dinding rumah orang tua almarhum di Desa Patih Muhur Baru, Kecamatan Anjir Muara, Kabupaten Barito Kuala (Batola), Kalimantan Selatan. Prada Yahya tewas dalam kontak tembak di Papua 

Suasana rumah duka pun tampak dipenuhi keluarga dan tetangga yang bersiap menyambut kedatangan almarhum pada Sabtu  malam. Rumah duka yang tampak sederhana itu telah dipasangi papan pengumuman duka.

Beberapa orang berbincang di tenda depan rumah, Sabtu siang. Beberapa orang lainnya sibuk mempersiapkan kedatangan jenazah.

Tampak pula di depan halaman rumah, di tepi jalan berbatu split, beberapa papan ucapan belasungkawa di depan rumah. Di antaranya Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Rudy Saladin, Danrem 101/Antasari Brigjen TNI Ilham Yunus, Bupati Batola H. Bahrul Ilmi, Dandim 1005/Batola Letkol Inf Andika Suseno, Danyonif Raider 500/Sikatan Letkol Inf Danang Rahmayanto dan Solidaritas TNI Putera Daerah Bakumpai.

Di papan ucapan tersebut Yahya tidak lagi berpangkat Prada, melainkan Prajurit Satu (Pratu). Selain naik pangkat, gelar Anumerta pun disematkan di depan namanya. Menurut keluarga, Yahya bergabung dengan TNI AD pada 2021 dan mulai bertugas di Papua pada Maret 2025.

“Chat terakhirnya, Kamis. Dia bilang hari Minggu tidak bisa online,” ucap Sela, kakak ipar Yahya.

Kepergian Yahya meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan warga. Dia selama ini dikenal sebagai sosok yang ramah dan bertanggung jawab. “Waktu dia mengabarkan akan ditugaskan ke Papua, kami pun mendukungnya,” kata Jairullah, kakak Yahya.

Meski bertugas jauh, Yahya selalu menyempatkan diri menghubungi orangtua memberi kabar. “Dia sering menghubungi kami. Terakhir chatnya itu hari Kamis,” ucap Safiyah, ibu Yahya, sambil terisak.

Setiap kali ada tamu datang menyampaikan belasungkawa, air mata Safiyah kembali mengalir. Ia tak kuasa menahan kesedihan yang begitu dalam. Yahya merupakan kebanggan dan harapan keluarga. (sai/riz)

Safiyah pun memperlihatkan beberapa foto putranya di dinding papan rumahnya. Tampak Yahya dengan seragam lorengnya, baik sendiri maupun dengan beberapa teman. Ada pula fotonya saat Sekolah Calon Tamtama (Secata) Rindam VI/Mulawarman. Tangan tua Safiyah pun meraba foto sang putra. (sai/riz)

 

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved