Fikrah
Pentingnya Menjaga Akhlak Mulia
Menyongsong 80 tahun Kemerdekaan RI saatnya semua mengubah pola pikir, tingkah laku, dan pola kehidupan kearah yang menuntun kepada Allah dan Rasul
Atsar menunjukkan bahwa bangsa kita dan penghuninya memerlukan ilmu para cerdik cendekia dan petuah para ulama yang membawa umat kepada kebaikan dan kebenaran, bukan ilmu dan petuah yang justru menyesatkan.
Memerlukan keadilan para pejabat dan penguasa, bukan pejabat dan penguasa yang lihai mengambil kesempatan. Selain itu memerlukan ikhlasnya ibadah (doa) para pengabdi, bukan ibadah yang diliput pura-pura dan dililit ketidak-seriusan.
Bangsa kita juga memerlukan kejujuran para pengusaha dalam berusaha untuk memudahkan gerak ekonomi sehingga memudahkan kehidupan masyarakat, bukan pengusaha yang tamak dan serakah yang hanya mengambil keuntungan pribadi dikala bangsa dalam kesempitan.
Kita memerlukan kedisiplinan para petugas dan pekerja yang setia mengemban tugas dan tanggung-jawab, bukan petugas dan pekerja setengah hati, terlebih lagi menjilat.
Menyongsong 80 tahun Kemerdekaan Republik Indonesia, saatnya semua sadar untuk mengubah pola pikir, tingkah laku, dan pola kehidupan kearah yang menuntun kepada Allah dan Rasul-Nya.
Jauhkan penghambaan-penghambaan selain Allah, tinggalkan penghambaan kepada harta/pangkat jabatan dan apapun yang melalaikan kita.
Allah SWT berfirman, Jikalau Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, Maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.
Jika sebuah negeri bertaqwa dengan keimanannya yang kokoh, maka keberkahan atas negeri itu akan selalu Allah limpahkan, jika sebuah negeri memiliki akhlak yang mulia, maka kejayaan atas negeri itu akan selalu terjaga. Namun jika iman sudah rusak, maka kemaksiatan akan merajalela, bila akhlak rusak maka binasalah bangsa kita.
Seorang sastrawan Mesir bernama Syauqi Bek mengatakan: ”Innamal umamul akhlaqu maa baqiyat, wa inhumu dzahabat akhlaquhum dzahabu”. Artinya: “Keberadaan suatu bangsa adalah dengan akhlaknya, bila akhlak hancur, maka sirnalah bangsa itu.”.
Semoga Allah SWT senantiasa memberkahi bangsa kita, menjadi bangsa yang aman dan damai. Indonesiaku, baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.