Kuliner

Kuliner Kalsel : Kue Cincin Talipuk Masih Eksis di HSU, Diolah dari Tepung Biji Bunga Teratai

Penulis: Reni Kurnia Wati
Editor: Hari Widodo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pedagang didepan Pasar Induk Amuntai menjual Kue Cincin Talipuk, Kamis (6/10/2022).

BANJARMASINPOST.CO.ID, AMUNTAI - Setiap hari Kamis di Pasar Induk Amuntai akan mudah ditemui penjual makanan khas Amuntai yaitu wadai Cinta atau kue cincin talipuk.

Uniknya kue ini dibuat dari tepung yang berasal dari  biji bunga teratai. 

Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) memiliki lahan rawa yang luas, dan warga memanfaatkan tanaman teratai sebagai bahan makanan.

Banyaknya tumbuhan teratai ini diambil bijinya dan digunakan sebagai tepung yang biasa dikenal dengan talipuk.

Tepung dari teratai ini dapat disulap menjadi berbagai jenis makanan. Yang biasa dikenal adalah cemilan cincin talipuk yang juga menjadi khas dari Amuntai. 

Baca juga: Maknyusnya Kue Khas Banjar di Warung Acil Imar, Ada Roti Pisang, Bingka Kentang hingga Lupis

Baca juga: Lakatan Bainti Kue Khas Banjar, Begini Resep Bahan dan Cara Membuatnya

Baca juga: Kakumbu Kacang Hijau Berselimut, Kue Khas di Kalsel

Mama Syarif salah satu pedagamg cincin talipuk mengatakan dirinya sudah sekitar 20 tahun berjualan kue tradisional ini. Setiap hari dirinya mengikuti hari pasar yang tersebar di kecamatan untuk mendapat pembeli yang lebih banyak. 

Seperti hari rabu di pasar Alabio dan pada hari kamis di Pasar Induk Amuntai. 

Cincin talipuk dijual dengan harga yang cukup terjangkau yaitu 10 buah untuk harga Rp 5.000, tidak hanya dijual dengan bentuk yang sudah jadi, pedagang juga menjual adonan sehingga pembeli bisa menggoreng sendiri di rumah. 

Mama Syarif mengatakan dirinya sudah puluhan tahun berjualan kue khas Amuntai ini.

Dalam sehari bisa mendapatkan Rp 300.000 jika memang sedang ramai. 

Baca juga: Kue Khas Kalsel, Resep dari Zaman Kesultanan Banjar

Cara pembuatannya cukup mudah yaitu dengan menggunakan tepung talipuk dengan tambahan gula yang direbus dan juga  telur.

Adonan yang telah jadi dibuat berbentuk bulat karenanya namanya cincin karena memang bentuknya menyerupai cincin. Kue ini memiliki rasa gurih dan juga manis. 

"Paling enak dimakan pada saat masih hangat, teksturnya lebih lembut dibanding kue cincin dari daerah lain  yang menggunakan tepung beras," ujarnya. (Banjarmasinpost.co.id/Reni Kurniawati)

Berita Terkini