BANJARMASINPOST.CO.ID - BELAKANGAN rakyat Indonesia riuh membahas soal pengibaran bendera. Bukan karena dalam rangka tujuh belasan atau perayaan hari Kemerdekaan ke-80 Indonesia, melainkan soal pengibaran bendera “One Piece”.
Ya, bendera dari serial anime bajak laut Topi Jerami dan manga populer One Piece itu kini menimbulkan kegaduhan. Hal ini juga memicu perdebatan di media sosial, dan bahkan menuai tanggapan dari berbagai pihak. Sampai-sampai pihak pemerintah dan DPR RI pun angkat bicara.
Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi, meminta aksi mengibarkan bendera One Piece tak dimanfaatkan pihak-pihak tertentu untuk mengganggu kesakralan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Indonesia. Meski demikian, ia mengakui aksi tersebut sebagai kebebasan ekspresi masyarakat.
Mensesneg Prasetyo Hadi bilang, pemerintah terbuka terhadap kritik publik terhadap kondisi negara yang diakuinya belum sesuai harapan masyarakat. Tapi ia pun meminta ekspresi masyarakat melalui bendera One Piece itu tak memicu imbauan agar mengibarkan bendera selain Merah Putih.
Sementara itu, Wakil Ketua DPR sekaligus Ketua Harian Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, menyebut aksi pengibaran bendera One Piece sebagai upaya memecah belah bangsa. Menurutnya, hal itu digunakan oleh sejumlah pihak tertentu.
Pengibaran bendera ini memang bisa dipandang dari dua sisi. Di satu sisi, ini bisa jadi murni ekspresi sesaat dari para penggemar yang ingin menunjukkan kecintaan mereka pada serial One Piece.
Bagi mereka, bendera One Piace melambangkan kebebasan, petualangan, dan perjuangan melawan ketidakadilan, nilai-nilai yang sangat kuat dalam cerita One Piece. Sisi lainnya, tidak menutup kemungkinan ini adalah gerakan terorganisir yang dimanfaatkan oleh sekelompok orang untuk menyalurkan kritik atau ketidakpuasan terhadap kondisi sosial dan politik saat ini.
Karakter utama One Piece, Monkey D. Luffy, seringkali digambarkan sebagai figur yang berjuang melawan sistem yang korup dan pemimpin yang tiran.
Penggemar dapat mengasosiasikan semangat ini dengan kondisi di Indonesia, di mana mereka merasa ada ketidakadilan yang perlu diperjuangkan.Pertanyaan yang kemudian muncul adalah, seberapa jauh pengibaran bendera ini dapat mengganggu keutuhan bangsa?
Dalam konteks sosial yang sensitif, pengibaran bendera ini bisa saja disalahartikan sebagai simbol perlawanan atau bahkan gerakan separatis oleh pihak-pihak tertentu. Hal ini bisa memicu perpecahan, terutama jika fenomena ini terus berlanjut dan dibumbui dengan narasi provokatif.
Namun fenomena ini bisa menjadi cerminan bahwa masyarakat, terutama generasi muda, merasa ada ketidakadilan yang perlu disampaikan. Pengibaran bendera One Piece ini dapat dilihat sebagai sebuah kritik tidak langsung yang dilandasi kecintaan pada Indonesia.
Perlu diingat pula, selama pengibaran bendera tersebut tidak melanggar undang-undang dan tidak mengganggu ketertiban umum, hal ini seharusnya tidak menjadi masalah. Bendera Merah Putih harus tetap menjadi yang tertinggi dan yang teratas. (*)