Book Lover

Tips Hanifah Salsabila Mengatasi Reading Slump

Buku pertama yang membuat Hanifah Salsabila jatuh cinta pada dunia literasi adalah Daun yang Jatuh Tidak Pernah Membenci Angin karya Tere Liye.

Penulis: Salmah | Editor: R Hari Tri Widodo
banjarmasin Post
Hanifah Salsabila 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Buku pertama yang benar-benar membuat Hanifah Salsabila jatuh cinta pada dunia literasi adalah Daun yang Jatuh Tidak Pernah Membenci Angin karya Tere Liye.

Buku-buku karya Tere liye memang disukainya karena gaya tulisannya yang mudah dipahami dan ringan untuk dibaca.

"Jika kita sedang bosan membaca buku fiksi, maka buku Tere Liye menjadi rekomendasi yang cocok untuk mengembalikan semangat membaca," kata mahasiswi semester 6 Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat (ULM) ini.

Buku yang juga paling berkesan adalah buku Janji, masih karya Tere Liye. Buku itu menceritakan tentang Bahar yang memegang janji dari gurunya hingga akhir hidupnya, dengan banyaknya cobaan yang dia dapat.

"Dia masih teguh dengan janji. Karena buku itu membuat saya mengubah cara pandang, bahwa dalam hidup kita harus berusaha semampu kita dan jangan pernah berpikir bahwa Tuhan tidak adil," kata Hanifah.

Tokoh Bahar juga mulai bahagia dengan hidupnya, namun cobaan datang lagi, membuat orang yang dicintainya meninggal dan itu membuat Bahar sangat sedih sehingga mempertanyakan apakah hidup ini adil.

Selain Tere Liye, penulis yang disukainya juga Leila S Chudori yang dengan gaya tulisannya dapat memikat hati pembaca dengan memperhatikan detil-detil seperti dalam novel Laut Bercerita yang tokohnya, Laut, menyukai Mie yang resepnya bisa dipraktikan oleh pembaca.

"Buku yang mengubah cara pandang saya yaitu buku Dompet Ayah sepatu Ibu, yang menceritakan tentang dua orang yang ingin mengubah hidup dengan pendidikan dengan segala perjuangan suka maupun duka," cerita Hanifah.

Dari situ ia belajar bahwa kesuksesan tidak akan didapatkan oleh orang yang tidak mau memperjuangkannya.

“Banyak alasan untuk mengakhiri hanya perlu satu alasan untuk terus berjalan,” kata Hanifah yang pernah mendapat Program Pendanaan Wirausaha dari Kemendiktisaintek RI 2024.

Hanifah mengatakan, ia lebih suka baca buku di kamar karena sepi, jadi ia bisa fokus pada buku dan untuk waktunya fleksibel tapi lebih sering membaca di malam hari sebelum tidur.

Menurut Hanifah, ia tertarik pada buku berawal dari judulnya dan sinopsisnya. Karena dengan judul dan sinopsis membuatnya penasaran tentang apa yang ingin disampaikan oleh penulis.

Genre paling disukai adalah realistic fiction, karena ceritanya masih realistis dan bisa terjadi di kehidupan nyata sehingga untuk 
imajinasinya feel-nya dapat.

"Awalnya saya juga tidak suka dengan genre fiksi sejarah. Kemudian karena kepo, juga banyak konten yang lewat di beranda media sosial saya, ternyata genre fiksi sejarah bukan hanya membaca novel tapi kita juga belajar tentang masa lalu," tukasnya.

Cara Hanifah mengatasi reading slump (kehilangan semangat baca) yaitu dengan memiliki lingkungan yang suka membaca buku. Ia suka mengikuti komunitas membaca buku Ibrah dimana setiap hari kami melaporkan bacaan minimal tiga halaman.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved