Berita Viral

Siswa SMP di Tangerang Korban Perundungan Meninggal Dunia, Sempat Masuk ICU Seminggu

Sempat di masuk ruang ICU, nyawa siswa SMP korban perundungan tak tertolong. Korban meninggal Minggu (16/11/2025).

|
Editor: M.Risman Noor
Thinkstockphotos.com
Ilustrasi: Korban perundungan. Siswa SMP 19 di Tangerang menjadi korban perundungan hingga meninggal dunia. 
Ringkasan Berita:
  • Seorang siswa di SMP Negeri 19 Tangerang Selatan diduga korban perundungan atau bullying meninggal dunia, Minggu (16/11/2025).
  • Korban masuk ruang ICU sejak 11 November 2025. 
  • Kepastian penyebab kematian belum diketahui. Namun dugaan perundungan mengemuka dan kini polisi sudah memeriksa 6 orang saksi.
 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Duka dunia pendidikan terjadi di negeri ini. Seorang siswa di SMP Negeri 19 Tangerang Selatan diduga korban perundungan atau bullying meninggal dunia, Minggu (16/11/2025).

Kasus dugaan perundungan ini terjadi sejak akhir Oktober 2025. 

Hingga akhirnya masuk ruang ICU sejak 11 November 2025. Namun akhirnya nyawanya tidak tertolong.

Kepastian penyebab kematian belum diketahui. Namun dugaan perundungan mengemuka dan kini polisi sudah memeriksa 6 orang saksi.

MH (13), siswa kelas I SMPN 19 Tangerang Selatan meninggal dunia di ruang ICU RS Fatmawati, Jakarta Selatan, Minggu (16/11/2025) pagi.

Informasi meninggalnya MH dibenarkan oleh Lembaga Bantuan Hukum Korban yang mendampingi keluarga. 

Baca juga: Bang Dhin Kembali Terpilih Pimpin PDI Perjuangan Kalsel

Baca juga: Sebanyak 114 Desa di Kabupaten Banjar Naik Status Jadi Desa Mandiri, Tantangan Baru Menanti

“Korban sudah tidak ada. Ini saya lagi otw RS,” ujar Alvian, pendamping dari LBH Korban, saat dikonfirmasi, Minggu dilansir Kompas.com.

Alvian menyebut pihaknya mendapat kabar sekitar pukul 06.00 WIB. 

“Kalau jamnya kita kurang tahu, tapi tadi kita dikabari pas jam 6 pagi. Sama omnya yang ada di sana,” katanya. 

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan, Deden Deni, juga membenarkan informasi tersebut. Ia menyebut mendapat kabar dari Polres Tangsel sekitar pukul 08.00 WIB.

“Iya, ini saya langsung jalan ke rumah duka,” kata Deden saat dikonfirmasi.

Ia menambahkan pihak dinas bersama kepala sekolah akan bertakziah dan menyampaikan belasungkawa langsung kepada keluarga.

Kabar duka ini lebih dahulu tersebar melalui akun Instagram @seputartangsel, yang menyebut Ijam mengembuskan napas terakhir sekitar pukul 07.00 WIB di ICU RS Fatmawati. Ijam sebelumnya dirawat intensif setelah mengalami luka serius di kepala. 

Baca juga: Inspektorat Kalsel Ingatkan ASN Soal Praktik Gratifikasi : Tolak atau Laporkan

Ia diduga menjadi korban perundungan pada 20 Oktober 2025, ketika kepalanya dihantam kursi besi oleh rekan sekelasnya.

Setelah sempat mendapatkan perawatan di rumah sakit swasta di Tangerang Selatan, ia dirujuk ke RS Fatmawati pada 9 November.

Kondisinya memburuk dan ia masuk ruang ICU dengan intubasi sejak 11 November.

 Hingga berita ini ditayangkan, Kompas.com masih berupaya menghubungi Polres Tangerang Selatan untuk meminta keterangan lebih lanjut terkait proses penyelidikan dugaan perundungan.

Kronologi MH Dibully

MH (13) diduga menjadi korban perundungan atau bullying hingga kekerasan oleh teman sekelasnya.

MH kini terbaring lemah di ruang perawatan RSUP Fatmawati, Jakarta Selatan, dengan kondisi mengalami gangguan penglihatan dan kelumpuhan pada sebagian tubuh.

Menurut keterangan keluarga, dugaan perundungan yang dialami MH bukanlah peristiwa tunggal.

Korban sudah mengalami perundungan sejak awal tahun ajaran baru, tepatnya saat Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).

Ibu korban, Y (38), menuturkan kekerasan terhadap anaknya sudah terjadi sejak hari-hari pertama sekolah.

“Awal dari MPLS udah kena juga dia, ditabokin sampai tiga kali,” ujarnya saat ditemui di Serpong, Senin (10/11/2025), dikutip dari Kompas.com.

Y menyebut, setelah MPLS berakhir, perlakuan kasar itu terus berlanjut. MH kerap mengalami kekerasan fisik di kelas.

“Sering ditusuk pakai sedotan di tangan. Waktu belajar, lengannya ditendang, punggungnya juga pernah dipukul,” katanya dengan mata berkaca-kaca.

 Baca juga: Prakiraan Cuaca Kalsel Senin 17 November 2025, Berikut Wilayah Berpotensi Diguyur Hujan

Puncak kekerasan terjadi pada Senin (20/10/2025).

Saat itu, MH diduga dipukul menggunakan kursi besi oleh teman sebangkunya hingga mengalami benjolan di kepala.

Korban tidak langsung melapor karena khawatir kondisi ibunya yang baru keluar dari ruang ICU.

Ia baru bercerita sehari kemudian setelah didesak oleh sang ibu yang melihat adanya perubahan pada perilaku dan kondisi fisiknya.

“Saya tanya, ‘Abang kenapa?’ Dia bilang, ‘Tapi mama jangan kaget, jangan takut, jangan nyesek. Aku dijedotin sama teman.’ Setelah saya desak lagi, dia akhirnya bilang, ‘Bukan dijedotin, tapi dipukul pakai kursi besi,’” tutur Y.

Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com

 

 

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved