Berita Kalteng
Warga Seranau Berharap Jembatan Penyeberangan Segera Dibangun di Sungai Mentaya
Warga yang tinggal di Mentaya Sebarang, Sampit ini mengaku kesulitan dalam menjual hasil kebun dan pertanian mereka karena jalan darat belum ada.
Penulis: Fathurahman | Editor: Elpianur Achmad
BANJARMASINPOST.CO.ID, PALANGKARAYA - Ribuan warga yang tinggal di dua Kecamatan Seranau dan Kecamatan Pulau Hanaut Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, hingga, saat ini masih berharap adanya jembatan penyeberangan diatas Sungai Mentaya.
Warga yang tinggal di Mentaya Sebarang, Sampit ini mengaku kesulitan dalam menjual hasil kebun dan pertanian mereka selama ini, karena jalan darat belum ada, sehingga kesulitan dalam mengangkut rotan, atau hasil kebun karet dan sayuran yang mereka tanam untuk dijual ke pasar.
"Selama ini, untuk menjual sayuran dan hasil hutan seperti rotan dan tanaman lainnya terpaksa menggunakan kelotok penyeberangan atau kapal feri penyeberangan, padahal kami berharap ada jembatan penghubung antara Kecamatan Seranau dan Kecamatan Baamang," ujar Udin, warga Seranau, Jumat (29/2018).
Baca: Fenomena Aneh Muncul di Selat Sunda Saat Tsunami Banten dan Tsunami Lampung, Ini Kata Ahli
Baca: Pasien Demam Berdarah Berjatuhan di Palangkaraya, Dua Bulan Tujuh Pasien Meninggal
Demikian juga dengan keluhan Surya yang selama ini merupakan ASN di Pemkab Kotim, mengaku repot saat menyeberangkan kendaraannya ke Sampit, karena selain membayar untuk ongkos kapal feri penyeberangan juga kerawanan kapal karam, karena sarat penumpang dan kendaraan.
Apalagi sebut dia, dalam waktu tertentu, jumlah orang dan kendaraan yang ingin diseberangkan kadang harus antre lama, karena pengguna jasa penyeberangan tersebut cukup banyak, karena penduduk Kecamatan Seranau dan Pulau Hanaut terus bertambah.
Keluhan yang sama juga diungkapkan, Rudi, warga Pulau Hanaut, yang mengaku waswas saat menyebarang menggunakan kapal feriz karena Sungai Mentaya sekitar Pulau Hanaut banyak di huni buaya ganas yang selama ini sering menyerang warga.
"Harapan kami segera saja bangun jembatan penyeberangan agar kami merasa aman ketika bepergian ke Sampit," ujarnya
Digarap Keroyokan
BUPATI Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, H Supian Hadi, tidak menampik adanya keinginan keras warga Kecamatan Seranau dan Pulau Hanaut yang didalamnya ada sekitar 38 desa yang masih terisolir untuk dibangunkan jembatan.
Baca: Asal Suara Dentuman Misterius di Langit Saat Erupsi Gunung Anak Krakatau Akhirnya Terungkap
Baca: Suara Dentuman Misterius Hebohkan Warga Cianjur Jawa Barat hingga Sumsel Selasa Siang
Dikatakan H Supian Hadi sebenarnya, pihaknya telah membangun jembatan yang menghubungkan Kecamatan Cempaga dengan sejumlah desa di dua kecamatan itu yang tidak menyeberang sungai, tetapi jalan belum tembus, dan tidak semua desa terjangkau.
Menurut Mantan Ketua DPRD Kotim ini, jembatan yang dibangun tersebut, akses bagi petani Pulau Hanaut dan Kecamatan Seranau sangat jauh, jika dibandingkan dengan membangun jembatan penyerangan Sungai Mentaya, sehingga solusinya memang perlu dibangun jembatan penyeberangan tersebut.
" Tapi kami sudah bicarakan anggaran untuk pembangunan jembatan tersebut, dengan dana patungan atau keroyokan dengan APBD Kalteng, Kotim dan APBN, saat ini, usulan Pemkab Kotim untuk pembangunan jembatan yang memerlukan dana Rp1,1 triliun tersebut masih di bahas," ujarnya.(banjarmasinpost.co.id/tur)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/banjarmasin/foto/bank/originals/warga-seranau-mentaya-seberang_20180729_104732.jpg)