Cerita Suka Duka Relawan Kemanusiaan
Meski Jadi Relawan Kemanusiaan Perlu Pengorbanan, Ini Alasan Hilmah Terjun Membantu Warga Kesusahan
Seorang relawan, harus rela mau meluangkan waktu, tenaga, harta bahkan bertaruh nyawa untuk melaksanakan tugas-tugas kemanusiaan
Penulis: | Editor: Hari Widodo
BANJARMASINPOST.CO.ID, MARTAPURA - Menjadi relawan kemanusiaan mungkin lebih banyak dukanya dibandingkan suka.
Seorang relawan, harus rela mau meluangkan waktu, tenaga, harta bahkan bertaruh nyawa untuk melaksanakan tugas-tugas kemanusiaan.
Namun, bagi mereka berbuat kebaikan dengan menolong sesama yang sedang mengalami kesulitan menjadi panggilan hati yang mendorong mereka mau berkorban untuk sesama.
Hilmah sejak 2016 sudah aktif menjadi relawan dan bergabung di Emergency Banjar Respons, sedangkan Herwanto ditahun yang sama bergabung dengan Komunitas Gabungan Emergency mengungkapkan alasanya hingga terjun bergabung dengan organisasi kemanusian di Kalsel.
Baca: Rutin Digelar, Ritual Balian Mamapas Lewu Dipercaya Bersihkan Kampung dari Hal Buruk
Baca: Bikin Gol dan jadi kapten di Martapura FC, Begini Ungkapan Perasaan Haru Ardan Aras
Baca: Bantu Orang Kesusahan, Relawan Tak Jarang Hadapi Perlakuan Tak Mengenakan
Baca: Gambarkan Kegigihan Masyarakat Dayak di Kualakapuas, Begini Tradisi Laluhan Dilestarikan
Diungkapkan Hilmah, rasa ingin menolong sesama sudah dimilikinya sejak duduk dibangku sekolah menengah pertama.
Dirinya aktif di kegiatan ekstrakurikuler seperti Palang Merah Remaja (PMR) dan juga di organisasi kepanduan yakni Pramuka.
Setamat di bangku sekolah, dirinya kemudian menjadi relawan di desa.
Membantu warga desa yang mengalami musibah dan melaporkan kejadian-kejadian kebencanaan kepada instansi seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banjar atau juga Tagana Dinas Sosial.
"Kuat dorongan untuk menolong sesama yang tertimpa musibah. Menjadi relawan mudah-mudahan bermanfaat bagi sesama manusia lainnya," katanya.
Herwanto mengutarakan beberapa alasannya menjadi relawan.
Pertama bisa melihat perspektif baru artinya yang sebelumnya belum pernah melihat suatu kejadian yang selama ini hanya melalui layar televisi, karena menjadi relawan akhirnya merasakan terjun langsung ke lapangan.
"Menjadi relawan itu adalah kerelaan, kami tidak dipaksa untuk ini dan itu. Kami bisa mengenal diri sendiri, seperti apa sikap kami jika dihadapkan pada masalah-masalah yang ada di depan mata. Selain itu, dengan terjun sendiri kami juga jadi lebih tahu seperti apa lingkungan disekitar kita," katanya.
Dia menambahkan, menjadi relawan menjadikan diri terus belajar dan belajar dalam penanganan berbagai musibah yang dihadapi, serta menjadi lebih bertanggung jawab dengan tugas-tugas untuk saling peduli dengan lingkungan sekitar.
Baca: Tayang Lebih Awal, Hari Ini Annabelle Teror Bioskop Indonesia
Baca: Tergoda Dinikahi Pria China, Monika Dijual Hingga Alami Kekerasan, Kabur Setelah Kuasai Bahasa China
Baca: KPU Tetapkan Capres Terpilih 3 Hari Pasca Pembacaan Putusan MK, Syaratnya Permohonan Prabowo Ditolak
Organisasi yang membuka rekrutmen relawan tidak mensyaratkan hal-hal yang spesifik, syarat mutlaknya adalah yang mau berkontribusi dan belajar.
Jadi, bisa mulai masuk dalam organisasi kemasyarakatan yang bergerak dibidang sosial dapat menemukan teman-teman sosialitas.
"Kami bisa memperluas pergaulan dengan berkenalan dengan orang-orang dari background yang berbeda," imbuhnya. (Banjarmasinpost.co.id/Hasby)
 
												

 
                 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					![[FULL] Ulah Israel Buat Gencatan Senjata Gaza Rapuh, Pakar Desak AS: Trump Harus Menekan Netanyahu](https://img.youtube.com/vi/BwX4ebwTZ84/mqdefault.jpg) 
				
			 
											 
											 
											 
											