BPost Cetak

Limbah 3.000 Ayam Dibuang ke Got, Dinas LH Banjarmasin Tak Berdaya Mengatasi

Limbah berupa darah, bulu dan potongan daging dari sekitar 3.000 ayam dibuang di got di kawasan Kelayan Banjarmasin setiap hari.

Editor: Hari Widodo
BPost Cetak
Nasib Perajin Ukiran Kayu Khas Kalteng, Haitami Terpaksa Ikut Menjual Bajakah 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Limbah berupa darah, bulu dan potongan daging dari sekitar 3.000 ayam dibuang di got di kawasan Kelayan Banjarmasin setiap hari.

Kendati sudah ada keluhan dari warga, Dinas Lingkungan Hidup (LH) dan Pertamanan Kota Banjarmasin kesulitan mengatasinya.

“Kami sulit melakukan penanganannya. Kami belum memiliki Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS). Jika punya kami bisa melakukan tindakan terhadap pelaku pencemaran,” ujar Sekretaris Dinas LH dan Pertamanan Banjarmasin, Jauhar, Jumat (30/8/2019).

Masalah ini berawal dari Unit Pelaksana Teknis Rumah Potong Unggas (UPT RPU) Basirih Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Banjarmasin pun pasrah. Sebanyak lima pedagang besar yang sebelumnya memotong ayam di RPU kini keluar dari tempat tersebut. Mereka memotong sekitar 3.000 ayam setiap harinya.

Baca: Nasib Perajin Ukiran Kayu Khas Kalteng, Haitami Terpaksa Ikut Menjual Bajakah

Baca: Mengembangkan Obat Antikanker Berbasis Bajakah

Baca: Nasib Perajin Ukiran Kayu Khas Kalteng, Haitami Terpaksa Ikut Menjual Bajakah

Baca: Film Gundala Putra Petir Ramai Diserbu Penonton, Ini Hasil Riset Kenapa Manusia Suka Superhero

Jauhar memastikan lima pedagang besar ayam itu membuang limbahnya ke selokan. “Setahu saya, lima pedagang besar itu tak mengantongi izin SPPL (Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan),” katanya.

Dia berharap Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Banjarmasin memasukkan kembali lima pedagang besar ayam itu ke RPU Basirih.

“Bahkan di kawasan Keramat juga ada aktivitas pemotongan ayam. Selama ini yang terekspose di Kelayan saja. Padahal, tempat lain juga ada pemotongan ayam di luar RPU,” kata Jauhar.

Jauhar akan berkoodinasi dengan Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan. Dia pun mengatakan ketua RT atau lurah Kelayan bisa mengajukan keberatan resmi soal keberadaan limbah ayam ke Dinas LH.

Kepala UPT RPU Basirih, Sulasno, menyatakan pihaknya hanya bisa pasrah. “Lima pengusaha besar ayam lari dari RPU. Mereka sudah kita surati dua kali, tapi tidak mau masuk RPU. Mereka minta RPU dibenahi secara layak,” katanya.

Baca: Berawal dari Clening Servis, Begini Perasaan Dede Sunandar Bergaul Selebritis Saetelah Sukses

Baca: Iga Bakar Saus Telur Asin, Kreasi Masakan Baru Dafam Hotel Banjarbaru Menggoyang Lidah

Baca: Tim Peneliti PTUPT Uniska Kunjungi Lokasi Pengolahan Air Limbah Jadi Air Bersih di Tabalong

Menurut Sulasno, lima pedagang itu antara lain H Masri, H Basir, H Muhamamad dan H Samsul. “Mereka memotong ayam sekitar 3.000 ekor di luar RPU. Limbahnya dibuang ke selokan di Kelayan,” katanya

Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Banjarmasin Ir Lauhem Mahfuzi MAP, menyatakan saat ini RPU masih menggunakan alat potong manual. “Kami tak mampu menangani 30-40 ribu ekor per hari. Kami sendiri malu, RPU di Basirih alatnya masih manual dan ketinggalan zaman,” katanya. (Banjarmasinpost.co.id/edi nugroho)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved