Berita Batola

NEWSVIDEO : Penyelamat Maskot Kalsel Raih Penghargaan Internasional

Nama Amalia Rezeki di dunia konservasi khususnya primata endemik Kalimantan berhidung mancung yakni bekantan (nasalis larvatus) sudah tidak asing.

Editor: Hari Widodo

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Nama Amalia Rezeki di dunia konservasi khususnya primata endemik Kalimantan berhidung mancung yakni bekantan (nasalis larvatus) sudah tidak asing lagi.

Dosen muda Pendidikan Biologi Universitas Lambung Mangkurat (ULM) ini adalah perempuan pertama di Indonesia yang mendedikasikan diri dengan sungguh-sungguh dan konsisten melindungi bekantan dari kepunahan, melalui aksinya di bidang lingkungan dan perbaikan habitat.

Dalam mendukung upayanya tersebut Amalia mendirikan Yayasan Sahabat Bekantan Indonesia (SBI) dengan misi selamatkan bekantan pada 2013 lalu.

Bersama dengan relawan yang ada di SBI ini pula Amalia kerap terlibat langsung dalam melakukan aksi-aksi penyelamatan terhadap bekantan. Baik itu bekantan yang sedang sakit, kehilangan induk atau bahkan juga ditemukan masyarakat dalam keadaan sekarat.

Baca: Pilbub Pilwabub Kalsel 2020, Rosehan dan Gusti Iskandar Kembalikan Berkas Cawabub ke Golkar

Baca: Usai Berjibaku Padamkan Karhutla di Bati-bati Tanahlaut, Petugas BPBD Dijamu Makan Oleh Warga

Baca: Hasil Pemeriksaan Inspektorat, Dana Desa 2018 Desa Bongkang Ada Tak Dapat Dipertanggungjawabkan

Baca: Pilkada Banjarmasin 2020, Habib Banua Melamar ke PKS Sebagai Bacalon Wali Kota

Bekantan pun langsung dibawa di Pusat Rehabilitasi Bekantan Indonesia yang didirikan oleh Amalia di daerah Sultan Adam Banjarmasin, dan memanfaatkan lahan yang ada di rumah tinggal keluarganya.

Aktivitas Amalia pun setiap harinya di pusat konservasi ini merawat bekantang yang sakit, memberi makan, membersihkan kadang hingga memantau perkembangan kesehatannya.

"Alhamdulillah dibantu oleh rekan-rekan relawan juga di SBI termasuk juga dari teman-teman dokter hewan. Dan kalau memang bekantan yang ada di pusat rehabilitasi ini sudah sehat dan siap kembali ke habitatnya, baru kami lepasliarkan. Kegiatan rescue memang sering dilaksanakan termasuk saat adanya kebakaran lahan. Dan rasanya sangat sedih saat tidak berhasil melakukan penyelamatan kepada bekantan misalnya yang ditemukan sudah dalam luka parah dan sebagainya," katanya.

Tidak hanya sekadar menyelamatkan bekantan serta habitatnya, Amalia pun bersama SBI kerap mengedukasi masyarakat melalui program yang dijalankannya. Agar masyarakat pun menyadari bahwa bekantan hewan dilindungi dan tidak boleh dipelihara maupun juga diperjual belikan.

Amalia pun sudah beberapa kali pergi ke mancanegara seperti Australia, Finlandia dan Estonia untuk menyuarakan tentang penyelamatan bekantan dan habitatnya ini agar juga terus menuai perhatian masyarakat dunia.

Dan berkat perjuangannya ini pula, Amalia pun kerap mendapatkan penghargaan sebagai perempuan inspiratif di bidang lingkungan baik regional maupun nasional.

Malah perjuangannya ini mendapatkan apresiasi di tingkat internasional dengan meraih penghargaan bergengsi di bidang lingkungan hidup antar negara ASEAN yakni ASEAN Youth Eco-Champions Award (AYECA) 2019 pada Selasa (8/10) malam di Kamboja.

Kepada BPost, Amalia pun menerangkan beberapa alasannya mendedikasikan diri terkait penyelamatan serta habitatnya primata yang menjadi maskot Kalsel ini.

"Latar belakangnya karena populasi bekantan cenderung terus menurun kemudian juga habitatnya yang semakin rusak serta beralih fungsi. Dan juga menjadi kewajiban sebagai orang Banua untuk menyelamatkan maskot kita yang sudah mulai terancam punah," katanya.

Tak hanya itu, statusnya sebagai seorang dosen menurut Amalia juga mempunyai kaitan dirinya memutuskan menjadi pejuang lingkungan khususnya penyelamatan bekantan.

"Secara keilmuan dan akademisi tentunya bagaimana caranya saya bisa melindungi dan ikuy menjaga bekantan dan habitatnya. Selain itu tanggung jawab saya juga secara agama yaitu sebagai khilafah di muka bumi harus berupaya menjaga dan melestarikan satwa dan lingkungan," terangnya.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved