Kalselpedia

Kalselpedia: Oranje Nassau Saksi Bisu Sejarah Peperangan Kerajaan Banjar

Oranje Nassau merupakan bekas tambang batu bara bawah tanah (underground) yang berada di wilayah Kecamatan Pengaron.

Penulis: Nia Kurniawan | Editor: Eka Dinayanti
BPOST/DOK
Benteng Oranje Nassau 

Pangeran Antasari sebagai pimpinan laskar perlawanan mengirim surat kepada Beeckman agar ia menyerah.

Dalam kondisi seperti itu pemerintah Belanda menganggap Pangeran Antasari berbahaya sehingga dianggap pemberontak yang dikenai premie atau harga kepala 10.000 gulden untuk menangkapnya hidup atau mati.

Keberadaan Benteng ini menjadi sebuah saksi bisu yang maha penting dalam sejarah peperangan Kerajaan Banjar dengan pihak Belanda, karena di lokasi inilah Pangeran Antasari pertama kali melakukan serangan ke pihak Belanda yang membuat peperangan Banjar meletus pertama kalinya.

Keberadaan Oranje Nassau gencar dipromosikan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Banjar.

Benteng Oranje Nassau Pengaron ini merupakan tambang batu bara pertama di Indonesia yang dibangun pada 1848, atau sepuluh tahun lebih dulu sebelum Belanda membangun tambang batubara Ombilin di Sawahlunto, Sumatera Barat.

Hal tersebut dinyatakan oleh pihak Balai Penelitian Cagar Budaya (BPCB) Samarinda seusai melakukan ekskavasi tahap II pada Oktober 2014 bersama Balai Arkeologi (Balar) Banjarmasin, Pusat Penelitian dan Pengembangan Cagar Budaya Nasional.

Hasil ekskavasi yang dibentuk Dinas Kebudayaan tersebut, papar Haris, akhirnya tim berhasil menemukan sedikitnya 60 lubang angin dan tiga lorong.

Diprediksi masih banyak lagi lubang-lubang angin dan lorong lain yang tertutup tanah dan belum ditemukan.

Bberdasar sejarah masa lalu, Benteng Oranje Nassau hanya beroperasi selama sepuluh tahun yakni 1849-1859.

Pada masanya tiap tahun menghasilkan 10 ribu ton batu bara.

(banjarmasinpost.co.id/niakurniawan)

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved