Berita Banjarmasin
Terdampak Covid-19, Pelepasliaran 4 Bekantan ke Pulau Kaget Dipercepat
SBI dan BKSDA Kalsel melaksanakan pelepasliaran empat ekor bekantan di kawasan konservasi suaka margasatwa Pulau Kaget Batola
Penulis: Syaiful Anwar | Editor: Hari Widodo
"Saya hari ini sangat terharu, pada akhirnya bekantan-bekantan hasil evakuasi SBI bersama BKSDA Kalsel ini, yang pada saat itu berada dalam kondisi yang cukup parah, akhirnya kembali pulih. Hampir 5 tahun kami merawat bekantan bekantan ini pasca evakuasi, ada yang sebelumnya lumpuh, luka fisik, hingga trauma berat," katanya.
Namun, lanjut Amalia, semua proses dapat dilalui dan akhirnya bekantan bekantan ini kembali ke habitatnya di alam.
Saya berharap kedepannya semoga setiap tahun juga semakin berkurang kasus konflik antara bekantan dan manusia akibat alih fungsi lahan, kebakaran hutan, ataupun perburuan liar.
Ditambahkan dosen pendidikan biologi FKIP Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin ini, bekantan yang dilepasliarkan berjumlah empat ekor yang berasal dari empat kabupaten yang berbeda lokasi evakuasinya.
Bekantan Mary betina dari Basirih Banjarmasin, bekantan Julia betina dari Desa Sungai Kali Kabupaten Barito Kuala.
Bekantan Dara betina dari kawasan Bandara Syamsudin Noor-Banjarbaru, dan bekantan wandi jantan dari kawasan pemukiman-kab banjar. Rentang usia bekantan yang dilepasliarkan antara 8-15 tahun.
Sebagian besar latar belakang evakuasi empat ekor bekantan ini disebabkan konflik dengan manusia, karena bekantan masih dianggap hama ketika masuk pemukiman atau kebun masyarakat, serta akibat migrasi nya kelompok bekantan yang biasanya terjadi karena habitatnya telah rusak.
Dalam proses perjalanan migrasi, sering ditemui bekantan yang ditabrak kendaraan bermotor, atau hanyut disungai besar berarus landas.
Sebagai bentuk langkah antisipasi agar kasus konflik tidak terulang, Zulfa Asma Vikra mendorong kebijakan pemerintah untuk melindungi kawasan kawasan hutan agar lebih maksimal dalam pelestarian satwa liar.
"Mengingat bekantan adalah maskot fauna identitas Provinsi Kalimantan Selatan yang pada tahun 1990 ditetapkan oleh DPRD Kalsel, tentu harus menjadi pengikat batin semua kalangan di banua, dari Pemerintah hingga masyarakat untuk lebih mencintai maskotnya agar tidak punah," kata anggota DPRD Kalsel ini
Karena pada akhirnya, lanjut dia, penyelamatan satwa liar seperti bekantan juga akan menguntungkan pada keselamatan hidup manusia, karena keseimbangan ekosistem hutan terjaga baik.
Saya salut dengan teman teman SBI yang notabene terdiri dari anak muda memiliki kepekaan dan semangat juang yang tinggi untuk konservasi bekantan di Kalimantan..
Ditambahkan Zulfa yang juga Ketua Kaukus Lingkungan Hidup dan Kehutanan DPRD Kalsel ini, pelepasliaran bekantan ke alam tentu menyesuaikan dengan jenis habitatnya.
Seperti kawasan konservasi Pulau Kaget, salah satu delta sungai barito yang memiliki luasan lebih dari 200 hektar ini memiliki vegetasi khas ekosistem lahan basah - mangrove riparian dengan jenis tumbuhan dominan mangrove rambai (Sonneratia caseolaris).
• Bagi Wisatawan Luar, Berfoto di Maskot Bekantan Jadi Bukti Pernah ke Banjarmasin
• Maskot Bekantan Banjarmasin, Dibangun dengan Biaya Rp 2,6 M dan Tingginya 6 Meter
Kawasan ini menjadi pilihan lokasi pelepasliaran karena daya dukung habitat dan pakannya masih cukup. Sehingga masih memungkinkan bagi kelompok bekantan untuk berkembang populasinya.
Sesuai amanah Peraturan Menteri Kehutanan P.56/Menhut-II/2013, tentang Strategi dan Rencana Aksi Konservasi Bekantan 2013 - 2022, bahwa bekantan yang termasuk dalam 25 spesies prioritas ini harus ditingkatkan populasinya minimal 10% selama 5 tahun. (banjarmasin post.co.id/syaifulanwar)
