Wabah Corona di Kalsel
Dokter Aswin Terharu Dengar Takbiran, Tetap Rawat Pasien Covid-19 Saat Lebaran
Petugas medis di Kalseltak bisa merayakan Lebaran Idul Fitri 1441 H karena tetap menjalani tugas merawat pasien kasus Covid-19
Penulis: Muhammad Rahmadi | Editor: Alpri Widianjono
Mengenai tanggapan keluarga mengenai tugasnya, menurut Hera, mereka memaklumi. “Legowo. Saya adalah dokter yang tentu saja milik orang sakit,” tuturnya.
• Update Covid-19 Kalsel : 15.111 Orang Dirapid Test, ada 1.563 Orang Reaktif
• Langsung Berbatasan dengan Zona Merah di Kalsel, Bupati Kapuas Diminta Usulkan PSBB
Merawat sejumlah orang dengan kasus Covid-19 di RSUD Kotabaru membuat dr Aswin Febria harus terpisah dengan keluarga saat Lebaran. Keharuan dirasakannya saat mendengar suara takbiran selepas Ramadan. “Semua orang pastilah merasakan haru,” ujarnya.
Suasana Lebaran kali ini sangat berbeda dari tahun sebelumnya. Aswin tidak bisa berkumpul dengan keluarga.
“Orangtua memang tinggal di Kotabaru, tapi tetap tidak bisa kumpul. Sedang istri dan anak tinggalnya di Kandangan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS),” kata Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kotabaru ini.
Oleh karena itu dia merasa geram menyaksikan banyak orang yang mengabaikan protokol kesehatan seperti berkumpul dan berkeliaran.
“Ibaratnya, perjuangan kami di tempat perawatan dan karantina seakan sia-sia dengan beberapa perlakuan masyarakat yang tidak mencerminkan pencegahan Covid-19,” kata Aswin.
• Calon Penumpang Padati Bandara, GTPP Covid-19 Kalsel Akan Perketat Arus Balik
• GTPPP Covid-19 Kalsel Siapkan 500 Kantong Mayat dan 100 Peti Jenazah
Sedangkan bagi Maulana (24) perawat di RSUD H Hasan Basry Kandangan Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), tak bisa pulang saat IdulfItri bukanlah hal baru. Itu karena dirinya bertugas di ruang ICU.
Meski tugasnya tak berhadapan langsung dengan pasien Covid-19, kewaspadaan tetap saja harus dilakukan.
Tiap bertugas, Maulana wajib mengenakan APD lengkap, sebagai ikhtiar mencegah tertular jika ada pasien reaktif.
Oleh karena pandemi corona, sudah tiga bulan ini dia tak bisa pulang ke rumah orangtuanya di Gambut Kabupaten Banjar.
Setelah bertugas di rumah sakit, Maulana langsung pulang ke rumah di Desa Kapuh, Kecamatan Simpur, Kabupaten HSS.
Untungnya, menurut Maulana, orangtuanya senantiasa memberikan dukungan dan mendoakannya agar selalu sehat, terhidar dari virus berbahaya itu. (*)
