Wabah Corona di Kalsel
Bantu Pemakaman Covid-19, Begini Kisah Personil Kodim Tanjung Pakai APD di Bawah Terik Matahari
Personil Kodim 1008 Tanjung Bantu Pemakaman Covid-19, Kenakan APD Lengkap di Bawah Terik Matahari
Penulis: Dony Usman | Editor: Hari Widodo
Editor : Hari Widodo
BANJARMASINPOST.CO.ID, TANJUNG - Mengenakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap dari ujung kaki hingga kepala sekitar dua jam di bawah terik matahari siang menjadi satu pengalaman baru yang dirasakan Peltu M Prayogo (46).
Personil Kodim 1008 Tanjung ini mendapatkan pengalaman tersebut setelah dirinya ikut betugas membantu proses pemakaman jenazah dengan standar protokol Covid 19 di Kabupaten Tabalong.
Saat itu bersama dua personil lainnya, Prayogo menjadi bagian dari kelompok yang paling pertama merasakan bertugas membantu pemakaman jenazah dengan protokol Covid 19.
"Waktu itu saya bersama dengan Sertu Kurnain, Koptu Riadi dan dari relawan Covid-19 ada dua orang," ujar Bati Tuud Koramil 1008-04 Tanta ini.
• Heboh Kabar Organ Jenazah Pasien Virus Corona Diperjualbelikan, Dokter Erlina Burhan Bereaksi
• 31 Pelaku yang Ambil Paksa Jenazah PDP Covid-19 di Makassar Ditangkap
• Lahan Pemakaman Covid-19 Milik Pemko Banjarmasin Terisi 91 Jenazah
Diceritakannya, sebelum bertugas membantu pemakaman mereka telah diberi pembekalan tata cara memakamkan jenazah sesuai standar protokol Covid 19.
Selain itu, bagi seorang prajurit dirinya mengaku juga harus siap melaksanakan tugas apabila ditugaskan sebagai tim pemakaman korban Covid-19.
Untuk pembekalan, imbuh Prayogo, mereka dapatkan dari petugas Dinas Kesehatan dan juga dari Tim GTPP Covid 19 Kabupaten Tabalong serta langsung didampingi Dandim 1008 Tanjung, Letkol Inf Ras Lambang Yudha.
Materi yang diberikan dalam pembekalan singkat ini diantaranya bagaimana tata cara mengenakan APD lengkap dari ujung kaki hingga kepala.
"Juga diajarkan bagaimana cara melepas APD secara benar, terutama baju hazmat," katanya.
Juga diberikan arahan apa saja tugas yang harus dilaksanakan selama proses pemakaman, cara melakukan strelisasi dan lainnya yang terkait dengan keamanan sesuai dengan protokol kesehatan.
"Setelah mendapat pembekalan itulah, kami langsung bertugas membantu proses pemakaman dengan protokol covid 19 yang baru pertama kalinya dilakukan di wilayah Tabalong," ungkapnya.
Bagi Prayogo ini juga menjadi pengalaman pertama selama hidupnya membantu pemakaman dengan harus mengenakan APD lengkap, mulai
dari baju hazmat, penutup kepala, wajah, sarung tangan dan sepatu boot.
Mengenakan APD lengkap saat pelaksanaan proses pemakaman yang berlangsung siang hari, tentu saja membuat rasa panas sangat cepat terasa.
Ditambah lagi beberapa aktivitas menggunakan tenaga juga dilakukan, seperti mengangkat peti jenazah dan menutup liang. Akibatnya, membuat keringat keluar dengan cepat dan banyak.
"Sampai-sampai baju lapisan yang dikenakan di dalam basah semua," kata Prayogo.
Meski begitu, mereka tetap harus menahan sampai proses pemakaman selesai dilakukan dan begitu selesai tak bisa langsung seenaknya melepaskan APD, tetap harus sesuai aturan supaya aman.
Selain itu demi keamanan diri dan keluarga, meski jenazah yang dimakamkan saat itu belum dinyatakan positif, dirinya tetap melakukan upaya pencegahan agar tidak membahayakan diri sendiri maupun orang lain.
Soalnya, secara manusiawi di saat pandemi ini masih berlangsung tentu tetap ada muncul rasa khawatir akan terpapar virus covid 19.
Makanya usai melaksanakan tugas membantu pemakaman dan pulang ke rumah, dirinya rela untuk menahan diri tak langsung bertemu anak dan isteri.
Bukan hanya itu, mandi di garasi rumah juga harus dirasakan dan semua baju yang dikenakan langsung dilepas untuk segera direndam dalam sabun.
• Sosmed Bikin Geger, Beredar Kabar Satu Malam 3 Jenazah Dimakamkan dengan Protokol Covid-19 di Tala
• Uji Swab Belum Keluar, Jenazah PDP Asal Barabai HST Dimakamkan dengan Standar Covid-19
Terpisah, Dandim 1008 Tanjung, Letkol Inf Ras Lambang Yudha, menyatakan, selain membantu proses pemakaman sesuai protokol kesehatan, jajarannya juga membantu mengantisipasi kerumunan warga saat proses penguburan.
Serta mengantisipasi adanya penolakan dari warga terkait tempat pemakaman. Antisipasi tentunya dilakukan dengan memberikan edukasi. (banjarmasinpost.co.id/dony usman)