Berita Kalteng
Kadisdik Kalteng Kunjungi Sekolah Pinggiran Memantau Pembelajaran Daring
Kadisdik Kalteng melihat dari dekat pelaksanaan pembelajaran daring di sekolah pinggiran di wilayah Kota Palangkaraya.
Penulis: Fathurahman | Editor: Alpri Widianjono
Editor: Alpri Widianjono
BANJARAMSINPOST.CO.ID, PALANGKARAYA - Pelaksanaan proses belajar mengajar di sekolah maupun melalui media daring yang mulai dilakukan sejak sebulan ini, mendapat perhatian Dinas Pendidikan Kalimantan Tengah.
Mereka langsung memantau proses belajar mengajar yang diterapkan sekolah di kawasan Kota Palangkaraya.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan Kalteng, Mofit Saptono Subagio, dan Staf Ahli Gubernur Kalteng, Herson B Aden, Selasa (18/8/2020), melakukan pemantauan ke sejumlah SMA yang ada di pinggiran Kota Palangkaraya. Melihat dari dekat kegiatan di sekolah secara langsung, di masa pandemi Covid-19 ini.
Salah satu sekolah yang dipantau adalah SMK Negeri 8 Kecamatan Bukit Batu.
Saat kunjungannya tersebut, mereka menyempatkan diri berdialog dengan siswa dan menanyakan kegiatan yang tidak aktif mengikuti pembelajaran melalui daring.
• Berprofesi Tukang Pijat, Pelaku Sodomi di Kapuas Kalteng Akui Suka Anak-anak Berwajah Rupawan
• Akui Sodomi 20 Anak di Kapuas Kalteng, Pelaku Minta Maaf kepada Para Korban dan Keluarga
• Enam Tahun Beraksi Sodomi Puluhan Anak di Kapuas Kalteng, Pelaku Sebut Dulu Pernah Jadi Korban
• BREAKING NEWS : Predator Anak di Kapuas Ditangkap Polisi, Puluhan Bocah SD Jadi Korban Sodomi
Karena kondisi yang tidak memungkinkan bagi si anak untuk daring, sehingga oleh guru, belajar di sekolah mengerjakan tugas-tugasnya secara tatap muka. Namun tetap menggunakan protokol kesehatan.
Seorang siswa kelas X, mengaku sering bangun kesiangan, yakni sekitar pukul 08.00 WIB. Alasannya tidak belajar tatap muka tapi belajar lewat daring, sering menghabiskan waktu main game di rumah dalam seharinya sampai malam. Berakibat, sering bangun kesiangan.
"Saya sering bangun pukul 08.00, sehingga sering tidak mengerjakan tugas karena ketiduran," ujar siswa bersangkutan.
Mendengar cerita yang demikian, Mofit Saptono meminta tenaga guru setempat untuk lebih mengefektifkan proses belajar daring dengan mencari pola efektif. Supaya, siswa tidak ada kesempatan untuk bermian game di rumah. Dan juga, tetap diajarkan untuk pendidikan karakternya meskipun melalui belajar daring.
Mofit kemudian melihat jadwal tentang tata cara dan waktu belajar siswa yang diterapkan sekolah tersebut.
Dia mengharapkan agar sekolah menyusun jadwal jam belajar melalui media daring lebih ketat lagi, sehingga diharapkan tidak ada waktu untuk siswa main game di rumah , dan meski belajar daring, pembentukan karakter siswa juga tetap bisa dijalankan.
"Kami berharap bukan hanya materi pelajaran yang diberikan, tetapi juga pendidikan karakter juga tetap bisa dijalankan meski melalui daring," ujarnya.
(Banjarmasinpost.co.id/Faturahman)
