Kisah KPH Tabalong Hadapi Karhutla
Tangisan Perempuan Muncul Saat Personel KPH Tabalong Berjibaku Padamkan Api di Lahan Sepi
Saat berjibaku dan berperang melawan api, salah satu dari anggota brigdalkarhutla mendengar suara perempuan menangis.
Penulis: Dony Usman | Editor: Eka Dinayanti
Editor: Eka Dinayanti
BANJARMASINPOST.CO.ID, TANJUNG - Tahun 2019 merupakan salah satu tahun yang cukup rawan terjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Kalimantan Selatan, termasuk di Kabupaten Tabalong.
Setidaknya ada 4 kali tragedi karhutla yang termasuk ke dalam APL dan Hutan Produksi wilayah kerja KPH Tabalong.
Menurut Kasi Perlindungan Hutan KPH Tabalong, Zainal Abidin, saat itu sekitar September 2019, KPH Tabalong menerima informasi telah terjadi kebakaran di suatu desa yang ada di wilayahnya.
"Tim brigadalkarhutla dan peralatan langsung disiapkan dan tidak butuh waktu lama segera meluncur ke TKP. Mobil hilux beserta 1 buah pemadam mengangkut anggota brigdalkarhutla beserta alat-alatnya," kata Zainal.
Baca juga: Kisah KPH Tabalong Hadapi Karhutla, Banyak Temui Kejadian Unik dan Menarik
Baca juga: GPS dan Kompas Bisa Normal Lagi Setelah Tim KPH Tabalong Minta Izin pada Sosok ini
Baca juga: Tim KPH Tabalong Terobos Jalur Ekstrim untuk Temukan Lokasi Hotspot, Ternyata Malah Ada Jalan ini
Tiba di lokasi yang dimaksud, anggota brigdalkarhutla dibagi menjadi 2, tim yang mengoperasikan alat mesin pemadam dan tim yang menggunakan alat manual.
"Mulai dari kepyok, jetshooter hingga mesin pompa air digunakan untuk memadamkan kebakaran pada lahan tersebut," ujarnya.
Tim juga terbantu karena tidak jauh dari lokasi kebakaran terdapat sungai kecil yang dapat digunakan sebagai sumber air.
Lokasi kejadian kebakaran lahan sendiri ternyata merupakan bekas tanaman pohon karet dan semak belukar.
Saat berjibaku dan berperang melawan api, salah satu dari anggota brigdalkarhutla mendengar suara perempuan menangis.
Awalnya tidak dihiraukan karena mungkin salah dengar.
Namun ketika anggota tersebut menanyakan kepada masyarakat yang ikut serta memadamkan api ternyata juga mendengar hal yang sama.
Padahal situasi di lokasi kebakaran lahan itu cukup sepi dan tidak ada siapa-siapa lagi selain personel dan warga yang sedang berusaha memadamkan api.
Akhirnya personel dan warga itu bergegas memadamkan api dengan kepyok serta menyemprot dengan jetshooter.
Setelah api dapat benar-benar dipadamkan, barulah mereka berlari menuju ke lokasi yang banyak personel lainnya tanpa menggubris lagi suara tangisan yang sempat terdengar.
(banjarmasinpost.co.id/donyusman)
