Pesawat Sriwijaya Air Lost Contact
BREAKING NEWS Black Box Sriwijaya SJ 182 Ditemukan, Dimasukkan di Container Box
Namun, jelang sore tim penyelam dari TNI AL dikabarkan berhasil mengangkat Blackbox Sriwijaya Air, Selasa (12/2/2021).
Editor : Didik Trio Marsidi
BANJARMASINPOST.CO.ID, JAKARTA - Setelah melakukan pencarian selama tiga hari, akhirnya Black Box Sriwijaya Air SJ 182 ditemukan.
Sebelumnya, pihak TNI AL mangaku posisi Kotak Hitam Sriwijaya Air SJ 182 berada di dasar laut tertimbun puing pesawat.
Bahkan, sejak dari pagi hingga sinag pencarian, penyelam TNI AL yang dibantu sejumlah relawan terus melakukan pencarian.
Namun, jelang sore tim penyelam dari TNI AL dikabarkan berhasil mengangkat Blackbox Sriwijaya Air, Selasa (12/2/2021).
Baca juga: Jenazah Mulai Bermunculan di Laut, Personel TNI AL Temukan Dua Bagian Tubuh Korban Sriwijaya Air
Baca juga: Wanita Ini Kaget Namanya Ada Manifest Sriwijaya Air, Selvin Lolos dari Pemeriksaan & Rapid Test
Baca juga: Titiknya Sudah Diketahui, Black Box Sriwijaya Air SJ 182 Belum Juga Ditemukan, Ada Apa?
Kotak hitam ini nantinya akan diserahkan kepada pihak KNKT untuk dianalisa.
Belum terlalu banyak informasi mengenai hal tersebut.
Sebagai informasi, Black box atau kotak hitam adalah istilah umum yang digunakan dalam industri penerbangan untuk merekam data selama pesawat diterbangkan.
Meski disebut kotak hitam, nyatanya black box dibalut warna yang terang menyala atau cerah agar mudah teridentifikasi dalam operasi pencarian.
Blackbox yang ditemukan tersebut lalu dimasukkan di container box warna putih bertutup biru seukuran 40 x 30 cm di atas perahu karet
Blackbox selanjutnya dinaikkan di KRI RIgel dan akan dibawa ke JICT.
Mengutip kompas.com, kotak hitam atau black box Sriwijaya Air SJ 182 telah ditemukan oleh tim SAR gabungan pada Selasa (12/1/2021) sekitar pukul 16.00 WIB.
Berdasarkan siaran Breaking News Kompas TV, kotak hitam ditemukan di antara Pulau Laki dan Lancang, Kepulauan Seribu, Jakarta.
Kotak hitam itu tampak dibawa oleh kapal sea rider milik Kopaskal.
Selanjutnya, kotak hitam itu akan dikirim ke JICT 2 Tanjung Priok, Jakarta Utara, untuk ditindaklanjuti.
Berdasarkan penjelasan jurnalis Kompas TV, kotak hitam atau black box tersebut ditemukan oleh tim Kopaskal Armada 1 TNI Angkatan Laut.
Selanjutnya setelah tiba di JICT, kotak hitam akan diserahkan ke tim Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk diteliti lebih lanjut.
Tak hanya Kopaskal, turut dalam rombongan pencari black box di antaranya penyelam Dislambair dan Taifib.
Setelah ditemukan, kotak hitam dibawa ke JICT 2 Tanjung Priok, Jakarta Utara. Rencananya, akan ada konferensi pers terkait penemuan kotak hitam ini.
Saat ini, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi terlihat sudah berada di JICT 2.
Persiapan konferensi pers di JICT 2 pun sudah siap dilakukan.
Sebelumnya, proses pencarian black box pesawat Sriwijaya Air SJ 182 mulai menemui titik terang.
Hal ini diungkapkan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto saat konferensi pers di Jakarta International Container Terminal (JICT) 2 Tanjung Priok, Minggu (10/1/2021).
"Dua sinyal yang dikeluarkan oleh black box tersebut bisa dipantau dan sekarang sudah di-marking (ditandai)," ujar Hadi kepada para wartawan.
Ia berharap black box dalam waktu dekat bisa diangkat.
"Sehingga, bisa menjadi bahan KNKT untuk mengetahui penyebab kecelakaan tersebut," tutur Hadi.
Hadi menyebutkan, potongan-potongan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 berkisar di kedalaman 23 meter.
Pencarian Intensif
Sebelumnya, upaya pencarian pesawat Sriiwjaya Air SJ 182 mulai menemukan titik terang di hari kedua pada Senin (11/1/2021).
Pada hari kedua, Tim SAR gabungan yang terdiri dari Badan SAR Nasional ( Basarnas) dan TNI-Polri memperluas lokasi pencarian.
Hal itu dilakukan untuk mengangkut puing pesawat dan menemukan jenazah korban serta kotak hitam.
"Untuk kegiatan udara itu akan tetap melaksanakan pemantauan lewat udara dengan areal yang kita perluas," ujar Direktur Operasi Basarnas, Brigjen TNI Rasman dalam konferensi pers dikutip dari Kompas TV, Selasa (12/1/2021).
Dalam perluasan pencarian ini, petugas membagi menjadi sembilan sektor. Seluruh sektor ini bekerja dengan metode pemantauan melalui udara di sekitar lokasi yang diduga menjadi titik jatuhnya pesawat.
Rasman menuturkan, perluasan pemantauan udara ini dilakukan sebagai upaya untuk antisipasi terjadinya pergerakan puing pesawat di permukaan air.
"Kemungkinan kalau ada benda atau barang atau obyek yang menjadi pencarian yang ada di permukaan itu bisa dipantau. Karena, ini sudah tiga hari tentu mungkin pergerakannya sudah agak menjauh," kata Rasman.
Kapal Baruna Jaya mulai bergerak
Untuk membantu pencarian kotak hitam, Kapal Baruna Jaya IV pun diikutsertakan. Kapal ini akan mempersiapkan berbagai peralatan untuk pencarian badan pesawat dan kotak hitam atau black box, seperti side scan sonar dan ping locator.
Kapal Baruna Jaya awalnya merupakan sebuah kapal untuk penelitian dan riset bawah laut.
Sebelummnya, Baruna Jaya juga dikerahkan untuk membantu pencarian Lion Air JT 610 yang jatuh di Tanjung Karawang, Jawa Barat, Senin (29/10/2018).
Baruna Jaya memiliki kecanggihan peralatan yang mampu membantu melakukan search and rescue (SAR), salah satunya pencarian black box Lion Air.
Kapal ini juga yang berhasil menemukan flight data recorder (FDR) atau data penerbangan Lion Air JT 610. Adapun FDR merupakan bagian penting black box pesawat. FDR berisi data yang bisa mengungkap penyebab jatuhnya pesawat.
Selain dibantu Kapal Baruna Jaya, tim SAR gabungan juga dibantu tim Mahakarya Geo Survey (MGS), sebuah perusahaan yang bergerak dalam survei pemetaan laut.
Adapun hingga Senin sore, tim DVI berhasil mengidentifikasi satu korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182.
"Tim DVI dapat mengidentifikasi salah satu korban kecelakaan Sriwijaya Air SJ 182, yaitu atas nama Okky Bisma," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas (Karopenmas Divhumas) Polri Brigjen Pol Rusdi Hartono, Senin.
Okky Bisma berusia 30 tahun, warga Kramatjati, Jakarta Timur. Okky berhasil diidentifikasi berkat pencocokkan antara sidik jari antemortem dan postmortem.
"Kami menemukan 12 titik kesamaan (pada jari telunjuk kanan) dan itu cukup untuk memastikan bahwa orang ini adalah orang yang sama," ujar Kapusinafis Polri Brigjen Pol Hudi Suryanto.
Berkat Sidik Jari E-KTP Untuk data antemortem tersebut, tim DVI terbantu oleh sidik jari E-KTP yang didapat dari Dukcapil.
Sementara itu, untuk data postmortem, tim DVI menemukan tangan kanan korban lengkap dengan jarinya. Adapun nama Okky Bisma ada dalam daftar manifes nomor 4 penumpang Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak.
Hingga saat ini terdapat tiga sampel yang akurat untuk proses identifikasi para korban pesawat Sriwijaya Air SJ 182.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kotak Hitam Sriwijaya Air SJ 182 Ditemukan"
