Melawan Kepunahan Kesenian Banjar

Menopeng, Tarian Banjar Bernuansa Mistis, Ada yang Bisa Menari karena 'Kesurupan'

Kesenian Tradisi Manopeng hampir punah, hanya dipergelarkan setiap tahun di bulan Muharam di daerah Banyiur Luar Kelurahan Basirih

Penulis: Syaiful Anwar | Editor: Eka Dinayanti
istimewa
Suasana tari Tari Topeng Banjar di daerah Banyiur Banjarmasin. 

Editor: Eka Dinayanti

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Biasanya, seseorang bisa menari karena mempelajari sejak anak-anak hingga dewasa.

Beda dengan Tari Tradisi Manopeng ini, tanpa belajar pun seseorang secara tak sadar bisa menari 'bila kerasukan'.

Kesenian Tradisi Manopeng tergolong hampir punah dan hanya dipergelarkan setiap tahun di bulan Muharam di daerah Banyiur Luar Kelurahan Basirih, Banjarmasin.

Sebenarnya di Kabupaten Banjar juga ada keturunan keluarga Tari Manopeng.

Baca juga: Melawan Kepunahan Kesenian Banjar, Hidupkan Bagandut Lewat Tari Kreasi

"Kami tak meneruskan tarian ini dan topengnya sudah hilang dan infonya ada di Bali," cerita salah satu juriat tari Manopeng dari Banjar tak mau disebutkan namanya.

Tari Manopeng berbau 'mistis', sehingga sebelum pagelaran biasanya diawali dengan upacara ritual oleh tokoh dan pawang Tari Topeng, Basrin dengan melakukan upacara ritual sebuah topeng dan ditancapkan di tempat 41 macam makanan di atas meja.

Selanjutnya Basrin menapung tawari penonton dengan memercikan air ke setiap sudut panggung.

Barulah acara ritual dimulai dengan penampilan tari Bidadari oleh tiga orang gadis keturunan keluarga Manopeng.

Baca juga: Bapandung, Seni Tutur Kalsel yang Hampir Punah, Syukur Mencari Penerus Pamandungan

Sebelum menari, ketujuhnya ditapungtawari oleh pawang Basin dan mengambil tujuh topeng disediakan.

Kemudian menari sesuai karakter topeng yang dikenakan.

Ketujuh penari bidadari ini berhenti menari setelah terjatuh di lantai.

Saat ketujuh penari, tiba-tiba ada dua penonton 'kesurupan' hingga dibopong ke panggung.

Keduanya dipasang topeng dan menari hingga terjatuh.

Setelah 'pawang' mengobati, penonton itu baru sadar.

Baca juga: Mukhlis Maman Pertahankan Alat Musik Khas Kalsel, Kuriding dari Kepunahan

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved