Harga Bitcoin
Harga Bitcoin Bakal Kembali Melonjak, Stabil di Kisaran US$ 33.000 hingga US$ 36.000
Kabar menggembirakan bagi investor mata uang kripto. Harga Bitcoin menunjukkan harga cukup stabil dan diprediksi akan melonjak.
BANJARMASINPOST.CO.ID - Kabar menggembirakan bagi investor mata uang kripto. Harga Bitcoin menunjukkan harga cukup stabil dan diprediksi akan melonjak.
Mata uang kripto yang paling dominan diminati investor ini cukup stabil di harga US$ 33.000 hingga US$ 36.000 sejak awal Juli lalu.
Sempat menyentuh level US$ 35.943,24 pada Senin (5 Juli), harga Bitcoin kemudian melorot ke US$ 33.333,90, mengacu data CoinDesk.
Harga yang berfluktuatif masih terbilang wajar walau belum menjadi harga terbaik yang sempat tembus hingga US$ 40.000.
Baca juga: GPU Murah Bakal Banjiri Pasar, Penambang Bitcoin China Kompak Jual Murah Imbas Tekanan Pemerintah
Baca juga: Daftar Lengkap Harga Emas di Pegadaian 5 Juli 2021, Begini Cara Menabung Emas
Hanya, melansir The Independent, data pasar kritpto terbaru dari perusahaan analitik Glassnode menunjukkan, telah terjadi peningkatan signifikan dalam apa yang disebut akun paus, yang biasanya merupakan sinyal bullish.

Peningkatan crypto whales, akun yang menyimpan lebih dari 1.000 Bitcoin, terjadi bersamaan dengan rekor yang membawa harga Bitcoin ke level tertinggi sepanjang masa di atas US$ 64.000 pada April lalu.
Jumlah akun paus mencapai level tertinggi dalam dua bulan terakhir, yang mengarah ke spekulasi bahwa kenaikan harga Bitcoin yang signifikan bisa terjadi.
Data Glassnode mengungkapkan, jumlah akun paus bertambah 80.000 menjadi 4,126 juta, hanya beda beberapa ratus ribu dari rekor tertinggi yang terlihat pada Februari 2021.
Dilansir kontan.co.id, peningkatan crypto whales biasanya dilihat sebagai tanda bullish. Sebab, memperlihatkan mereka yang memiliki kekuatan paling besar di pasar saat ini sedang mengumpulkan Bitcoin.
Baca juga: Gerakan Ekonomi Masyarakat, Tanahlaut Genjot Pengembangkan Lima Destinasi Wisata Lokal
“Peningkatan terbaru dalam keseimbangan akun paus menunjukkan, bagian bawah mungkin telah tercapai,” kata Omkar Godbole dari CoinDesk.
Investor mata uang kripto sediki gembira melihat fluktuasi dalam sepekan terakhir.
Dikutip dari laman coinmarketcap.com, harga ethereum bahkan melonjak 25,07 persen bila dibandingkan dengan periode yang sama sepekan yang lalu.
Harga ethereum kini berada di kisaran 2.327,07 dollar AS per keping atau sekitar Rp 33,74 juta (kurs Rp 14.500).
Nilai tersebut meningkat 5,95 persen bila dibandingkan dengan harga perdagangan yang sama 24 jam terakhir.

Sementara itu, harga mata uang kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, bitcoin, meningkat 2,82 persen dalam 24 jam terakhir menjadi di kisaran 35.538,86 dollar AS per keping.
Nilai tersebut setara dengan sekitar Rp 515,30 juta.
Dilansir kompas.com, sementara, bila dibandingkan dengan periode yang sama sepekan yang lalu, harga bitcoin telah menguat 7,20 persen.
Harga aset kripto meme, dogecoin, pun menguat tipis. Dalam beberapa waktu terakhir, harga dogecoin terus mengalami koreksi.
Kini, dogecoin diperdagangkan di kisaran 0,25 dollar AS per keping atau sekitar Rp 3.625, atau menguat 1,11 persen bila dibandingkan dengan harga periode yang sama 24 jam yang lalu.
Baca juga: Viral di Medsos, Kurir Dimarahi dan Disiram Konsumen Gegara Sistem COD
Sementara bila dibandingkan harga sepekan yang lalu, harga dogecoin menguat 1,31 persen.
Berikut adalah rincian harga 10 aset kripto paling populer dalam sepekan terakhir:
Bitcoin 35.538 dollar AS atau Rp 515,30 juta (+7,20 persen)
Ethereum 2.327,07 dollar AS atau Rp 33,74 juta (+25,07 persen)
Tether 0,9998 dollar AS atau Rp 14,497,1 (-0,18 persen)
Binance Coin 306,57 dollar AS atau Rp 4,44 juta (+8,78 juta)
Cardano 1,44 dollar AS atau Rp 20.880 (+11,80 persen)
Dogecoin 0,25 dollar AS atau Rp 3.625 (+1,31 persen)
XRP 0,693 dollar AS atau Rp 10.048,5 (+12,30 persen)
USD Coin 0,9996 dollar AS atau Rp 14.494,2 (-0,19 persen)
Polkadot 15,81 dollar AS atau Rp 229.245 (+8 persen)
Uniswap 20,60 dollar AS atau Rp 298.700 (+25,98 persen)

Poundsterling Mata Uang Paling Oke
Mata uang poundsterling rupanya berhasil menjadi mata uang utama dengan kinerja paling baik sepanjang semester I-2021. Tercatat, pasangan GBP/IDR berhasil menguat 4,55%, mengungguli USD/IDR yang tumbuh 3,2% maupun SGD/IDR yang tumbuh 1,43%.
Sementara pasangan mata uang EUR/IDR justru terkoreksi 0,13%. Sedangkan JPY/IDR justru melemah hingga 3,65% sepanjang semester I-2021.
Analis Monex Investindo Futures Faisyal menjelaskan, penguatan mata uang poundsterling tidak terlepas dari meredanya sentimen brexit pada awal tahun silam. Selain itu, Inggris juga menjadi salah satu negara yang punya program vaksinasi paling masif dan tercepat sehingga proses pemulihan ekonominya bisa berjalan lebih cepat.
Baca juga: Bisnis Sarang Burung Walet Jadi Potensi Usaha yang Menjanjikan di Palangkaraya
Di satu sisi, mata uang yen menjadi yang paling terpuruk lantaran Jepang yang masih terus dihantam krisis Covid-19.
Upaya vaksinasi yang lambat pun tidak banyak membantu fundamental yen. Ditambah lagi, mata uang safe haven pilihan investor saat ini adalah dolar Amerika Serikat (AS), bukan yen.
Lantas seperti apa dinamika pergerakan mata uang utama pada paruh kedua tahun ini? Faisyal memperkirakan justru dolar AS akan jauh lebih unggul dari sisi kinerja dibanding poundsterling.
“Inggris saat ini tengah dihantam oleh merebaknya Covid-19 varian Delta yang berpotensi menghambat pemulihan aktivitas ekonomi.

Sementara dolar AS justru sedang di atas angin seiring mulai munculnya pernyataan hawkish dari para pejabat The Fed,” jelas Faisyal
Selain itu, Faisyal juga bilang upaya vaksinasi AS juga merupakan salah satu yang termasif seperti Inggris.
Oleh karena itu, hal ini juga menjadi sentimen positif untuk dolar AS ke depan seiring dengan potensi pemulihan ekonomi AS.
Ditambah lagi, varian delta yang tengah menjadi sentimen negatif bagi poundsterling justru dinilai Faisyal berpotensi menjadi katalis positif untuk dolar AS.
Hal ini lantaran di tengah ketidakpastian dan kekhawatiran investor, maka dolar AS sebagai safe haven yang likuid akan menjadi incaran.
Baca juga: Harga Emas Antam Sepekan Terakhir, Alami Kenaikan di Tengah Pengangguran Meningkat di AS
Terpuruknya Saham dan Emas
IHSG belum mampu bangkit sepanjang enam bulan pertama tahun ini di mana hanya mencatatkan pertumbuhan 0,11%.
Head of Business Development Division Henan Putihrai Asset Management Reza Fahmi menjelaskan, faktor dari ekonomi global yakni bahwa tahun depan kemungkinan the Fed akan memangkas pembelian aset AS dan kenaikan suku bunga AS masih membebani kinerja saham.
“Ditambah lagi, tak kunjung usainya penyebaran Covid-19 ini membuat Indonesia harus kembali menerapkan pembatasan sosial yang ketat. Dampaknya, pemulihan ekonomi pun kembali terganggu sehingga membuat saham-saham pun lagging,” terang Reza,
Ke depan, perkembangan pasar saham masih akan ditentukan oleh seberapa cepatnya pemerintah mampu menangani penyebaran Covid-19 varian Delta.
Penanda pada jendela mempromosikan mesin ATM Bitcoin yang telah dipasang di Waves Coffee House di Vancouver, British Columbia, Kanada, 28 Oktober 2013. (Reuters)
Jika PPKM darurat ternyata diberlakukan terlalu lama, tentunya akan menghambat pertumbuhan ekonomi di akhir kuartal II hingga kuartal III-2021.
Oleh karena itu, Reza menilai, pemerintah bisa mengatasi penyebaran Covid-19 dengan efisien dan tidak berlarut-larut.
Selain itu, upaya vaksinasi yang semakin digenjot juga diharapkan bisa membantu mempercepat pemulihan aktivitas ekonomi ke depan. Untuk akhir tahun ini, ia memperkirakan IHSG akan berada di area 5.500.
Sementara nasib emas dinilai Faisyal akan bergantung pada seperti apa laju vaksinasi global. Jika vaksinasi berhasil, tentu harga emas akan kembali berada dalam tren koreksi seiring.
Namun, saat ini penyebaran Covid-19 varian Delta juga patut diperhatikan, apakah vaksin berhasil menghadang penyebaran varian yang satu ini.
“Jika ternyata tidak berhasil dan kasus Covid-19 melonjak tajam, tentu emas sebagai save haven akan kembali menjadi incaran. Otomatis harganya bisa mengalami penguatan,” tutur Faisyal
Faisyal memperkirakan emas akan bergerak pada rentang US$ 1.650 per ons troi-US$ 1900 per ons troi sepanjang sisa tahun ini. (*)