Btalk

BTalk : Harga Minyak Goreng Bikin Emak-emak Menjerit, Begini Respons Hj Aida Muslimah

Hj Aida Muslimah SE, anggota DPR RI asal Kalsel dalam acara Btalk menyampaikan respons terhadap persoalan minyak goreng

Penulis: Noor Masrida | Editor: Hari Widodo
Capture Youtube BPost
Hj Aida Muslimah menanggapi persoalan minyak goreng. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Meski pemerintah Indonesia sudah menggulirkan sejumlah program, polemik minyak goreng belum juga mereda.

Di beberapa daerah, minyak goreng bahkan sampai mengalami kelangkaan, termasuk di Kalimantan Selatan. 

Menyikapi melambungnya harga minyak goreng (migor), pemerintah pusat menerapkan kebijakan satu harga mulai 19 Januari 2022. 

Ini diawali dengan harga Rp 14 ribu per liter. Namun ini belum dirasakan sepenuhnya oleh masyarakat Kalimantan Selatan. Tak heran masih banyak emak-emak yang kesulitan mendapatkannya. 

Padahal Kalsel penuh dengan kebun kelapa sawit, yang merupakan bahan baku minyak goreng.

Baca juga: Undang-Undang Tentang Provinsi Kalsel Disahkan, Hj Aida Muslimah : Pro Kontra Adalah Hal Wajar

Baca juga: Peduli Petugas Kebersihan di Banjarmasin, Anggota DPR RI Hj Aida Muslimah Bagi Sembako

Baca juga: VIDEO Bakti Sosial Yayasan Suaka Ananda Bpos, Aida Muslimah Ingin Masyarakat Sadar Hemofilia

Bagaimana Hj Aida Muslimah SE, anggota DPR RI asal Kalsel, melihat hal ini?

Bagaimana pula dia menyuarakan aspirasi emak-emak dan para pedagang kecil di Banua soal minyak goreng?, Tribun Series Suara Rakyat mewawancarainya pada Senin 28 Februari 2022 dan berikut kutipannya:

Melihat kelangkaan minyak goreng dengan harga normal ini, sebenarnya apa sih yang sedang terjadi? 

Kelangkaan minyak goreng sudah beberapa waktu ini terjadi, tidak cuma di Kalsel tapi juga di seluruh Indonesia. Dengan adanya hal ini, pemerintah telah membuat peraturan baru tentang harga minyak goreng dari kualitas curah sampai premium. Mulai dari harga 11 ribu - 14 ribu rupiah.

Faktanya, di lapangan tetap saja harga satu liter minyak masih di atas harga subsidi, hal ini tidak lepas dari stok minyak goreng terbatas di tengah permintaan yang tinggi, juga adanya oknum yang memanfaatkan situasi ini untuk menimbun stok minyak goreng.

Ada pula masyarakat yang mengalami panic buying, takut kehabisan stok, lalu mereka membeli dalam jumlah banyak, sehingga yang lain tidak kebagian. 

Panic buying adalah hal yang kerap terjadi di masyarakat pada saat terjadinya kelangkaan, adakah cara meredam hal ini? 

Ya, untuk ini sangat diperlukan peran dari pemerintah, bagaimana cara meyakinkan masyarakat dengan memberikan informasi yang jelas soal ketersediaan minyak goreng kepada mereka. 

Bagaimana peran pemerintah untuk supaya masyarakat bisa tetap mendapatkan minyak goreng di tengah keterbatasan stok ini? 

Berbagai cara dilakukan pemerintah, mulai dari melakukan sidak di pasar tradisional hingga ritel, juga mengadakan pasar murah di tingkat kecamatan hingga kelurahan. 

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved