Berita Tanahlaut
Racik Obat Secara Mandiri, Peternak Tanahlaut Ini Sukses Atasi Penyakit Mulut dan Kuku
Peternak di Tala meracik obat untuk mengobati sapi-sapinya yang terinfeksi penyakit mulut dan kuku.
Penulis: BL Roynalendra N | Editor: Eka Dinayanti
BANJARMASINPOST.CO.ID, PELAIHARI - Sebagian peternak sapi di Kabupaten Tanahlaut (Tala), Kalimantan Selatan Kalsel), saat ini masih dilanda kerisauan oleh Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menjangkiti sapi mereka.
Bahkan di antaranya ada yang teramat gelisah karena tak tahu cara mengatasi penyakit yang sekarang mewabah di negeri ini tersebut.
Pengakuan sejumlah peternak, Rabu (27/7/2022), mereka mengaku baru kali ini mendapati ternak mereka terpapar PMK.
Itu sebabnya mereka kebingungan ketika ternaknya mendadak sakit dengan kondisi air liur berlebih, hidung memerah, mulut terutama lidah luka-luka (sariawan).
Lalu, kaki terluka hingga sapi tak kuat berdiri dan kehilangan nafsu makan.
Baca juga: Tangkal PMK, Disnak Keswan Tanahlaut Lakukan Desinfektan Massal di Trans Plasma Ujung Batu
Baca juga: Tanahlaut Masih Zona Merah PMK, Kadisbunak Kalsel Targetkan Pekan Ini Geser ke Zona Hijau
Ini adalah ciri klinis PMK.
Namun di tengah kegalauan kalangan peternak di Tala, ada juga peternak yang mampu secara mandiri mengatasi PMK.
Contohnya Majid yang sukses menyembuhkan ternak sapinya dari serangan penyakit yang disebabkan oleh virus tersebut.
"Beberapa hari yang lalu semua sapi saya, delapan ekor, kena PMK semua. Alhamdulillah sekarang sudah sembuh dan kembali pulih," ucap Majid, warga Desa Sumbermulya, Kecamatan Pelaihari.
Ia bereksperimen menggunakan obat-obatan antibiotik untuk manusia yakni amoksilin untuk mengatasi luka di kaki.
Kemudian lemon untuk mengatasi sariawan, dan cairan pengusir lalat agar tak berkerumun dan bertelur di area luka.
Amoksisilin merupakan antibiotik yang digunakan dalam pengobatan berbagai infeksi bakteri.
Obat ini merupakan lini pertama untuk pengobatan infeksi telinga tengah, juga dapat digunakan untuk mengobati faringitis streptokokus, pneumonia, infeksi kulit, dan infeksi saluran kemih.
"Amoksisilinnya saya tumbuk hingga lembut. Kemudian saya tuangkan di bumbung (bambu) dicampur air putih dan selanjutnya saya minumkan," papar Majid.
Dosisnya lima butir untuk sapi besar jenis limosin.
Sedangkan untuk sapi kecil jenis sapi Bali tiga butir.
Sehari cukup sekali, pagi atau sore.
"Kalau saya biasanya pagi jam 08.00 Wita," sebutnya.
Dirinya kebetulan memiliki kebun lemon sehingga ia memanfaatkannya untuk mengatasi sariawan sapinya.
Sekali minum hingga tiga gelas, sehari juga cukup sekali, pagi atau sore.
"Kalau tak ada melon, bisa juga menggunakan asam Jawa atau asam kamal. Yang asam-asam kan memang bagus untuk panas dalam sehingga mulut sariawan. Panas dalam itu bisa terlihat dari kotorannya keras yang berlendir," tandasnya.
Dikatakannya, ketika kaki ternak sapi luka maka harus ditangani agar tak dikerumuni lalat lantaran dapat menyebabkan infeksi.
"Jangan dibiarkan karena kalau lalatnya bertelur di luka itu maka akan infeksi. Mesti disemprot dengan cairan pengusir lalat, banyak saja di pasaran obatnya," kata Majid.
Bapak tiga anak ini menuturkan saat awal terpapar PMK, ternak sapinya hingga tak bisa bangun lantaran bagian kaki terluka.
Bahkan lebih banyak rebahan dengan posisi kepala juga tergeletak.
Baca juga: BBM Sulit Didapat, Nelayan di Tanahlaut Kian Terpuruk akibat Jebloknya Harga Tangkapan
Baca juga: Sulit Cukupi Kebutuhan BBM, Sebagian Nelayan Swarangan Kabupaten Tanahlaut Terpaksa Libur Melaut
"Jadi, mesti telaten meminumi obatnya. Termasuk harus telaten membersihkan kandang. Membuangi kotorannya karena saat sakit begitu, berak dan kencing ya di situ-situ saja,' jelasnya.
Mengenai kecepatan kesembuhan, Majid mengatakan sapi besar memang agak lama yakni sekitar 20 hari.
Sedangkan sapi kecil lebih cepat hanya beberapa hari atau seminggu.
Lebih lanjut ia menerangkan juga punya pengalaman mengatasi ternak sapi maupun kambing yang demam tinggi hingga sakit mata.
Dirinya juga mengatasi secara mandiri.
"Kalau demam, saya menggunakan neuralgin, obat demam untuk manusia dan manjur. Kalau sapi besar dosisnya empat atau lima butir. Cepat reaksinya, diminumkan sore maka esok paginya sudah sehat," jelasnya.
Sedangkan ketika ternak mengalami sakit mata, merah berair hingga bertahi mata, Majid menggunakan supertetra.
Cukup dioleskan di bagian ujung mata dan tak lama berselang sembuh.
"Saya berpandangan obat-obatan untuk manusia juga bisa untuk ternak dan pasti tidak apa-apa karena daya tahan tubuh ternak lebih kuat. Jadi, tinggal dosisnya saja diperbanyak," kata Majid.
Contohnya ketika demam, dirinya cukup minum saat butir neuralgin.
Sedangkan ketika ternak ruminansianya demam maka ia berikan langsung tiga hingga empat butir sekali minum
.
"Terbukti, apa yang saya praktikkan hasilnya cukup manjur. Jadi, obat untuk manusia bisa diberikan kepada ternak. Tapi, kalau obat untuk ternak jangan pernah dipakai untuk manusia," sebut Majid.
Lalu, untuk memperkuat imunitas ternak, ia juga menggunakan gula merah dan kunyit serta telur itik.
Kunyit ditumbuk kemudian diperas diambil airnya selanjutnya dicampur dengan gula merah dsn telur itik.
"Gula merah khasiatnya untuk menguatkan nafsu makan, sedangkan kunyit untuk antibiotik," pungkasnya.
(banjarmasinpost.co.id/roy)
 
												

 
                 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
				
			 
											 
											 
											 
											