Ekonomi dan Bisnis
Harga Beras Lokal Premium di Banjarmasin dan Banjarbaru Mencapai Rp 20 Ribu Per Kg
Hargan beras lokal Banjar naik Rp 3.000 sampai Rp 4.000 di Banjarmasin dan Banjarbaru, dijual paling mahal, unus, tembus Rp 20 ribu per liter.
Penulis: Nurholis Huda | Editor: Alpri Widianjono
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Beras lokal premium di pasaran Kota Banjarmasin dan Kota Banjarbaru, Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), kembali mengalami kenaikan Rp 3.000 hingga Rp 4.000.
Termasuk beras yang dijual Sakir, penjual beras lokal di Pasar Lima, Kota Banjarmasin, Kalsel.
"Ya, harganya meningkat, per kilogram sekitar Rp 3.000 sampai Rp 4.000. Kami jual paling mahal, unus, tembus Rp 20 ribu per liter," kata Sakir, Kamis (1/12/2022)
Dia mengakui, memang beras lokal ini makin sulit didapat. "Kalau beras jawa, lancar saja, harga masih stabil," imbuhnya.
Baca juga: Pengguna Bangunan Liar di Jalan Trikora Kota Banjarbaru Berencana Bongkar Sendiri Kiosnya
Baca juga: Anggota DPRD Kalsel Minta Dishub Akomodasi Keinginan Driver Ojol, Tarif Pun Akan Berubah
Baca juga: Pembahasan RAPBD 2023 Belum Rampung, Dewan dan SKPD Kabupaten HST Keluar Daerah
Bukan hanya di Kota Banjarmasin, tapi juga di Kota Banjarbaru.
Salah satunya Henri penjual beras di depan Pasar Bauntung Banjarbaru. Dia menjual beras cihirang Rp 8.500 menjadi Rp 9.000. "Mutiara usang juga naik dari Rp 13.500 jadi Rp 14 ribu per liter," kata dia.
Harga beras jambun semula Rp 13.500, kini menjadi Rp 14 ribu. Sedangkan beras Mayang dari harga Rp 13. 500 menjadi Rp 14 ribu.
Dijelaskan Henri, harga beras naik ini karena pasokan dari petani dan pemasok sudah jarang.
Baca juga: Tak Punya Cabang SPSI atau SBI, UMK HST 2023 Ikut UMP Kalsel
Baca juga: Rapat Penentuan UMK Tabalong 2023 Telah Dilakukan, Kadisnaker Sebut Lebih Tinggi dari UMP Kalsel
Baca juga: Kadisnakertrans Sebut UMK Tanahlaut Ikut UMP Kalsel 2023, Pertumbuhan Ekonomi Sempat Minus
"Jarang yang pasok. Paling yang menjual ke pedagang sebulan sekali, itu pun harganya sudah tinggi dari awalnya," beber Henri.
Diketahui, penyebab kegagalan panen kali ini lebih dikarenakan serangan hama, banjir dan musim yang tidak menentu.
Lantaran, kurangnya suplai beras tersebut, akhirnya mengakibatkan kenaikan harga beras lokal jenis lainnya.
(Banjarmasinpost.co.id/Nurholis Huda)
