Berita Tanahlaut

Warga Kualatambangan Minta Bronjong Ditinggikan, Sebagian Mulai Ambles Diterjang Gelombang

Bronjong di pesisir Desa Kualatambangan, Kecamatan Takisung, Kabupaten Tanahlaut (Tala) kalsel kehilangan fungsinya

Penulis: BL Roynalendra N | Editor: Hari Widodo
Banjarmasinpost.co.id/Idda Royani
RUSAK - Ketua RT 5 Desa Kualatambangan Subli memperlihatkan kawat pengikat bronjong yang telah banyak terputus sehingga bebatuan banyak yang terserak, Minggu (8/1/2023). 

BANJARMASINPOST.CO.ID, PELAIHARI - Bronjong di pesisir Desa Kualatambangan, Kecamatan Takisung, Kabupaten Tanahlaut (Tala), Kalimantan Selatan (Kalsel), sebagian telah kehilangan fungsinya.

Hal itu dikarenakan posisinya ambles (menurun) hingga sejajar dengan permukaan pesisir.

Gelombang air laut pun melenggang bebas dan menjamah permukiman warga di lingkungan RT 5 yang berada di kawasan pesisir setempat.

Pantauan di lokasi, Minggu (8/1/2023), bentang panjang bronjong yang ambles tersebut setidaknya mencapai puluhan meter yakni di belakang bangunan WC umum di lingkungan RT 5.

Baca juga: Cegah Longsor, Bronjong Dipasang di Sungai Bungin Kabupaten Balangan

Baca juga: Bangun Bronjong Penahan Arus Air, Warga Timan HST Gotong Royong Tiap Jumat Bersama Babinsa

Sementara bronjong yang mengarah ke jembatan masih cukup tinggi meski juga mulai mengalami penurunan posisi. Itu pun kondisi kawat pengikatnya juga banyak yang mulai putus sehingga bebatuannya terserak.

Bronjong adalah anyaman kawat baja yang dilapisi dengan seng atau galvanis. Anyaman kawat baja ini membentuk sebuah kotak atau balok. Bagian dalamnya diisi dengan batu-batu berukuran besar untuk mencegah erosi.

"Kami mengharapkan bronjong itu ditinggikan oleh pemerintah daerah supaya berfungsi kembali, mencegah gelombang menjangkau permukiman," ucap Subli, ketua RT 5.

Ia menuturkan bronjong tersebut dibangun pemerintah daerah sekitar tahun 2015 silam. Total bentang panjangnya sekitar 700 meter mulai dari sekitar jembatan besi setempat.

"Supaya berfungsi kembali maka harus ditinggikan sekitar tiga meter. Sekaligus diperbaiki semuanya, karena kawat-kawatnya banyak yang sudah putus, merata," sebutnya.

Dikatakannya, saat terjadi tiupan angin kencang saat air laut pasang dalam pada Kamis dua pekan lalu, gelombang merangsek meluapi bronjong dan menjamah hingga ke rumah warga di kawasan pesisir.

Itu sebabnya sekitar rumah warga di kawasan pesisir setempat menjadi cukup kotor oleh sampah organik maupun sampah anorganik yang terbawa oleh gelombang tersebut.

Sekretaris Desa Kualatambangan Mulyadi mengatakan beberapa tahun silam pihak desanya mengusulkan pembangunan bronjong sepanjang dua kilometer. Namun yang direalisasikan hanya 700-an meter.

Pihaknya selama ini tiap tahun juga selalu memprioritaskan usulan penambahan bentang panjang bronjong tersebut pada rapat musyawarah rencana pembangunan (musrenbang) di desa hingga musrenbang tingkat kecamatan. 

Baca juga: Motoris Tanjungdewa Tanahlaut Sempat Kembali Kandangkan Kelotok, Gelombang di Perairan Tak Menentu

Termasuk usulan untuk memperbaiki bronjong itu. Namun sejauh ini belum terakomodasi dalam anggaran kegiatan fisik di daerah ini. Karena itu pihaknya berharap usulan tersebut dapat segera terakomodasi. 

Pasalnya bronjong yang ada saat ini kondisinya kian menurun tiap tahunnya sehingga tak maksimal lagi menahan gelombang. "Bronjong ini mengamankan sekitar 240 rumah warga pada empat RT," sebut Mulyadi.

(Banjarmasinpost.co.id/Idda Royani)

 


 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved