Ekonomi dan Bisnis

Tak Bisa Tanam Padi Dua Kali Setahun, Petani Murung Ilung Kabupaten Balangan Terkendala Pengairan

Petani di Desa Murung Ilung, Kecamatan Paringin, Balangan, harapkan bantuan perusahaan agar bangun pengairan sehingga bisa tanam 2 kali setahun.

Penulis: Reni Kurnia Wati | Editor: Alpri Widianjono
BANJARMASINPOST.CO.ID/RENI KURNIAWATI
Kepala Desa, Syahroni, menunjukkan lahan pertanian di Murung Ilung, Kecamatan Paringin, Kabupaten Balangan, Provinsi Kalimantan Selatan, Minggu (12/3/2023). 

BANJARMASINPOST.CO.ID, PARINGIN - Petani di Kabupaten Balangan, Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), sebagian sudah panen. Sebagian lagi, menunggu dua hingga tiga minggu.

Hal itu juga terjadi di Desa Murung Ilung, Kecamatan Paringin, Balangan. Petani setempat yang menanam padi jenis bibit unggul, tinggal menunggu panen. 

Kepala Desa Murung Ilung, Syahroni, Minggu (12/3/2023), mengatakan, padi yang ditanam para petani sempat diserang wereng.

Sudah ditangani menggunakan insektisida, namun sempat ada keterlambatan, sehingga mengurangi kualitas dari hasil padi. 

Baca juga: Jukung sebagai Angkutan Kelapa Sawit Andalan di Antar Jaya Kabupaten Barito Kuala

Baca juga: Manfaatkan Limbah Sampah Organik untuk Budi Daya Maggot di Murung Ilung Kabupaten Balangan

"Saat ini lahan pertanian juga masih terancam serangan burung. Karenanya, warga memasang tali dan orang-orangan sawah untuk mengusir burung," ujarnya. 

Dalam satu borongan, bisa menghasilkan sembilan blek padi.

Hasil pertanian untuk di Desa Murung Ilung masih dikonsumsi untuk pribadi.

Sedangkan bibit padi serta pupuk dan obat obatan, sudah mudah didapat dengan adanya bantuan dan subsidi.

Baca juga: Kelistrikan Dioptimalkan Sebelum Presiden Joko Widodo ke Pasar di Kota Martapura

Baca juga: Menjelang Ramadhan 2023, Wisata Religi Kubah Datu Abdussamad Marabahan Kalsel Dipadati Peziarah

Namun sayangnya, masih belum bisa dilakukan tanam kembali.  Karena, pada saat musim kemarau, lahan pertanian menjadi kekeringan. Dan, masih belum ada saluran air yang bisa mengairinya. 

Hal ini yang menjadi keluhan warga. Karena pada saat selesai melakukan panen hasil tanam pertama,  persawahan akan menjadi lahan tidur. Menunggu tahun berikut untuk bisa tanam kembali. 

"Kami berharap adanya pengairan sawah. Pihak ketiga atau perusahaan pertambangan diharapkan juga bisa membantu mengatasi permasalahan ini," harap Kades Syahroni.

(Banjarmasinpost.co.id/Reni Kurniawati)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved