Berita Banjarmasin

Kalsel Gelar Festival Hari Tari Sedunia, Seniman Sering Terkendala Administrasi

seniman Kalimantan Selatan akan memperingati International Dance Day atau Hari Tari Sedunia 2023 pada Sabtu (6/5/2023)

|
Editor: Hari Widodo
BPost Cetak/Aya Sugianto
Pegelaran Seni Tari kolosal. 

BANJARMASINPOST.CO.ID  - Tak mau ketinggalan, kalangan seniman Kalimantan Selatan akan memperingati International Dance Day atau Hari Tari Sedunia 2023 pada Sabtu (6/5/2023). Mereka akan menggelar festival tari di Politeknik Hasnur Banjarmasin.

Hari Tari Sedunia 2023 jatuh pada Sabtu (29/4). Tahun ini mengambil tema Dance Future: Developing the Traditions and Expanding the Boundaries atau Masa Depan Tari: Mengembangkan Tradisi dan Memperluas Batasan. Peringatan dipusatkan di Shanghai, Cina, pada 24-30 April.

Di Indonesia, semua daerah punya tarian khas. Tidak terkecuali Kalsel. Bahkan enam tari tradisional Kalsel masuk daftar warisan budaya tak benda di Indonesia sebagaimana diilansir dari laman Kemdikbud.

Tarian tersebut adalah tari topeng, sinoman hadrah, rudat, baksa kambang, radap rahayu dan bagandut.

Sejumlah tarian akan ditampilkan saat festival, Sabtu mendatang.

"Akan tampil anak-anak dari TK Al Hamid Banjarmasin, antara lain menampilkan tari saputangan," kata Abdurahman, seniman tari dan musik tradisional Kalsel, Sabtu.

Mengenai pengembangan tari khas Banjar, dia mengatakan banyak sanggar tari tradisional di Kalsel terutama Banjarmasin. Di antaranya Sanggar Nuansa, Galuh dan Paris Barantai.

“Setiap ada program dari Taman Budaya, sanggar-sanggar itu dilibatkan," jelasnya.

Ini sebagaimana Festival Tari Radap Rahayu se-Kalsel yang akan diselenggarakan UPT Taman Budaya Kalsel.

Abdurahman, yang mulai berkecimpung di dunia seni tradisional sejak 1979 atau saat berusia 9 tahun, sangat bersyukur masih banyak seniman senior di Kalsel yang eksis berkarya.

"Sekarang usia saya 52 tahun dan juga tetap eksis berkarya. Saya ingin menunjukkan kepada generasi muda bahwa usia tak memengaruhi. Terpenting punya semangat berbuat sesuatu untuk banua. Moto saya adalah tiada hari tanpa berkesenian," tegasnya.

Dia pun punya petuah yakni jika ingin berkarya, jangan dulu memikirkan soal kesejahteraan.

"Tunjukkan dulu karya kita yang berguna bagi banua. Insya Allah kita mendapat sesuatu yang tidak terduga," ungkapnya.

Sebagaimana Abdurahman menerima penghargaan dari gubernur pada 1999 atas dedikasinya berkarya di kesenian tradisional Kalsel.

"Walau nominal yang diterima tak seberapa, adanya penghargaan bagi seniman sudah sebuah perhatian dari pemerintah," ujarnya.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

Politik Bansos

 

Mengejar Syafaat

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved