Kampusiana

KINMU ke-2 di UIN Antasari Berakhir, Dzikrii Berharap Mahasiswa Lebih Pede Berkompetisi

KINMU ke-2 tahun 2023 yang digelar Fakultas Ushuluddin dan Humaniora UIN Antasari Banjarmasin berakhir hari ini

Penulis: Rifki Soelaiman | Editor: Hari Widodo
Banjarmasinpost.co.id/Rifki Soelaiman
Salah seorang mahasiswa UIN Antasari meraih medali emas atas partisipasinya dalam KINMU ke-2 tahun 2023. (insert) Dekan Fakultas Ushuluddin dan Humaniora, Dzikri Nirwana menyampaikan sambutannya dalam acara penutupan KINMU kedua. -- 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Kompetisi Ilmiah Nasional Mahasiswa Ushuluddin (KINMU) ke-2 tahun 2023 yang digelar Fakultas Ushuluddin dan Humaniora Universitas Islam Negeri (UIN) Antasari Banjarmasin berakhir hari ini, Kamis (8/6/2023).

Ada sebanyak 26 cabang keilmuan yang dikompetisikan pada KINMU tersebut, terdiri dari putra dan putri. 

Penutupan gelaran KINMU ke-2 tahun 2023 ini juga ditandai dengan digelarnya International Conference on Ushuluddin and Humanities (ICONASH).

Dekan Fakultas Ushuluddin dan Humaniora, Dzikri Nirwana dalam sambutannya merasa sangat bersyukur dan berbangga atas dijadikannya UIN Antasari Banjarmasin sebagai tuan rumah dalam event yang bergengsi itu. 

Baca juga: Mahasiswanya Lolos Jadi Imam Masjid UEA, Begini Respons Rektor UIN Antasari Banjarmasin

Baca juga: Membanggakan, 73 Persen Lulusan UIN Antasari Banjarmasin Terserap di Instansi Pemerintahan

Baca juga: Hafizul Akhtar, Keturunan Banjar Malaysia Pertama yang Lulus di UIN Antasari Banjarmasin

“Sejarah terbentuknya KINMU ini sendiri atas inisiasi dari pimpinan di Fakultas Usuluhuddin UIN Palembang. Beliau menginisiasi mengadakan satu event nasional diwakili UIN yang merepresentasikan pulau di Indonesia,” ujarnya.

Dipilihlah tujuh UIN yang memiliki Fakultas Ushuluddin dan Humaniora, terdiri dari UIN Raden Fatah Palembang, UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten, UIN Alauddin Makassar, UIN Antasari Banjarmasin, UIN SAIZU Purwokerto, UIN Mataram, dan UIN Imam Bonjol Padang.

“Tujuh UIN aja karena memang ada sisi pragmatisnya, dalam artian kalau kompetisi nasional melibatkan banyak perguruan tinggi, kemungkinan menang kan lebih kecil. Jadi kita batasi saja, supaya kemungkinan menang lebih besar untuk dicapai,” bebernya. 

Kendati demikian, kompetisi yang diselenggarakan itu tetap objektif dalam hal penilaiannya.

“Kami pastikan tidak ada intervensi sama sekali. Penilaian murni berdasarkan dewan juri dari tujuh UIN yang ikut,” terangnya. 

Disebutkan Dzikri, para mahasiswa yang berhasil meraih medali itu diharapkan bisa masuk ke event yang lebih besar lagi. 

“Langkah ke depannya supaya mereka lebih pede dalam berkompetisi secara nasional, karena setiap tahunnya pasti ada digelar oleh perguruan tinggi Islam se-Indonesia,” jelas Dekan Fakultas Ushuluddin dan Humaniora itu. 

Terkait dengan seminar internasional yang akan berlanjut, merupakan kali pertama yang digelar di UIN Antasari Banjarmasin.

“Dari kami ada 66 artikel yang dikirimkan, rinciannya dari dosen ada 16, dan dari mahasiswa ada 50 artikel,” katanya.

Baca juga: Cegah Kekerasan Anak Dalam Proses Pendidikan, PIAUD UIN Antasari dan UMB Gelar Workshop Nasional

Artikel-artikel yang dikirimkan tersebut merupakan hasil riset yang dilakukan oleh masing-masing pengirimnya. 

“Harapannya artikel-artikel tersebut bisa tembus menjadi jurnal nasional sehingga bisa mendongkrak akreditiasi prodi masing-masing,” pungkasnya.  (Banjarmasinpost.co.id/Rifki Soelaiman)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved