Berita Banjarmasin

Heli Water Bombing Tetap Siaga, Hujan Deras Kerap Guyur Kalsel

Hujan deras mengguyur Banjarmasin dan sekitarnya, Sabtu (8/7) pagi. Langit pun tampak redup hingga sore.

Penulis: Dony Usman | Editor: Edi Nugroho
istimewa/bpbd hst
Ilustrasi: Kondisi air di Sungai Barabai pasca hujan lebat yang mengguyur di kawasan itu. 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Hujan deras mengguyur Banjarmasin dan sekitarnya, Sabtu (8/7) pagi. Langit pun tampak redup hingga sore.

Ini terasa berbeda dari hari-hari biasanya. Beberapa hari sebelumnya, hujan terjadi sore.

Padahal berdasarkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMK) saat ini musim kemarau. Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) bahkan sempat terjadi di sejumlah kabupaten kota di Kalsel seperti Banjarbaru.

Hujan deras juga beberapa kali terjadi di Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU). Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD) HSU Moch Arifil, yang dikonfirmasi, Sabtu (8/7), mengakui beberapa hari ini cuaca tidak menentu karena sering hujan.

Baca juga: Wisata Kalsel - Pantai Pagatan di Kabupaten Tanah Bumbu Jadi Tempat Bermain yang Asyik

Baca juga: Sebanyak 105 Warga Kabupaten Barito Kuala Menerima Bantuan Berupa Rumah Layak Huni

Kendati demikian, BPBD HSU tetap waspada terhadap potensi bencana. Oleh karena cuaca tidak menentu, kewaspadaan dilakukan baik terhadap karhutla maupun banjir.

Pemantauan debit sungai melalui early warning system (EWS) selalu dilakukan. “Sampai saat ini data EWS menunjukkan debit sungai di HSU masih aman, tidak ada kenaikan, tapi kami tetap waspada,” ucapnya.

Mengenai karhutla, Arifil mengatakan pada 2023 HSU termasuk wilayah dengan tingkat kerawanan rendah. Walau begitu, hal tersebut tidak menurunkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan BPBD HSU. “BPBD HSU tetap waspada, baik terhadap potensi karhutla maupun menghadapi kondisi cuaca saat ini,” kata Arifil.

Kewaspadaan terhadap karhutla dilakukan BPBD HSU bersama Polres dan Polsek. Mereka melakukan patroli ke daerah-daerah yang dianggap rawan. Dalam kesempatan itu dilakukan imbauan kepada masyarakat agar tidak membuka lahan dengan cara membakar.

Kewaspadaan terhadap karhutla pun tetap dilakukan BPBD Kalsel. Hingga Sabtu, tercatat ada 112 kali harhutla. Sebanyak 105 melalap lahan seperti kawasan semak belukar dan sisanya di hutan. Ada pun luasan kebakaran mencapai 241,25 hektare. Sementara untuk titik panas (hotspot) sebanyak 2.558.

Baca juga: Kebakaran di Jalan Rawasari Banjarmasin, Warga Sempat Dengar Suara Tangisan

Berkaitan itu pula, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengirimkan bantuan. Helikopter water bombing disiagakan di Bandara Syamsudin Noor Banjarbaru sejak Minggu (2/7). Heli berfungsi untuk patroli udara dan pengeboman air dengan kapasitas 1.000 liter.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kalsel Pormadi Dharma mengatakan operasional heli diprioritaskan untuk penanganan ring 1 dan 2 Bandara Syamsudin Noor.

Dengan keberadaan heli diharapkan penanganan karhutla dapat lebih cepat dan efektif, terutama untuk lokasi kebakaran yang sulit dijangkau satuan tugas darat.

Terpisah, Kepala BPBD Kalsel R Suria Fadliansyah menegaskan seluruh personel BPBD dan unsur teknis lain siaga karhutla. Sekecil apa pun karhutla tetap harus diwaspadai.

“Makanya, personel BPBD maupun unsur terkait selalu siaga di posko. Jika ada kebakaran pantang pulang sebelum padam,” ujarnya.

Suria menyatakan BPBD Kalsel mendirikan posko di lima kawasan paling rawan karhutla. “Di setiap posko ada 10 personel yang siap siaga. Terutama di Posko 4 kawasan Bandara Internasional Syamsudin Noor,” tuturnya.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved