Kolom
Tenggelam di Tengah Isu Politik Nasional
Sebanyak 204 juta lebih masyarakat dari 38 provinsi di Tanah Air akan menjadi pemilih di Pilpres nanti
BANJARMASINPOST.CO.ID- TAK terasa, 160 hari lagi pemilihan umum (Pemilu) serentak 2024 digelar. Sebanyak 204 juta lebih masyarakat dari 38 provinsi di Tanah Air yang masuk dalam kriteria pemilih bakal melangkahkan kaki ke bilik pencoblosan.
Bukan sekadar mencoblos kertas bergambar, namun coblosan setiap pemilih itu bakal berpengaruh besar menentukan nasib Indonesia setidaknya 5 tahun selanjutnya. Kurang dari setengah tahun lagi tiba puncak Pemilu 2024, mayoritas saluran politik yang sampai di masyarakat didominasi oleh isu-isu Pilpres.
Balada bakal calon presiden dan bakal calon wakil presiden, bongkar pasang koalisi Pilpres hingga isu hukum yang ikut membaur di tengah tahun politik jadi topik utama. Kalimantan Selatan (Kalsel) juga tak luput dari hangatnya kisruh politik nasional ini. Kedatangan Cak Imin, seorang bakal calon wakil presiden ke Banua pada Rabu (6/9), jadi sorotan dan perbincangan publik. Ada juga aksi sejumlah sopir angkot di Jalan Bank Rakyat Kota Banjarmasin yang ramai-ramai menempel stiker berisi gambar wajah Gibran Rakabuming Raka anak Presiden Jokowi, Rabu (6/9).
Walau Gibran tak mendeklarasikan diri sebagai kandidat di Pilpres, namun dalam aksi yang digerakkan sejumlah relawan itu disematkan jargon “Maju Indonesia Saatnya yang Muda.”
Baca juga: Peringatan Dini Cuaca Banjarmasin dan 32 Kota Jumat 8 September 2023, Cek Cuaca Surabaya dan Bandung
Lagi-lagi isu politik level nasional. Dalam edisi pemberitaan yang sama, Banjarmasin Post mendapati bahwa tak sedikit masyarakat khususnya kalangan muda dan pemilih pemula yang masih asing dengan isu-isu politik daerah.
Contohnya seorang siswa SMKN 1 Martapura, Nurlia yang diwawancarai Banjarmasin Post, Rabu (6/9), mengaku tak banyak tahu soal sosok-sosok politisi Kalsel yang bakal mewakili Banua di kancah politik nasional di Senayan.
Ia mengaku tak banyak melihat sosialisasi yang detil dan bukti kerja nyata dari sosok-sosok yang masuk dalam bursa Pileg Dapil Kalsel, kecuali baliho-baliho dengan pose kaku di pinggir jalan. Ironisnya wawancara itu sebenarnya dilakukan saat gelaran kirab Pemilu 2024 di Kabupaten Banjar.
Fenomena tenggelamnya geliat politik daerah di tengah derasnya isu Pilpres memang jadi risiko Pemilu serentak. Tapi jika para politisi daerah pasrah saja dengan kondisi ini tentu tak mencerminkan idealnya suatu proses politik. Ini juga jadi pekerjaan rumah bagi penyelenggara Pemilu dan juga para politisi yang bakal jadi wakil rakyat daerah di Senayan untuk melakukan sosialisasi yang efektif dan relevan di era revolusi digital saat ini. (*)
Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Banjarmasin Post
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/banjarmasin/foto/bank/originals/anang-hermansyah-dan-ashanty-mencoblos.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.